Sukses

Krisis Ukraina, Mantan PM Shinzo Abe Minta Jepang Siapkan Senjata Nuklir

Invasi Rusia ke Ukraina telah menarik kesejajaran langsung di Jepang dengan potensi invasi China ke Taiwan atau pengambilalihan pulau-pulau yang dikuasai Jepang di Laut China Timur.

Liputan6.com, Tokyo - Mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe secara kontroversial menyarankan negaranya harus mempertimbangkan untuk mengizinkan Amerika Serikat menempatkan senjata nuklir di Jepang.

Dikutip dari laman BBC, Senin (28/2/2022) penyataan ini disampaina Shinzo Abe menyusul invasi Rusia ke Ukraina.

Dia membuat pernyataan saat membahas dampak krisis Ukraina selama wawancara televisi.

Invasi Rusia ke Ukraina telah menarik kesejajaran langsung di Jepang dengan potensi invasi China ke Taiwan atau pengambilalihan pulau-pulau yang dikuasai Jepang di Laut China Timur.

Wartawan BBC Tokyo Rupert Wingfield-Hayes mengatakan bahwa secara politik ini adalah salah satu tabu terbesar di Jepang.

Sejak Perang Dunia Kedua, Jepang telah berkomitmen untuk tidak pernah memiliki, memproduksi atau menggunakan senjata nuklir di wilayahnya.

Abe juga mengatakan dia yakin AS harus menjelaskan kepada China bahwa mereka akan membela Taiwan jika Beijing menyerang pulau itu.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

PM Jepang Fumio Kishida Tak Setuju

Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida menyatakan, sama sekali "tidak dapat diterima" bagi Jepang untuk membuat kesepakatan berbagi nuklir dengan Amerika Serikat (AS), seraya menolak gagasan bahwa Jepang seharusnya menjadi lokasi penempatan senjata nuklir AS.

Setelah mendapat panggilan telepon dari mantan perdana menteri Shinzo Abe sehari sebelumnya untuk membahas opsi berbagi nuklir, Kishida mengatakan di parlemen, "langkah itu tidak dapat diterima mengingat sikap negara kita yang mempertahankan tiga prinsip nonnuklir."

Jepang telah mematuhi tiga prinsipnya untuk tidak memproduksi, memiliki, atau mengizinkan senjata nuklir di wilayahnya, dengan prinsip-prinsip yang terinspirasi oleh bom atom yang menghancurkan kota Hiroshima dan Nagasaki di Jepang dalam Perang Dunia II.

Kishida, yang konstituennya berada di Hiroshima, adalah seorang pendukung proliferasi nonnuklir dan secara vokal menyatakan harapannya akan dunia yang bebas dari senjata nuklir.

Di bawah aturan berbagi nuklir, beberapa anggota nonnuklir dari Pakta Pertahanan Atlantik Utara (North Atlantic Treaty Organization/NATO) menjadi lokasi penempatan senjata nuklir AS. 

3 dari 5 halaman

150 Ribu Warga Ukraina Mengungsi Akibat Invasi Rusia

Invasi Rusia telah menyebabkan 150 ribu warga Ukraina mengungsi ke negara-negara lain. Hal ini juga membuat orang tua terpisah dari anak-anak mereka, pasalnya laki-laki berusia 18-60 tahun tidak boleh meninggal Ukraina. 

Berdasarkan laporan AP News, Senin (28/2/2022), warga Ukraina melarikan diri ke Polandia, Hungaria, dan negara-negara tetangga lainnya. Ada yang berjalan kaki, ada pula yang naik kereta, mobil, atau bus.

Pemerintah-pemerintah negeri jiran juga sudah menyiapkan pusat-pusat untuk menyambut pengungsi.

"Jumlah dan situasinya berubah dari menit ke menit," ujar Joung-ah Ghedini-Williams, juru bicara Komisi Tinggi PBB untuk Pengungsi.

"Setidaknya 150 ribu orang telah melarikan diri, mereka mencari pengungsian di luar Ukraina," lanjutnya. "Setidaknya 100 ribu orang, tetapi mungkin lebih banyak lagi, yang dipindahkan di dalam Ukraina."

Komisi PBB itu memprediksi hingga 4 juta orang bisa mengungsi apabila situasi invasi Rusia bertambah buruk.

Rencananya, WNI di Ukraina juga akan dipindahkan ke Polandia dan Rumania.

4 dari 5 halaman

Sekjen PBB Minta Perang Rusia Vs Ukraina Dihentikan

Perang Rusia dan Ukraina masih berlangsung sejak operasi militer diumumkan Presiden Vladimir Putin pada 24 Februari 2022. Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres pun menyerukan agar invasi Rusia ke Ukraina segera diakhiri.

"Perang di Ukraina harus dihentikan. Perang ini merajalela di seluruh negara itu, dari udara, darat, dan laut. Perang ini harus dihentikan sekarang," kata Guterres dalam rapat khusus darurat Majelis Umum PBB tentang Ukraina, seperti dilansir Xinhua.

"Cukup sudah. Para tentara harus kembali ke barak mereka. Para pemimpin harus mengupayakan perdamaian. Warga sipil harus dilindungi. Undang-undang hak asasi manusia dan kemanusiaan internasional harus dijunjung tinggi. Kedaulatan, kemerdekaan, dan integritas wilayah Ukraina, di dalam perbatasannya yang diakui secara internasional, harus dihormati," lanjut Guterres.

Menurutnya, saat ini dunia tidak hanya sedang menghadapi tragedi untuk Ukraina, tetapi juga krisis regional besar dengan potensi implikasi yang membahayakan bagi semua. "Kemarin, pasukan nuklir Rusia bersiaga dengan kewaspadaan tinggi. Ini adalah perkembangan situasi yang mengerikan. Gagasan tentang konflik nuklir saja sungguh tak terbayangkan. Tidak ada yang dapat membenarkan penggunaan senjata nuklir."

Satu-satunya solusi sejati, Guterres menegaskan, adalah perdamaian. "Senjata kini sedang berbicara, tetapi jalur dialog harus selalu tetap terbuka. Tidak pernah terlambat untuk melakukan negosiasi beritikad baik dan menyelesaikan segala masalah secara damai."

5 dari 5 halaman

Infografis Rusia Vs Ukraina, Ini Perbandingan Kekuatan Militer

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.