Sukses

Mahkamah Pidana Internasional Panggil Rusia Terkait Invasi Ukraina

Jaksa di Mahkamah Internasional mulai bergerak untuk merespons invasi Rusia di Ukraina.

Liputan6.com, Moskow - Jaksa di Mahkamah Pidana Internasional (International Criminal Court) telah memanggil pihak Rusia untuk membahas gejolak terkini di Ukraina. Salah satu yang disorot adalah serangan terhadap rumah sakit.

Sebelumnya, pihak Mahkamah Internasional juga telah melakukan kunjungan ke Ukraina dan menegaskan komitmen untuk mencari kebenaran.

"Jika serangan-serangan secara intensional diarahkan terhadap populasi sipil: itu adalah kejahatan yang Kantor saya investigasi dan tuntut," ujar jaksa Mahkamah Pidana Internasional, Karim A.A. Khan pada situs resmi ICC, dikutip Kamis (17/3/2022).

Karim A.A. Khan berjanji akan mengusut semua pihak yang terlibat, baik itu pasukan militer, militia, atau kelompok pertahanan diri. Ia berkata ada tanggung jawab bagi semua pihak tersebut, termasuk bagi prajurit berseragam.

Pihaknya juga berjanji akan bertemu dengan semua pihak yang terlibat di konflik ini.

"Selaras dengan pendekatan ini, saya telah mengirimkan permintaan formal kepada Federasi Rusia agar dapat bertemu pihak-pihak berwenang yang kompeten dan mendiskusikan situasi terkini terkait mandat Kantor saya," ujar Karim A.A. Khan.

"Pandangan saya adalah penting agar Federasi Rusia secara aktif terlibat di investigasi ini dan saya siap untuk bertemu mereka," tegasnya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 3 halaman

Pimpinan MPR Dorong Persiapan Terbaik Hadapi Dampak Terburuk Krisis Rusia-Ukraina

Konflik Ukraina-Rusia menuntut setiap negara mempersiapkan strategi terbaik untuk menghadapi risiko terburuk agar mampu menghadapi dampak krisis tersebut. Indonesia harus memanfaatkan setiap potensi yang dimiliki untuk menjawab tantangan tersebut.

"Semua pendekatan untuk menghadapi dampak krisis akibat konflik kedua negara itu harus dilakukan untuk mengantisipasi risiko dari krisis di Ukraina-Rusia," kata Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat saat membuka diskusi daring bertema Mengantisipasi Ancaman Terhadap Ekonomi Nasional Di Balik Krisis Ukraina-Rusia yang digelar Forum Diskusi Denpasar 12, Rabu (16/3/2022).

Di fase awal invasi Rusia ke Ukraina, menurut Lestari, tidak bisa dihindari lagi sejumlah gangguan pada keseimbangan pasokan energi, gangguan rantai pasokan komoditas dan perlambatan ekonomi.

Rerie, sapaan akrab Lestari mengajak anak bangsa untuk memanfaatkan semua potensi yang dimiliki agar mampu menjawab tantangan tersebut.

"Penguatan identitas satu dalam keragaman yang kita miliki, bisa menjadi potensi yang bisa dimanfaatkan untuk menghadirkan solusi dalam menghadapi dampak krisis tersebut," kata Rerie dalam keterangan tertulisnya.

Sementara Duta Besar RI untuk Polandia Periode 2014 – 2019, Peter F. Gontha berpendapat, secara geografis Rusia memiliki perbatasan darat dengan banyak negara.

Jadi, ujar Peter, apa pun yang terjadi terhadap Rusia akan mengakibatkan dampak ekonomi terhadap banyak negara.

Peter sangat berharap pemerintah dapat menyikapi dampak krisis Rusia-Ukraina dengan kebijakan yang tepat, sehingga perdagangan sektor energi dan komoditas nasional dapat sepenuhnya bermanfaat bagi negara dan masyarakat luas.

"Sanksi ekonomi yang dijatuhkan Amerika Serikat terhadap Rusia akan menjadi preseden bagi negara-negara yang berniat berinvestasi ke negara lain," kata dia.

3 dari 3 halaman

Infografis Invasi Rusia: