Liputan6.com, Jakarta - Hingga nyaris pertengahan Februari 2022, data kasus COVID-19 dari COVID-19 Dashboard by the Center for Systems Science and Engineering (CSSE) di Johns Hopkins University (JHU)Â menunjukkan total 408.553.932.
Dengan angka kematian akibat infeksi COVID-19 mencapai 5.802.661, dan dosis vaksin yang sudah diberikan mencapai 10.183.643.891.
Baca Juga
Amerika Serikat masih berada di posisi negara dengan kasus COVID-19 tertinggi di dunia, dengan total kasus 77.652.197 dan 918.451 kematian.
Advertisement
Dalam 28 hari terakhir, satu negara Asia masuk lima besar negara dengan kasus COVID-19. India berada di posisi ketiga dengan 5.735.582Â kasus baru dan 22.229 kematian. Sementara total infeksi di negara tersebut mencapai 42.586.544 dengan 507.981 kematian.
Lima negara dengan kasus COVID-19 terbanyak dalam 28 hari terakhir per Sabtu (12/2/2022) adalah:
- Amerika Serikat
- Prancis
- India
- Brasil
- Jerman
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
1.325 Kasus COVID-19 di Hong Kong Cetak Rekor Harian, Rumah Sakit Terisi 90 Persen
Pemerintah Hong Kong mencatat rekor 1.325 kasus baru COVID-19 pada Jumat 11 Februari 2022, kata otoritas kesehatan setempat, ketika wilayah administratif khusus China itu berjuang menghadapi wabah yang memburuk.
"Sistem kesehatan kami sudah kelebihan beban, ini benar-benar di luar kapasitas," kata pejabat senior kesehatan Chuang Shuk-kwan sebagaimana diwartakan Reuters, dikutip dari Antara, Sabtu (12/2/2022).
Dia mengatakan bahwa secara terpisah sedikitnya 1.500 kasus dinyatakan positif dalam tes pendahuluan (preliminary positive case).
Hong Kong menerapkan dua kali tes COVID untuk menentukan kasus positif yang terkonfirmasi.
Ranjang rumah sakit untuk pasien COVID-19 di kota itu telah terisi 90 persen, menurut data Otoritas Rumah Sakit, sementara kapasitas fasilitas isolasi juga mendekati batas maksimalnya.
Jumlah kasus di Hong Kong telah meningkat 10 kali lipat sejak 1 Februari. Para pakar kesehatan memperingatkan kota itu bisa mencatat 28.000 kasus harian pada akhir Maret.
Banyaknya orang lanjut usia (lansia) yang tidak divaksinasi juga menimbulkan kekhawatiran khusus.
Lima lansia yang terinfeksi Virus Corona jenis itu meninggal pekan ini. Hong Kong tidak mencatat satu pun kematian terkait COVID-19 sejak September tahun lalu.
Sejauh ini, kota itu telah melaporkan sekitar 20.000 infeksi dan 218 kematian, masih jauh lebih rendah dari kota-kota besar serupa lainnya.
Meskipun hanya sedikit pasien COVID-19 yang mengalami kondisi kritis, beberapa rumah sakit sudah penuh, kebanyakan oleh warga yang mengeluhkan sakit tenggorokan.
Para ahli kesehatan juga mengkhawatirkan perkiraan lonjakan infeksi yang bisa meningkatkan jumlah pasien yang parah, terutama di kalangan lansia yang sebagian besar belum divaksinasi.
Setiap hari ratusan ribu orang diharuskan menjalani tes, termasuk lansia dan anak-anak. Mereka antre berjam-jam dalam barisan ketat di luar pusat-pusat pengujian sehingga meningkatkan risiko penularan.
Sementara itu, China mengatakan akan mendukung penuh Hong Kong dengan strategi "nol dinamis" yang diberlakukannya.
Tiga menteri Hong Kong akan bertemu dengan pejabat China di Shenzhen untuk membahas dukungan itu, kata pemerintah dalam pernyataan.
Beijing "sangat prihatin" dengan keselamatan dan kesehatan penduduk serta ekonomi dan kehidupan rakyatnya, kata seorang juru bicara Kantor Urusan Hong Kong dan Makau (HKMAO) yang berada di bawah Dewan Negara China atau kabinet.
Kantor itu mengatakan akan membantu Hong Kong mengatasi COVID-19.
"Selama Hong Kong meminta, ibu pertiwi pasti akan merespons… Bergandeng tangan, kita pasti akan mampu mengatasi wabah ini segera," kata HKMAO.
Advertisement