Liputan6.com, Jakarta - Pesawat China Eastern Airlines berisi 132 orang jatuh dan terbakar di Daerah Otonomi Guangxi. Kecelakaan pesawat pada Senin (21/3/2022) sore itu juga menyebabkan kebakaran hutan di lokasi kejadian.Â
Menurut Aviation Safety Network, jatuhnya pesawat China Eastern Airlines ini merupakan kecelakaan penerbangan pertama di Tiongkok yang fatal dalam 10 tahun terakhir.Â
Baca Juga
Kecelakaan pesawat terakhir di China terjadi pada 2010. Kala itu, 44 dari 96 orang di dalamnya tewas ketika jet regional Embraer E-190 yang diterbangkan Henan Airlines jatuh, saat mendekati bandara Yichun dalam jarak pandang rendah.
Advertisement
Sementara itu, kecelakaan penerbangan komersial China yang paling mematikan adalah kecelakaan China Northwest Airlines pada 1994, yang menewaskan semua 160 penumpang.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Catatan Keselamatan
China Eastern adalah salah satu dari tiga maskapai penerbangan utama China, yang mengoperasikan sejumlah rute domestik dan internasional yang melayani 248 tujuan, seperti dilansir Aljazeera. Tak lama kecelakaan terjadi, maskapai mengubah situs webnya menjadi hitam putih dan membuka nomor telepon bantuan darurat.
Sebuah laporan perusahaan pada Januari 2022 mengatakan, China Eastern memiliki 289 pesawat seri Boeing 737 dalam armadanya yang berkekuatan 751 orang. Catatan keselamatan industri penerbangan negara itu termasuk yang terbaik di dunia selama dekade terakhir.
Boeing 737 bermesin ganda adalah salah satu pesawat paling populer di dunia untuk penerbangan jarak pendek dan menengah. Versi 737 Max sempat dilarang terbang di seluruh dunia setelah dua kecelakaan fatal. Namun, regulator penerbangan China mengizinkan pesawat itu untuk kembali beroperasi akhir 2021, menjadikan negara itu pasar utama terakhir yang melakukannya.
Advertisement
Nasib 132 Penumpang
Pesawat China Eastern Airlines jatuh di Daerah Otonomi Guangxi pada Senin (21/3/2022) sore. Kecelakaan pesawat itu menyebabkan kebakaran hutan di perbukitan Kabupaten Tengxian, sementara 132 orang dalam pesawat belum diketahui nasibnya.
Pesawat Boeing 737 yang bertolak dari Kunming di Provinsi Yunnan menuju Guangzhou di Provinsi Guangdong tersebut mengangkut 132 orang yang terdiri dari 123 penumpang dan sembilan awak kabin, bukan 133 orang seperti diberitakan sebelumnya, demikian pernyataan departemen kegawatdaruratan Guangxi.
Badan Penerbangan Sipil China (CAAC) belum bisa memberikan keterangan mengenai nasib 132 orang yang berada di dalam pesawat bernomor penerbangan MU-5735 itu. Pesawat tersebut bertolak dari Bandara Internasional Changshui, Kunming, pada pukul 13.15 waktu setempat (12.15 WIB).
Pesawat jatuh tersebut dijadwalkan tiba di Bandara Internasional Baiyun, Guangzhou, pada pukul 15.07 (14.07 WIB).
Data penerbangan menunjukkan bahwa pada pukul 14.19 (13.19 WIB) pesawat tiba-tiba meluncur dari ketinggian 8.869 meter dengan kecepatan 845 kilometer per jam. Pada pukul 14.21, pesawat milik maskapai yang berkantor pusat di Shanghai itu hilang dari pantauan radar ADS-B, demikian laman berita setempat.
Infografis Waspada Lonjakan Kasus Covid-19 Landa Korsel hingga China
Advertisement