Liputan6.com, Jenewa - Jumlah orang yang melarikan diri dari invasi Rusia ke Ukraina telah mencapai 1,5 juta, menjadikannya krisis pengungsi dengan pertumbuhan tercepat di Eropa sejak Perang Dunia II, kata PBB pada Minggu (6 Maret).
"Lebih dari 1,5 juta pengungsi dari Ukraina telah menyeberang ke negara-negara tetangga dalam 10 hari," kata Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi Filippo Grande di Twitter.
Baca Juga
PBB menggambarkan arus keluar sebagai "krisis pengungsi yang tumbuh paling cepat di Eropa sejak Perang Dunia II". Pada hari Sabtu (5/3), dilaporkan bahwa hampir 1,37 juta pengungsi telah melarikan diri.
Advertisement
Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia, Tedros Adhanom Ghebreyesus, juga menyatakan keprihatinan mendalam atas situasi kemanusiaan yang memburuk.
"@WHO telah mengkonfirmasi beberapa serangan terhadap perawatan kesehatan di #Ukraina, menyebabkan banyak kematian dan cedera. Laporan tambahan sedang diselidiki," cuit Tedros.
"Serangan terhadap fasilitas kesehatan atau pekerja melanggar netralitas medis dan merupakan pelanggaran hukum humaniter internasional."
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kondisi Pengungsi Ukraina
WHO mengatakan pada hari Minggu bahwa pihaknya telah mengerahkan staf ke Moldova, Polandia dan Rumania "untuk meningkatkan kapasitas respons dari kantor negaranya, termasuk operasi, keterlibatan dengan mitra dan dukungan kepada pemerintah (Ukraina) untuk respons kesehatan".
Badan tersebut mengatakan pihaknya juga telah memobilisasi logistik untuk mendirikan pusat operasional di negara tetangga Polandia dan membantu mengamankan koridor darat "untuk memfasilitasi pergerakan pasokan yang cepat ke populasi yang terkena dampak".
Ia menambahkan pengiriman kedua pasokan kesehatan sedang dalam perjalanan ke Polandia, menyusul pengiriman pertama pada hari Kamis yang mencakup trauma dan pasokan kesehatan darurat.
WHO sebelumnya mengutuk banyak laporan terverifikasi tentang serangan terhadap perawatan kesehatan di Ukraina.
Advertisement