Liputan6.com, Moskow - Duta Besar Indonesia untuk Rusia Jose Tavares mengatakan tidak ada larangan bagi warga Rusia membahas isu politik sensitif, termasuk krisis Ukraina.
"Kita membicarakan isu ini terbuka. Tidak ada imbauan di Rusia tak boleh membahas isu-isu negatif. Di televisi, Youtube, internet yang bisa diakses. Orang membahasnya secara luas baik masyarakat di sini dan mahasiswa Indonesia," kata Dubes Jose Tavares kepada Liputan6.com, Jumat (18/2/2022).
Advertisement
Baca Juga
"Jadi tidak ada larangan tidak boleh membahas politik yang sensitif," ujarnya.
Bahkan, Dubes Jose membocorkan bahwa besok, Sabtu 19 Februari para mahasiswa Indonesia di Rusia akan membahas situasi yang terjadi antara Rusia dan Ukraina.
"Tidak ada larangan tidak boleh membahas politik yang sensitif. Besok saja pada Sabtu (19 Februari), rekan-rekan persatuan mahasiswa di Rusia akan membahas situasi yang di hadapi saat ini, yaitu ketegangan antara Rusia dan Ukraina," kata Dubes Jose.
"Rusia saat ini beda yang dulu, saat era Uni Soviet. Di sini orang bebas saja, ada perdebatan di televisi ada talkshow, ada pro dan kontra juga. Jadi pembahasan itu sangat terbuka," ujar Dubes Jose.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Situasi di Perbatasan Wilayah Rusia
Dubes Jose Tavares mengatakan bahwa situasi di kota-kota perbatasan Rusia sejauh ini kondusif dan kehidupan berjalan seperti biasa.
"Di kota-kota perbatasan aman saja. Saya juga pergi ke sana, awal Februari ini, dan melihat langsung kondisi di sana," kata Dubes Jose.
"Sebenarnya, waktu saya berdiskusi dengan warga di sana, kebetulan semuanya adalah mahasiswa sekitar 33 orang."
Meskipun kondisi di kota-kota dekat perbatasan aman, Dubes Jose menjelaskan bahwa pemerintah RI punya protokol tetap dan menjadi SOP.
"Kita tetap menjamin keselamatan masyarakat Indonesia. Kita tetap mengimbau, lebih waspada. Jangan bepergian lebih dekat perbatasan, meskipun tidak ada larangan. Boleh masuk ke sana, tapi saya melarang. Anak-anak kita (mahasiswa) jangan sampai Anda bepergian ke sebelah dulu."
"Kami juga meminta mahasiswa mendengarkan pengumuman dari pemerintah setempat dan juga jalin kontak dengan KBRI. Karena apabila situasinya berkembang menjadi buruk, maka kami akan memindahkan warga Indonesia dari perbatasan."
Advertisement