Liputan6.com, Kiev - Pembicaraan putaran pertama antara menteri luar negeri Rusia dan Ukraina telah gagal menghasilkan kemajuan dalam gencatan senjata, kata Ukraina.
Berbicara setelah pertemuan di Turki, Dmytro Kuleba mengatakan bahwa tuntutan yang diajukan rekan Rusianya Sergei Lavrov sama dengan penyerahan diri. Demikian seperti dikutip dari laman BBC, Jumat (11/3/2022).
Baca Juga
Sementara itu, Lavrov mengatakan operasi militer negaranya akan direncanakan.
Advertisement
Pembicaraan itu dilakukan setelah Rusia mengebom sebuah rumah sakit anak-anak, yang menurut Ukraina adalah kejahatan perang.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Serangan ke Rumah Sakit
Para pejabat mengatakan tiga orang termasuk seorang anak tewas dalam serangan di kota tenggara Mariupol.
Rusia meluncurkan invasi skala penuh ke Ukraina dua minggu lalu dan lebih dari 2,3 juta orang telah meninggalkan negara itu.Â
Situasi kemanusiaan terburuk adalah di Mariupol, kata Kuleba, di mana penduduk telah terjebak selama berhari-hari dalam suhu beku tanpa listrik atau air. Tetapi Rusia tidak berkomitmen untuk membangun koridor kemanusiaan di sana dan juga tidak menanggapi proposal untuk gencatan senjata kemanusiaan 24 jam di seluruh Ukraina, katanya.
"Saya ingin mengulangi bahwa Ukraina belum menyerah, tidak menyerah, dan tidak akan menyerah," katanya, seraya menambahkan bahwa dia bersedia melanjutkan pertemuan.
Sementara itu, menteri luar negeri Rusia tidak menawarkan konsesi dan berulang kali menuntut agar Ukraina dilucuti senjata dan menerima status netral. Moskow sedang menunggu jawaban dari Kyiv, katanya.
Lavrov juga menuduh Barat memicu konflik dengan memasok senjata ke Ukraina.Rusia akan mengatasi sanksi Barat dan "keluar dari krisis dengan psikologi dan hati nurani yang lebih baik", katanya.Â
"Saya meyakinkan Anda bahwa kami akan mengatasi dan akan melakukan segalanya untuk tidak pernah bergantung pada Barat, di setiap bidang kehidupan kami," katanya.
Advertisement