Liputan6.com, Kiev - Rusia terus menggempur Ukraina. Pada Sabtu 19Â Maret 2022 pihak Negeri Beruang Merah itu mengatakan telah menggunakan rudal hipersonik Kinzhal untuk menghancurkan gudang senjata di wilayah Ivano-Frankivsk di barat Ukraina.
Mengutip VOA Indonesia, Minggu (20/3/2022), seorang juru bicara komando Angkatan Udara Ukraina mengkonfirmasi serangan rudal Rusia di Delyatyn di wilayah Ivano-Frankivsk pada Jumat 18 Maret. Kendati demikian tak ada rincian lebih lanjut.
Baca Juga
Reuters mengutip kantor berita Rusia Interfax melaporkan bahwa peristiwa itu adalah pertama kalinya bagi Rusia, untuk mengerahkan sistem hipersonik Kinzhal sejak mengirim pasukannya ke Ukraina pada 24 Februari.
Advertisement
Rudal hipersonik Kinzhal adalah bagian dari serangkaian senjata yang diluncurkan pada 2018.
Juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia Igor Konashenkov mengatakan dalam sebuah briefing bahwa senjata bawah tanah yang terkena sistem Kinzhal pada Jumat 18 Maret menyimpan rudal dan amunisi pesawat Ukraina, menurut rekaman briefing yang dibagikan Interfax.
Sejauh ini Reuters belum dapat memverifikasi pernyataan Konashenkov tersebut.
Rusia Bangga Persenjataan Canggih
Rusia kabarnya merasa bangga dengan persenjataan canggihnya.
Presiden Vladimir Putin pernah mengatakan pada Desember 2022 bahwa Rusia adalah pemimpin dunia rudal hipersonik, yang kecepatan, kemampuan manuver, dan ketinggiannya membuat mereka sulit dilacak dan dicegat.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Operasi Khusus Melemahkan Militer Ukraina
Juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia Igor Konashenkov menambahkan pada Sabtu 19Â Maret bahwa pasukan Rusia juga telah menghancurkan radio militer dan pusat pengintaian di dekat kota pelabuhan Ukraina, Odesa, dengan menggunakan sistem rudal pantai Bastion.
Moskow menyebut tindakannya di Ukraina sebagai "operasi khusus", untuk melemahkan kemampuan militer negara tetangga dan membasmi orang-orang yang disebutnya sebagai nasionalis berbahaya.
Sementara itu, pasukan Ukraina telah melakukan perlawanan keras dan negara-negara Barat telah memberlakukan sanksi secara massif terhadap Rusia sebagai upaya untuk memaksa Moskow menarik pasukannya.
Advertisement