Liputan6.com, Kiev - Rusia hampir menduduki ibukota Ukraina, Kiev sejak operasi militer diumumkan oleh Vladimir Putin pada Kamis (24/2).
Laporan terbaru, invasi tentara Rusia ke Ukraina kini telah menguasai pinggiran ibu kota Jumat (25/2) setelah melancarkan serangan udara di kota-kota dan pangkalan militer.
Advertisement
Baca Juga
Dikutip dari laman AP, Jumat (25/2/2022) Rusia juga mengirim pasukan dan tank dari tiga sisi dalam serangan besar.
Ledakan terdengar sebelum fajar di Kiev ketika para pemimpin Barat menjadwalkan pertemuan darurat, sementara presiden Ukraina memohon bantuan internasional. Sifat ledakan itu tidak segera jelas, tetapi ledakan itu terjadi di tengah tanda-tanda bahwa ibu kota dan kota terbesar Ukraina semakin terancam setelah sehari pertempuran yang menewaskan lebih dari 100 warga.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan, pemerintah memiliki informasi bahwa "kelompok subversif" merambah kota, dan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan Kiev "bisa saja dikepung" dalam apa yang diyakini pejabat AS sebagai upaya berani oleh Presiden Rusia Vladimir Putin.
Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengatakan kepada anggota parlemen melalui panggilan telepon Kamis (24/2) malam bahwa pasukan Rusia yang masuk dari Belarus berada sekitar 20 mil dari Kiev, menurut seseorang yang mengetahui panggilan tersebut.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Pilihan Operasi Militer dari Vladimir Putin
Serangan itu, yang diantisipasi selama berminggu-minggu oleh AS dan sekutu Barat dan dilakukan oleh Putin dalam menghadapi kecaman internasional dan sanksi yang berjatuhan, merupakan perang darat terbesar di Eropa sejak Perang Dunia II.
Rudal Rusia membombardir kota-kota dan pangkalan militer pada hari pertama serangan itu, dan para pejabat Ukraina mengatakan mereka telah kehilangan kendali atas pembangkit listrik tenaga nuklir Chernobyl yang dinonaktifkan, tempat terjadinya bencana nuklir terburuk di dunia.
“Rusia telah memulai jalan kejahatan, tetapi Ukraina membela diri dan tidak akan melepaskan kebebasannya,” cuit Zelenskyy.
Zelenskyy mengatakan dalam sebuah pidato video bahwa 137 "pahlawan", termasuk 10 perwira militer, telah tewas dan 316 orang terluka. Korban tewas termasuk penjaga perbatasan di Pulau Zmiinyi di wilayah Odesa, yang diambil alih oleh Rusia.
Advertisement