Sukses

Rezim Kim Jong-un Emosi Akibat Presiden Baru Korsel Yoon Suk-yeol

Rezim Kim Jong-un berkata sikap Presiden baru Korsel provokatif.

Liputan6.com, Pyongyang - Rezim Kim Jong-un merasa geram dengan retorika Presiden Terpilih Korea Selatan: Yoon Suk-yeol. Ucapan Yoon dianggap membangkitkan sentimen negatif terhadap Korea Utara.

Media propaganda Korut, The Tongil Voice, menyorot bahwa pendakatan Yoon Suk-yeol mirip dengan mantan Presiden Lee Myung-bak dan Park Geun-hye yang punya posisi keras terhadap Korut.

"Yoon sedang berusaha membangkitkan kebijakan-kebijakan anti-republik yang konfrontasional yang dipromosikan kekuatan-kekuatan konservatif di masa lalu," tulis The Tongil Voice, seperti dikutip Yonhap, Minggu (27/3/2022).

Kebijakan presiden baru Korsel itu juga dituduh berusaha agar terjadi denuklirisasi Korut, serta menjaga adanya sanksi-sanksi kuat untuk tujuan tersebut. 

Sebelumnya, Yoon sempat kampanye kebijakan "perdamaian melalui kekuatan". Ia pun memberi sinyal untuk menyerang terlebih dahulu jika ada ancaman dari Korea Utara, serta ingin mengerahkan tambahan unit sistem anti-misil THAAD (Terminal High Altitude Area Defense) milik AS.

Saat kampanye, Yoon Suk-yeol juga ingin mengajarkan tata krama kepada Kim Jong-un yang ia sebut sebagai "bocah tidak sopan".

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

AS Tambah Sanksi Terhadap Korea Utara Akibat Program Rudal Balistik

Amerika Serikat telah menjatuhkan sanksi pada dua perusahaan Rusia dan satu entitas Korea Utara karena mentransfer barang-barang sensitif ke program rudal Korea Utara, kata Departemen Luar Negeri pada Kamis (24 Maret).

Itu menamai entitas Rusia sebagai Ardis Group of Companies LLC (Ardis Group) dan PFK Profpodshipnik LLC. Entitas Korea Utara yang menjadi sasaran sanksi disebut sebagai Biro Urusan Luar Negeri Akademi Ilmu Pengetahuan Alam Kedua. Demikian seperti dikutip dari laman, Jumat (25/3). 

Selain itu, warga negara Rusia Igor Aleksandrovich Michurin dan warga negara Korea Utara Ri Sung-chol juga dikenai sanksi, kata Departemen Luar Negeri.

Pengumuman sanksi datang pada hari yang sama Korea Utara mengatakan pihaknya menguji jenis rudal balistik antarbenua yang baru dan kuat.