Liputan6.com, Jakarta - Hampir tiga minggu memasuki perang, jumlah orang Ukraina yang melarikan diri ke luar negeri melewati 3 juta pada Selasa (15 Maret), kata PBB, ketika orang-orang lolos dari pertempuran dan pemboman Rusia.
Dilansir dari laman Channel News Asia, Rabu (16/3/2022), sekitar 3.000.381 orang sejauh ini telah meninggalkan Ukraina, menurut data dari Badan Pengungsi PBB (UNHCR). Ini mendasarkan rencana bantuannya pada 4 juta pengungsi tetapi mengatakan angka itu kemungkinan akan meningkat.
Baca Juga
Setelah serangan Rusia pada hari Minggu di pangkalan militer Yavoriv dekat Lviv, beberapa orang dari Ukraina barat kini telah bergabung dengan arus pengungsi melintasi perbatasan.
Advertisement
"Semua orang menganggap Ukraina Barat cukup aman sampai mereka mulai menyerang Lviv," kata Zhanna (40) seorang ibu dari Kharkiv, yang sedang menuju ke Polandia untuk bertemu kembali dengan ibu baptisnya yang meninggalkan Ukraina beberapa hari sebelumnya.
"Kami meninggalkan Kharkiv menuju Kirovohrad," katanya di stasiun kereta api Przemysl, kota terdekat dengan perbatasan tersibuk Polandia dengan Ukraina. "Kami ingin tinggal di sana. Kami tidak ingin pergi ke luar negeri."
"Kemudian mereka mulai menyerang Kirovohrad, mereka mulai menyerang Lviv dan sulit untuk menghindari bom dengan seorang anak kecil," katanya, menambahkan bahwa suaminya telah tinggal di Ukraina.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Berada di Perbatasan
Sebagian besar pengungsi berada di negara-negara yang berbatasan dengan Ukraina - Polandia, Slovakia, Hongaria, Rumania dan Moldova - dengan lebih dari setengahnya, atau 1,8 juta, di Polandia saja.
Tetapi sejumlah besar pengungsi mulai bergerak lebih jauh ke barat, dengan 300.000 orang telah pergi sejauh ini ke Eropa Barat, kata UNHCR pada hari Selasa.
"Jika kita benar-benar menunjukkan sisi terbaik dari diri kita sendiri dalam solidaritas, kita dapat mengatasi (tantangan ini)," kata pejabat tinggi migrasi Uni Eropa, Ylva Johansson, di Brussel.
Komentarnya menggemakan frasa khas "Wir schaffen das" ("Kita dapat mengelola ini") dari kanselir Jerman saat itu, Angela Merkel, pada puncak gelombang besar pengungsi Eropa sebelumnya pada 2015-16 ketika lebih dari satu juta orang melarikan diri dari perang di Suriah mencapai Uni Eropa.
Advertisement