Liputan6.com, Tokyo - Gelombang kasus COVID-19 terbesar di Jepang hingga saat ini menunjukkan tanda-tanda memuncak meskipun pihak berwenang memperpanjang pembatasan virus hingga bulan depan untuk mencoba menurunkan tingkat rawat inap.
Penasihat medis terkemuka, Shigeru Omi mengatakan pada hari Kamis (10 Februari) bahwa pusat kesehatan akan beralih ke fokus pada perawatan untuk orang tua dan mereka yang berisiko terkena penyakit serius. Demikian seperti dilansir dari laman Channel News Asia, Kamis (10/2/2022).
Baca Juga
"Sementara infeksi masih meningkat, ada tren yang relatif melambat di antara orang-orang yang bekerja di usia 20-an dan 30-an," katanya kepada wartawan setelah pertemuan gugus tugas kesehatan.
Advertisement
Pada hari Jumat (11/2), Jepang akan mengalami masa akhir pekan panjang yang di masa lalu bertepatan dengan peningkatan kasus.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Aturan COVID-19
Aturan pembatasan COVID-19 di Tokyo dan 12 prefektur yang akan berakhir pada hari Minggu akan diperpanjang hingga 6 Maret.
Sebuah panel ahli mengatakan bahwa sementara tingkat infeksi melambat, sistem medis tetap berada di bawah tekanan dan rawat inap dapat terus meningkat.
Tokyo melaporkan 18.287 infeksi baru pada hari Rabu, turun dari rekor 21.576 pada 2 Februari.
Advertisement