Sukses

Krisis Keuangan Picu Kekurangan Bahan Bakar, Sri Lanka Terapkan Pemadaman Bergilir

Pihak berwenang di Sri Lanka bahkan sampai menerapkan pemadaman listrik bergilir di seluruh negara pulau itu akibat krisis keuangan yang memicu kekurangan bahan bakar.

Liputan6.com, Kolombo - Krisis keuangan yang semakin parah menyebabkan tengah melanda Sri Lanka. Hal itu bahkan memicu kekurangan bahan bakar dan melumpuhkan jaringan listriknya.

Mengutip VOA Indonesia, Rabu (23/2/2022), pihak berwenang di Sri Lanka bahkan sampai menerapkan pemadaman listrik bergilir di seluruh negara pulau itu.

Menurut informasi, Komisi Kepentingan Publik Sri Lanka mengatakan bahwa pihaknya akan mematikan jaringan listrik di negara itu selama empat setengah jam pada Rabu 23 Februari, setelah sebelumnya melakukan pemadaman selama dua jam pada Senin 21 Februari dan Selasa 22 Februari.

Cadangan devisa negara yang menipis telah memicu krisis ekonomi terburuk di Sri Lanka selama puluhan tahun.

Badan pengawas mengatakan dewan dari perusahaan listrik negara Ceylon telah meminta izin untuk melakukan pemadaman, karena kurangnya bahan bakar yang tersedia telah menyebakan hilangnya daya listrik sebanyak 700 megawatt pada jaringan listrik nasional.

Krisis mata uang menghambat impor bahan bakar dan kebutuhan pokok lain dari luar negeri, termasuk susu bubuk, gas untuk memasak, dan bensin.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 3 halaman

Krisis Bahan Bakar

Ketua komisi, Janaka Ratnayake, mengatakan "kekurangan bahan bakar menyebabkan masalah" seraya menambahkan bahwa negaranya "mengalami krisis bahan bakar, bukan krisis listrik."

Sri Lanka meminjam uang kepada pihak internasional dalam jumlah besar dan harus melakukan pembayaran kembali sebesar $12,5 miliar dalam bentuk obligasi negara internasional.

Para pejabat mengatakan, pemerintah secara bertahap membangun kembali cadangan untuk memastikan dapat membayar utangnya.

3 dari 3 halaman

Infografis 6 Cara Efektif Hadapi Potensi Penularan COVID-19 Varian Omicron