Liputan6.com, Seoul - Kasus harian COVID-19 di Korea Selatan telah tembus hingga 100 ribu. Ini pertama kalinya angka kasus tersebut diraih Korea Selatan.Â
Lonjakan kasus COVID-19 ini terjadi sekitar dua pekan usai mudik liburan Imlek pada awal Februari di Korsel. Varian Omicron juga masih dominan.Â
Berdasarkan data situs kementerian kesehatan Korsel, ada 109 ribu kasus COVID-19 pada Jumat (18/2/2022). Ada 385 orang yang masuk kategori parah, serta ada laporan 45 orang meninggal dunia.Â
Advertisement
Meski demikian, Yonhap melaporkan bahwa pemerintah Korea Selatan memberi sedikit kelonggaran kepada tempat usaha seperti restoran dan kafe untuk buka hingga pukul 22.00 malam. Sebelumnya, jam 21.00 mereka sudah harus tutup.Â
Jumlah orang yang berkumpul masih dibatasi menjadi enam orang saja.Â
Pakar memprediksi jelang akhir Februari 2021 bisa ada 170 ribu kasus per hari. Perdana Menteri Korsel Kim Boo-kyum menyampaikan bahwa puncak kasus diperkirakan berakhir pada akhir Februari hingga pertengahan Maret.
Â
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Menunggu Gelombang Berakhir
Yonhap melaporkan bahwa pemerintah awalnya ingin menambah jumlah minimum kumpul-kumpul hingga delapan orang, akan tetapi rencana itu batal akibat lonjakan kasus harian.
Pelonggaran jam operasional diberlakukan pada Sabtu besok karena menimbang nasib pedagang kecil dan wirausahawan.
"Kita tidak bisa mengabaikan realita para pebisnis kecil dan wirausahawan," ujar Perdana Menteri Kim Boo-kyum.
"HIngga gelombang Omicron beralih ke tren menurun setelah melewati puncak, maka kami memutuskan untuk masih menetapkan struktur sistem jaga jarak terkini," ujarnya.
Aturan paspor vaksin untuk anak-anak juga akan dimundurkan di Korsel hingga April 2022.
Advertisement