Liputan6.com, Kiev - Perdana menteri Republik Ceko, Polandia dan Slovenia tiba di Kiev dengan kereta api pada Selasa (15 Maret) untuk menunjukkan dukungan bagi Ukraina, pemimpin asing pertama yang mengunjungi ibu kota sejak Rusia menginvasi bulan lalu.
Serangan udara dan penembakan Rusia menghantam Kiev pada hari Selasa menewaskan sedikitnya empat orang, kata pihak berwenang, ketika pasukan penyerang memperketat penjagaan mereka dan walikota mengumumkan jam malam 35 jam mulai pukul 8 malam. Demikian seperti dikutip dari laman Channel News Asia, Rabu (16/3/2022).
Baca Juga
Perdana Menteri Polandia Mateusz Morawiecki, mitra Ceko Petr Fiala dan Janez Jansa dari Slovenia akan bertemu dengan pejabat Ukraina. Juga hadir adalah Wakil Perdana Menteri Polandia Jaroslaw Kaczynski, pemimpin partai PiS yang berkuasa di negara itu, yang dipandang sebagai pembuat keputusan utama di negara itu.
Advertisement
"Di sini, di Kiev yang dilanda perang, sejarah sedang dibuat. Di sinilah, kebebasan berjuang melawan dunia tirani. Di sinilah masa depan kita semua tergantung pada keseimbangan," tulis Morawiecki di Twitter.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Mendukung Ukraina
Republik Ceko dan Polandia, mantan anggota komunis Uni Eropa dan NATO, telah menjadi salah satu pendukung terkuat Ukraina di Eropa sejak invasi Rusia.
Hampir tiga minggu memasuki perang yang menurut negara-negara Barat Moskow akan menang dalam beberapa hari, pasukan invasi terbesar Eropa sejak Perang Dunia II telah dihentikan di gerbang Kiev, dengan jalan raya utama dan rute kereta api dari ibukota masih terbuka.
Kolom lapis baja besar pasukan Rusia telah gagal untuk merebut salah satu dari 10 kota terbesar di Ukraina, meskipun pemboman telah membuat beberapa daerah pemukiman menjadi puing-puing.
Menjadi tuan rumah bagi pejabat asing di ibu kotanya sendiri akan menjadi keberhasilan simbolis yang luar biasa bagi Zelenskyy, yang menolak tawaran untuk mengungsi di awal perang, tetap berada di bawah bombardir untuk menggalang bangsanya dengan pesan malam dari dalam kota.
Dalam pernyataan publiknya yang paling percaya diri, Zelenskyy meminta pasukan Rusia untuk menyerah, dengan mengatakan bahwa mereka dan perwira mereka sudah tahu bahwa perang itu tidak ada harapan.
Advertisement