Sukses

19 Februari 2022: 421 Juta Warga Dunia Terinfeksi COVID-19, Kasus Indonesia Terbanyak ke-4 di Asia

Menurut situs World o Meter, India berada di puncak negara Asia dengan kasus COVID-19 terbanyak, diikuti oleh Turki, Iran, Indonesia dan Jepang.

Liputan6.com, Jakarta - Menurut data dari COVID-19 Dashboard by the Center for Systems Science and Engineering (CSSE) di Johns Hopkins University (JHU), sudah 421.589.757 kasus COVID-19 di dunia. Dengan total kematian mencapai 5.873.441.

Sementara total dosis vaksin COVID-19 yang telah didistribusikan berdasarkan data tersebut sebanyak 10.317.692.830.

Menurut data yang dikutip Sabtu (19/2/2022), lima besar negara dengan kasus COVID-19 tertinggi adalah Amerika Serikat, Prancis, Jerman, Brasil, Rusia. Tak ada dari negara Asia.

India yang sebelumnya beberapa waktu lalu berada di posisi lima besar, kini kasusnya telah turun dalam 28 terakhir, beradai di posisi keenam.

Bagaimana dengan negara Asia lain?

Menurut situs World o Meter, India berada di puncak negara Asia dengan kasus COVID-19 terbanyak, diikuti oleh Turki, Iran, Indonesia dan Jepang.

Indonesia berada di tempat keempat dalam lima besar negara Asia dengan kasus COVID-19 terbanyak.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

California Terapkan Kebijakan COVID-19 Seperti Endemi

Sementara itu, Gubernur California, Gavin Newsom, telah mengumumkan pendekatan “endemik” terhadap kondisi COVID-19 di negara bagiannya, menjadi negara bagian pertama yang melakukan pergeseran tersebut.

Rencana yang diumumkan pada Kamis (17/2) itu lebih menekankan langkah pencegahan dan reaksi cepat terhadap perebakan ketimbang pemberlakuan mandat.

Keputusan itu diambil dua tahun setelah Newsom memberlakukan perintah tinggal di rumah ketika lonjakan kasus virus corona gelombang pertama menghantam Amerika Serikat, demikian dikutip dari laman VOA Indonesia, Sabtu (18/2/2022).

Newsom mengatakan tidak ada garis finis dalam menghadapi pandemi.

Rencana itu bertujuan untuk mengembalikan kehidupan masyarakat ke kondisi normal sambil menerapkan sejumlah kebijakan, prosedur dan institusi yang dapat lebih cepat mengidentifikasi lonjakan dan bereaksi terhadapnya.

Penggunaan masker tidak akan diwajibkan, meski tetap dianjurkan di banyak tempat.

Pemerintahan Newsom membuat slogan berupa akronim yang merangkum elemen-elemen kunci pendekatan barunya tersebut: SMARTER.

Huruf-huruf itu merupakan singkatan dari kata Shots (Suntikan), Masks (Masker), Awareness (Kesadaran), Readiness (Kesiapan), Testing (Pengujian), Education (Edukasi) dan Rx, yang merupakan singkatan umum untuk resep dan merujuk pada peningkatan perawatan penyakit COVID-19.

Selengkapnya di sini...