Liputan6.com, Moskow - Presiden Prancis Emmanuel Macron mengungkap, Presiden Vladimir Putin telah meyakinkannya bahwa pasukan Rusia tidak akan meningkatkan krisis di dekat perbatasan Ukraina.
"Saya mendapatkan jaminan tidak akan ada kemunduran atau eskalasi," katanya sebelum bertemu dengan pemimpin Ukraina. Namun, Rusia mengatakan setiap saran jaminan itu "tidak benar", seperti dikutip dari laman BBC, Rabu (9/2/2022).
Baca Juga
Rusia telah membantah rencana untuk menyerang Ukraina, tetapi telah mengumpulkan lebih dari 100.000 tentara di dekat perbatasannya.
Advertisement
Para pejabat AS yakin Rusia telah mengumpulkan 70% kekuatan militer yang dibutuhkan untuk invasi skala penuh.
Ketegangan antara Rusia, Ukraina dan Barat terjadi hampir delapan tahun setelah Rusia mencaplok semenanjung Krimea selatan Ukraina.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Tensi Ukraina-Rusia
Moskow menuduh pemerintah Ukraina gagal mengimplementasikan perjanjian Minsk - kesepakatan internasional yang disponsori oleh Jerman dan Prancis untuk memulihkan perdamaian di timur, di mana pemberontak yang didukung Rusia menguasai petak-petak wilayah dan setidaknya 14.000 orang telah tewas sejak 2014.
Presiden Macron minggu ini melakukan kunjungan diplomatik ke ibu kota negara. Dia tiba di ibukota Ukraina, Kyiv, pada hari Selasa setelah hampir enam jam berbicara dengan Putin di Moskow pada hari Senin.
Pada konferensi pers dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, Macron mengatakan sekarang ada peluang untuk "membuat negosiasi ini bergerak maju" antara Rusia dan Ukraina, dan bahwa ia dapat melihat "solusi konkret" untuk mengurangi ketegangan.
Advertisement