Liputan6.com, Moskow - Apakah warga Rusia mendukung perang melawan Ukraina? Mungkin ini adalah pertanyaan yang ada di benak semua orang sejak pengerahan pasukan Rusia di dekat perbatasan Ukraina dimulai.
"Bukan itu yang kami tanyakan," ujar Denis Volkov, seorang yang bekerja di bidang jajak pendapat di Levada-Center yang terkenal di Moskow.
Advertisement
Baca Juga
"Itu adalah sikap marjinal. Mungkin saja seseorang memiliki pandangan itu, tetapi mereka yang benar-benar menginginkannya dan menyerukannya sedikit dan jarang."
Namun, di media Rusia, masalah ini tidak tabu.
Dikutip dari laman DW.com, Kamis (24/2/2022) Populis sayap kanan terkenal dan anggota parlemen Vladimir Zhirinovsky, yang sering muncul di acara bincang-bincang politik, telah secara terbuka mempertimbangkan untuk menyerang Ukraina selama bertahun-tahun.
Baru-baru ini, ia menganjurkan penggunaan "kekuatan militer" dalam sebuah wawancara di surat kabar pada akhir tahun lalu, jika Ukraina gagal memenuhi tuntutan Rusia seperti membatalkan aksesi ke NATO.
Tampil di saluran TV milik negara, Russia-1 beberapa tahun lalu, Zhirinovsky mengoceh tentang menjatuhkan bom nuklir di kediaman Presiden Ukraina saat itu, Petro Poroshenko, di Kiev.
Permainan pikiran yang menyeramkan itu juga dapat ditemukan di media sosial. Misalnya, seorang jurnalis Rusia baru-baru ini menulis di Twitter: "Sudah waktunya untuk membebaskan Ukraina."
Tidak jelas seberapa luas sentimen semacam itu di antara publik Rusia. Dari sekitar 7,5% pemilih yang memilih Partai Demokrat Liberal Rusia (LDPR) Zhirinovsky selama pemilihan parlemen pada September 2021, tidak semua akan menyambut perang melawan Ukraina.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Perang Atau Tidak?
Sekitar 36% orang Rusia yang disurvei percaya bahwa "sangat mungkin" bahwa ketegangan saat ini dapat berujung pada perang antara Rusia dan Ukraina.
Sementara 4% lainnya percaya bahwa perang semacam itu bahkan "tak terhindarkan," menurut jajak pendapat yang dilakukan oleh Levada-Center pada akhir 2021.
"Itu lebih dari sebelumnya, jumlahnya meningkat," kata Volkov.
"Kebanyakan orang tidak menginginkan perang, mereka takut akan hal itu, tetapi ada perasaan bahwa itu mungkin sudah dekat," tambahnya.
Jika perang pecah antara Rusia dan Ukraina, satu dari dua orang Rusia akan menyalahkan AS dan negara-negara NATO.
16% akan menyalahkan Ukraina; hanya 4%, bagaimanapun, akan membuat Rusia harus bertanggung jawab.
Advertisement