Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Indonesia akan menyampaikan tiga fokus utama kerja sama internasional dalam ekonomi digital di G20. Terlebih RI memegang presidensi forum negara-negara ekonomi terbesar dunia tersebut.
Dalam pembukaan Forum G20 Digital Economy and Working Group (DEWG), Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menyampaikan tiga fokus Indonesia.
Advertisement
Baca Juga
"Pertama, kolaborasi internasional untuk mendorong inklusivitas. Global digital define masih terus terjadi akibat masalah aksesibilitas dan keterjangkauan," kata Retno Marsudi.
"2,9 miliar orang masih offline dan 96% berasal dari negara berkembang. Sementara broadband data masih mahal bagi separuh populasi dunia."
Menurut Retno, diperlukan upaya konkret perlu lebih didorong untuk menjembatani ketimpangan ini tidak hanya antara negara maju dan berkembang, tapi juga antara perkotaan dan wilayah terpencil.
"G20 perlu menjadi motor penggerak investasi global untuk membangun infrastruktur digital yang berkualitas, handal, serta dapat dijangkau semua, terutama di negara berkembang."
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Penguatan Kerja Sama hingga Ekosistem Digital yang Aman
Retno Marsudi melanjutkan, "hal yang kedua yang ingin saya sampaikan adalah mengenai pentingnya penguatan kerja sama global dalam digital literasi."
"Menurut International Financial Cooperation, sektor digital di sub sahara Afrika dapat membuka 230 juta pekerjaan dan menghasilkan US$ 120 miliar pada 2030," ujar Retno Marsudi.
Namun, hal ini memerlukan dukungan capacity building bagi 650 juta orang. Literasi digital sangat krusial untuk membantu masyasrakat mendapatkan manfaat penuh dari transformasi digital, menurut Retno.
"Ketiga, pentingnya kerja sama internasional untuk membangun ekosistem digital yang aman. Masih ada kekhawatiran terhadap aspek keamanan ekosistem digital. Satu dari empat masyarakat dunia masih memiliki ketidakpercayaan dengan interne. Sementara, 8 dari 10 masyarakat global cemas akan privasi online mereka terutama di negara berkembang."
"Kekhawatiran ini tentunya beralasan, potensi kerugian dari global data bridges diperkirakan mencapai US$ 5 triliun pada 2024. Kolaborasi internasioanl diperlukan untuk meningkatkan global trust dalam pemanfaatan platform digital. Terkait ekonomi digital, kepercayaan dapat dibangun terkait keamanan dan privasi data, mekanisme pembayaran digital yang aman, sistem perlindungan konsumen yang jelas."
Advertisement