Sukses

Efek Invasi, Keberadaan Media Independen Rusia Semakin Terancam

Media independen Rusia semakin tertekan atas masalah invasi pemerintah Negeri Beruang Merah ke Ukraina.

Liputan6.com, Moskow - Media independen Rusia semakin tertekan atas masalah invasi pemerintah Negeri Beruang Merah ke Ukraina.

“Kami menerbitkan naskah ini selagi masih ada waktu,” demikian pernyataan yang ditulis di situs media independent Rusia Meduza.

“Dalam beberapa hari ke depan, atau mungkin hari ini, sangat mungkin bahwa tidak akan ada media independen yang tersisa di Rusia,” demikian bunyi pernyataan yang diterbitkan situs Meduza itu pada Kamis (3/3).

Media independen itu mengatakan bahwa regulator Moskow, Roskomnadzor, sudah menuntut agar para jurnalis di Rusia merujuk invasi Rusia di Ukraina sebagai “operasi militer khusus," demikian dikutip dari laman VOA Indonesia, Sabtu (5/3/2022)

Roskomnadzor memperingatkan lebih dari puluhan saluran media, termasuk situs VOA berbahasa Rusia, akan dikenakan denda atau diblokir kecuali jika mereka mencabut muatan berita yang dinilai ilegal oleh pemerintah Rusia atau berita yang merinci informasi militer.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 3 halaman

Hak Kebenaran

Direktur Sementara VOA Yolanda Lopez, pada Rabu (2/3), mengatakan jaringan media yang dipimpinnya tidak bisa mematuhi perintah itu sekaligus menambahkan, “rakyat Rusia berhak memperoleh akses penuh terhadap pers yang bebas.”

Media pemerintah Rusia juga berada di bawah tekanan di saat Uni Eropa melarang siaran mereka dan RT Amerika mengumumkan pada Kamis (3/3) bahwa pihaknya akan menghentikan operasinya di AS.

3 dari 3 halaman

Infografis Reaksi Global terhadap Serbuan Rusia ke Ukraina