Sukses

China-Kepulauan Solomon Jalin Kerja Sama Militer, Australia dan Selandia Baru Ketar-ketir

China dapat meningkatkan kehadiran militernya di negara kepulauan Pasifik Selatan, termasuk dengan kunjungan kapal.

Liputan6.com, Canberra - Perdana Menteri Australia dan Selandia Baru menyuarakan keprihatinan tentang potensi kehadiran militer China di Kepulauan Solomon. Sebuah dokumen yang bocor pekan lalu menunjukkan bahwa China dapat meningkatkan kehadiran militernya di negara kepulauan Pasifik Selatan, termasuk dengan kunjungan kapal.

Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengatakan, dia telah berbicara dengan PM Selandia Baru Jacinda Ardern selama akhir pekan tentang perkembangan tersebut, seperti dikutip dari laman Channel News Asia, Senin (28/3/2022).

Ia juga berencana untuk berbicara dengan rekan-rekannya di Papua Nugini dan Fiji pada hari ini. "Laporan yang kami lihat tidak mengejutkan dan merupakan pengingat akan tekanan dan ancaman terus-menerus yang hadir di kawasan terhadap keamanan nasional kami sendiri," kata Morrison.

"Ini adalah masalah yang menjadi perhatian kawasan tetapi tidak mengejutkan. Kami telah lama menyadari tekanan ini," tambahnya.

Ardern menggambarkan kemungkinan pasukan militer China yang ditempatkan di Kepulauan Solomon sebagai keadaan yang sangat memprihatinkan.

"Kami melihat tindakan seperti itu sebagai potensi militerisasi kawasan," katanya kepada Radio NZ.

"Kami melihat sangat sedikit alasan dalam hal keamanan Pasifik untuk kebutuhan dan kehadiran seperti itu," tambahnya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 3 halaman

Permintaan PM Selandia Baru

Ardern mendesak para pemimpin Solomon "untuk tidak melihat melampaui keluarga Pasifik kita sendiri" ketika mempertimbangkan hubungan keamanan negara.

Kepulauan Solomon mengungkapkan bahwa pihaknya telah menandatangani perjanjian kerja sama kepolisian dengan China.

Tetapi yang lebih mengkhawatirkan tetangga Solomon adalah draf teks pengaturan keamanan yang lebih luas yang bocor secara online.

Di bawah ketentuan rancangan perjanjian, China dapat mengirim polisi, personel militer, dan angkatan bersenjata lainnya ke Kepulauan Solomon “untuk membantu menjaga ketertiban sosial” dan untuk berbagai alasan lainnya.

Itu juga bisa mengirim kapal ke pulau-pulau untuk persinggahan dan untuk mengisi kembali persediaan.

Rancangan perjanjian menetapkan bahwa China perlu menandatangani informasi apa pun yang dirilis tentang pengaturan keamanan bersama, termasuk pada briefing media.

Ditanya tentang perjanjian itu pekan lalu, Kementerian Luar Negeri China mengatakan Beijing dan Kepulauan Solomon “melakukan penegakan hukum dan kerja sama keamanan yang normal atas dasar perlakuan yang sama dan kerja sama yang saling menguntungkan.”

Tidak segera jelas kapan perjanjian keamanan itu akan diselesaikan, ditandatangani atau mulai berlaku.

Kepulauan Solomon, rumah bagi sekitar 700.000 orang, pada 2019 mengalihkan kesetiaan diplomatiknya dari Taiwan ke Beijing.

3 dari 3 halaman

Infografis Musibah Penerbangan MU5735 Terburuk di China Sejak 2010