Sukses

Agen Rahasia Lebanon Bongkar Rencana Bom Bunuh Diri ISIS di Beirut

Ada lima perekrut ISIS yang ditangkap di Lebanon karena merencanakan serangan.

Liputan6.com, Beirut - Pasukan keamanan Lebanon menahan lima anggota teroris yang merekrut anggota untuk melaksanakan bom bunuh diri di ibu kota Beirut. Bendera ISIS berhasil disita dari para pelaku.

Menteri Dalam Negeri Bassam Mawlawi berkata bahwa kelompok itu berencana melaksanakan operasi di tiga lokasi di sebelah selatan Beirut. Lokasi itu adalah basis Hizbullah.

Para teroris itu adalah jaringan Palestina.

"Jaringan teroris warga Palestina yang merekrut pemuda ingin melaksanakan operasi besar dengan ikat pinggang peledak dan misil yang bisa menyebabkan banyak korban," ujar Malawi, dikutip Arab News, Kamis (24/2/2022).

Skema ini terkuak setelah agen spesialis Lebanon berhasil menyamar sebagai simpatisan ISIS dan berkomunikasi dengan anggota ISIS di Suriah pada 2021, sehingga informasi peledakan berhasil ketahuan.

Lima orang ditahan itu dituduh merencanakan serangan dan menyiapkan senjata dan peledak. Berikut cerita infiltrasi agen rahasia Lebanon tersebut:

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Agen Rahasia Lebanon

Berdasarkan rilis pasukan keamanan Lebanon, anggota ISIS dari Suriah itu memiliki nama Assad Al-Chamy, kemudian seorang agen spesialis Lebanon menyusup dengan nama samaran "Abu Khutab" untuk berkomunikasi dengan Al-Chamy.

Al-Chamy bertanya kepada Abu Khutab apakah ia siap melaksanakan serangan bunuh diri. "Abu Khutab" lantas pura-pura setuju.

Anggota ISIS itu lantas berkata akan mengirim ikat pinggang peledak. Abu Khutab juga terkoneksi dengan operator bernama "Abu Jaafar" untuk melatih memakai peledak.

Komunikasi antara agen Abu Khutab dan Abu Jaafar terus berlanjut hingga akhir 2021 hingga Abu Khutab dikirim tiga rompi peledak (suicide vest), dua granat tangan, dan uang 1,9 juta pound Lebanon. Pemberian itu terpantau oleh drone.

Tiga vest itu memiliki peledak yang bisa membunuh ratusan orang dan memicu kehancuran di area 300 meter.

Pada 17 Februari 2022, Al-Chamy berkata akan mengirimkan senapan Kalashnikov, empat granat tangan, 1,5 juta pound, dan bendera ISIS. Ia pun meminta supaya Abu Khutab melaksanakan aksi peledakan di tiga lokasi secara bersamaan pada tiga hari kemudian.

Al-Chamy berhasil ditangkap pada Selasa (22/2) ketika hendak memberikan senjata kepada agen Lebanon. Pihak berwajib menyatakan semua pelaku adalah orang Palestina yang tinggal di kamp Al-Hilweh.

Sebagian pelaku terafiliasi dengan Daesh alias ISIS.