Liputan6.com, Kiev - Para pejabat Ukraina menuduh Rusia pada akhir pekan menggunakan bom kimia fosfor di wilayah Donbass timur, sementara serangan udara terpisah di sebuah biara yang melindungi warga sipil melukai 30 orang.
Hukum internasional melarang penggunaan selongsong fosfor putih di daerah-daerah sipil berpenduduk padat, tetapi mengizinkannya di ruang terbuka untuk digunakan sebagai perlindungan bagi pasukan. Demikian seperti dikutip dari laman Channel News Asia, Senin (14/3/2022).
Advertisement
Oleksi Biloshytsky, kepala polisi di Popasna, sekitar 100 km sebelah barat kota Luhansk, mengatakan pada Sabtu (12/3) malam bahwa pasukan Rusia telah menggunakan senjata kimia di daerahnya.
"Itulah yang disebut Nazi sebagai 'bawang yang menyala' dan itulah yang dijatuhkan oleh Rusia (penggabungan 'Rusia' dan 'fasis') di kota-kota kita. Penderitaan dan kebakaran yang tak terlukiskan," tulisnya di Facebook.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Serangan Rusia
Lebih jauh ke selatan, bom menghantam biara Sviatoguirsk, tempat hampir 1.000 warga sipil berlindung pada akhir pekan, melukai 30 orang, kata jaksa penuntut umum Ukraina pada akhir pekan.
Dan pada Sabtu malam, sebuah kereta yang mengevakuasi orang-orang dari Donbas ke kota barat Lviv ditembaki, menurut komandan militer Donetsk Pavlo Kirilenko.
Satu orang tewas dan satu lagi terluka, katanya.
Wilayah Luhansk dan Donetsk di Ukraina timur, yang secara kolektif dikenal sebagai Donbass, sebagian dikendalikan oleh separatis yang didukung Moskow bahkan sebelum invasi Rusia skala penuh ke Ukraina pada 24 Februari.
Daerah yang diserang pada akhir pekan terletak di luar apa yang disebut "republik" separatis Luhansk dan Donetsk yang dideklarasikan oleh pemberontak pro-Rusia sebelum dimulainya perang.
Advertisement