Sukses

Prancis Akan Kirim Senjata Pertahanan Untuk Ukraina

Macron menulis bahwa Prancis akan memberi Ukraina bantuan anggaran tambahan sebesar 300 juta euro.

Liputan6.com, Paris - Prancis akan menyediakan peralatan pertahanan ke Ukraina, kata Presiden Prancis Emmanuel Macron dalam pidato tertulis di depan dua badan legislatif.

Pidato itu tidak merinci peralatan apa yang akan digunakan, demikian dikutip dari laman CNN, Sabtu (26/2/2022).

Macron menulis bahwa Prancis akan memberi Ukraina bantuan anggaran tambahan sebesar 300 juta euro dan akan menyediakan materi pertahanan yang mereka butuhkan.

Prancis sebelumnya tidak memberikan senjata ke Ukraina tetapi telah memberikan bantuan kemanusiaan dan dukungan anggaran.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah mengimbau warga untuk mengangkat senjata melawan pasukan Rusia dan telah mendistribusikan senjata dan amunisi kepada pasukan cadangan.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 3 halaman

PBB Gelontorkan Dana Rp 287 Miliar Bantu Situasi di Ukraina

PBB akan mengalokasikan US$20 juta atau Rp 287 miliar demi mendukung operasi darurat di sepanjang jalur konflik Ukraina. Selain itu, para pemimpin Bank Dunia dan IMF memperingatkan dampak global bagi pemulihan ekonomi.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan bahwa PBB dan mitra kemanusiaannya "berkomitmen untuk tinggal dan memberikan dukungan pada orang-orang di Ukraina pada saat mereka membutuhkan … terlepas dari siapa atau di mana mereka berada.”

"Dengan jumlah kematian yang meningkat, kami melihat wajah ketakutan, kesedihan, dan teror di setiap sudut Ukraina,” kata Sekjen PBB itu. "Orang-orang yang tidak bersalah, selalu membayar dengan harga tertinggi.”

Kepala Kemanusiaan PBB Martin Griffiths mengatakan US$20 juta dari Dana Tanggap Darurat Pusat PBB akan mendukung operasi darurat di sepanjang jalur kontak di Donetsk timur, Luhansk, dan daerah lain di negara itu, serta akan "membantu perawatan kesehatan, tempat tinggal, makanan, air, dan sanitasi untuk orang-orang yang paling rentan terkena dampak konflik.”

Direktur Eksekutif Program Pangan Dunia (WFP) PBB, David Beasley, menyatakan keprihatinan atas potensi dampak konflik terhadap akses pangan bagi warga sipil di daerah konflik, demikian dikutip dari laman DW Indonesia, Sabtu (26/2/2022).

Tim WFP yang ada di lapangan siap untuk membantu "asalkan diberikan akses dan tersedia sumber daya,” katanya. "Kami mengimbau semua pihak untuk memastikan bahwa komunitas yang terkena dampak memiliki akses ke dukungan kemanusiaan apa pun yang mungkin mereka butuhkan dan keselamatan staf kemanusiaan di lapangan dijamin.”

Sementara itu, Presiden Komite Internasional Palang Merah (ICRC), Peter Maurer, mengatakan "intensifikasi dan penyebaran konflik berisiko menimbulkan skala kematian dan kehancuran yang menakutkan untuk direnungkan, mengingat kapasitas militer yang sangat besar yang terlibat.”

Prioritas ICRC adalah membantu mereka yang membutuhkan. Pekan ini, ICRC mengirimkan 3.000 liter air ke Rumah Sakit Dokuchaevsk yang dikuasai pemberontak dan 7.000 liter ke kota Donetsk, serta mengunjungi fasilitas penahanan untuk membantu meningkatkan kebersihan dan nutrisi.

Antonio Viitorino, Direktur Jenderal Kantor Internasional PBB untuk Migrasi (IOM), mengatakan konflik delapan tahun di Ukraina telah menelantarkan lebih dari 1,4 juta orang yang sekarang bergantung pada bantuan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka.

"Eskalasi ini hanya akan memperpanjang kebutuhan kemanusiaan dan menambah penderitaan jutaan keluarga,” katanya. Ia menekankan bahwa IOM berkomitmen untuk berada di Ukraina dan akan terus "beroperasi secara netral dan tidak memihak.”

3 dari 3 halaman

Infografis Rusia Serang Ukraina dan Dalih Vladimir Putin