Liputan6.com, Kiev - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada Jumat (25/2) mengatakan bahwa negaranya dibiarkan sendiri untuk memerangi Rusia setelah Kremlin melancarkan invasi skala penuh terhadap Ukraina.
Penyataan menyedihkan Volodymyr Zelensky ini disusul dengan data yang menunjukkan bahwa lebih dari 130 warga Ukraina tewas pada hari pertama.
Advertisement
Baca Juga
Dikutip dari laman timesofisrael, Jumat (25/2/2022), ia juga meminta bantuan ketika warga sipil menumpuk di kereta dan mobil guna melarikan diri.
“Kami ditinggalkan sendirian untuk membela negara kami,” kata Volodymyr Zelensky dalam pidato video emosional kepada bangsa setelah tengah malam.
“Siapa yang siap bertarung bersama kita? Saya tidak melihat siapa pun. Siapa yang siap memberi Ukraina jaminan keanggotaan NATO? Semua orang takut,” tambahnya.
Rusia meluncurkan invasi skala penuh ke Ukraina pada Kamis (24/2), melancarkan serangan udara di kota-kota dan pangkalan militer dan mengirimkan pasukan dan tank dari tiga sisi.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Pahlawan Gugur
Zelensky mengatakan bahwa 137 orang, termasuk 10 perwira militer, telah tewas dan 316 orang terluka. Korban tewas termasuk semua penjaga perbatasan di Pulau Zmiinyi di wilayah Odesa, yang diambil alih oleh Rusia.
Zelensky juga mengatakan bahwa "kelompok sabotase" Rusia telah memasuki ibu kota Kyiv, dan mendesak warga kota untuk tetap waspada dan mematuhi jam malam.
Dia mengakhiri pidatonya dengan mengatakan bahwa “nasib negara sepenuhnya bergantung pada tentara kita, pasukan keamanan, semua pembela kita.”
Sebelumnya, dia men-tweet bahwa “Rusia telah memulai jalan kejahatan, tetapi Ukraina terus membela diri dan tidak akan melepaskan kebebasannya.”
Advertisement