Liputan6.com, Kiev - Perang Rusia di Ukraina memasuki minggu ketiga pada hari Kamis (10 Maret) dengan tidak ada tujuan yang tercapai, meskipun ribuan orang tewas, lebih dari dua juta menjadi pengungsi, dan ribuan orang terpaksa meringkuk di kota-kota yang terkepung di bawah pengeboman tanpa henti.
Ukraina mengatakan Rusia melakukan "genosida" dengan mengebom sebuah rumah sakit anak-anak di Kota Mariupol. Rusia mengatakan laporan itu adalah "berita palsu" karena bangunan itu adalah bekas rumah sakit bersalin yang telah lama diambil-alih oleh pasukan. Demikian seperti dikutip dari laman Channel News Asia, Kamis (10/3/2022).
Baca Juga
Tujuan Moskow yang dinyatakan untuk menghancurkan militer Ukraina dan menggulingkan pemerintah terpilih pro-Barat dari Presiden Volodymyr Zelenskyy tetap di luar jangkauan, dengan Zelenskyy tak tergoyahkan dan bantuan militer Barat mengalir melintasi perbatasan Polandia dan Rumania.
Advertisement
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Serangan Putin
Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan pada hari Kamis bahwa kolom besar Rusia di barat laut Kyiv telah membuat sedikit kemajuan dalam lebih dari seminggu dan terus menderita kerugian. Ia menambahkan bahwa ketika korban meningkat, Presiden Rusia Vladimir Putin harus menarik dari seluruh angkatan bersenjata untuk menggantikan kerugian.
Putin mengatakan kemajuan pasukannya di Ukraina berjalan sesuai rencana dan jadwal.Â
Rusia menyebut serangannya sebagai "operasi khusus" untuk melucuti senjata tetangganya dan mengusir para pemimpin yang disebutnya "neo-Nazi."
Sanksi yang dipimpin Barat yang dirancang untuk memotong ekonomi dan pemerintah Rusia dari pasar keuangan internasional juga mulai menggigit, dengan pasar saham Rusia dan rubel jatuh dan orang-orang Rusia biasa bergegas menimbun uang tunai.
Advertisement