Liputan6.com, Kabul - Penguasa Taliban Afghanistan menolak mengizinkan puluhan perempuan naik beberapa penerbangan, termasuk beberapa ke luar negeri, karena mereka bepergian tanpa wali laki-laki, kata dua pejabat maskapai Afghanistan, Sabtu 26 Maret 2022.
Para pejabat, yang berbicara dengan syarat anonim karena takut akan dampak dari Taliban, mengatakan puluhan wanita yang tiba di bandara internasional Kabul pada hari Jumat untuk naik penerbangan domestik dan internasional diberitahu bahwa mereka tidak dapat melakukannya tanpa wali laki-laki, lapor media asing.
Baca Juga
Beberapa wanita adalah warga negara ganda yang kembali ke rumah mereka di luar negeri, termasuk beberapa dari Kanada, menurut salah satu pejabat.
Advertisement
Perempuan ditolak naik pesawat ke Islamabad, Dubai dan Turki dengan Kam Air dan Ariana Airline milik negara, kata para pejabat.
Perintah itu datang dari kepemimpinan Taliban, lanjut pejabat itu seperti dikutip dari the International News, Minggu (27/3/2022).
Pada hari Sabtu, beberapa wanita yang bepergian sendirian diberi izin untuk naik penerbangan Ariana Airlines ke provinsi Herat barat, kata pejabat itu. Namun, pada saat izin diberikan mereka telah melewatkan penerbangan mereka, katanya.
Presiden bandara dan kepala polisi, baik dari gerakan Taliban dan kedua ulama Islam, bertemu hari Sabtu dengan pejabat maskapai penerbangan. Masih belum jelas apakah Taliban akan membebaskan perjalanan udara dari perintah yang dikeluarkan beberapa bulan lalu yang mengharuskan wanita yang bepergian lebih dari 45 mil untuk ditemani oleh kerabat laki-laki.
Pejabat Taliban yang dihubungi oleh kantor berita Amerika tidak menanggapi beberapa permintaan komentar.
Pembatasan Hak-Hak Perempuan
Serangan terbaru terhadap hak-hak perempuan di Afghanistan yang dikelola Taliban yang menolak perjalanan udara perempuan, terjadi hanya beberapa hari setelah pemerintah yang semuanya laki-laki melanggar janjinya untuk mengizinkan anak perempuan kembali ke sekolah setelah kelas enam.
Sebuah badan amal Afghanistan bernama PenPath, yang mengelola puluhan sekolah "rahasia" dengan ribuan sukarelawan, berencana untuk melakukan protes di seluruh negeri untuk menuntut Taliban membalikkan ketertibannya, kata Matiullah Wesa, pendiri PenPath.
Pada hari Sabtu di Forum Doha 2022 di Qatar, Roya Mahboob, seorang pengusaha wanita Afghanistan yang mendirikan tim robotika khusus perempuan di Afghanistan, diberi Penghargaan Forum untuk pekerjaan dan komitmennya terhadap pendidikan anak perempuan.
Advertisement