Liputan6.com, Lyon - Sebuah tragedi menjadi kenangan buruk bagi warga Prancis hari ini 20 tahun yang lalu. Khususnya bagi umat Yahudi.
Kala itu, Sabtu pagi 30 Maret 2002, pengacau bertudung menabrakkan dua mobil melalui gerbang utama sebuah sinagoge di tenggara Prancis.
Baca Juga
"Kemudian menabrakkan salah satu kendaraan ke ruang doa kuil dan membakarnya," kata polisi seperti dikutip dari AP.
Advertisement
"Tidak ada korban luka dalam serangan yang terjadi pada pukul 01.00 dini hari itu," kata polisi di Kota Lyon.
Sinagoge itu terletak di pinggiran Kota Duchere.
Akibat serangan vandalisme itu, fasad sinagoge hangus oleh api dan beberapa jendelanya hancur, televisi LCI melaporkan.
Mengutip sejumlah saksi, disebutkan bahwa serangan itu dilakukan oleh selusin orang yang mengenakan penutup wajah atau tudung.
Sekitar 200 warga berkumpul di pusat Duchere pada hari Sabtu untuk memprotes serangan itu, yang terjadi selama liburan Paskah Yahudi selama seminggu dan di tengah meningkatnya jumlah serangan anti-Semit di Prancis.
Sebuah buku yang diterbitkan bulan itu oleh kelompok anti-rasisme Prancis terkemuka dan mahasiswa Yahudi mencatat sekitar 400 serangan baru-baru ini terhadap orang Yahudi dan situs keagamaan mereka di seluruh negeri.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Gelombang Anti-Semitisme Terbesar di Prancis Sejak Perang Dunia II
Buku itu, oleh Persatuan Pelajar Yahudi Prancis dan SOS Racisme, mengatakan serangan serangan itu merupakan gelombang anti-Semitisme terbesar di Prancis sejak Perang Dunia II.
Sebelum serangan ke sinagoge, bom bensin dan batu juga telah dilemparkan ke sinagoge, dan pengacau membakar bagian dari sebuah sekolah dasar Yahudi di Prancis selatan, meninggalkan pesan yang dicat dengan cat semprot yang berbunyi: "Matilah orang Yahudi" dan "Bin Laden akan menaklukkan."
Gelombang kekerasan anti-Yahudi pecah setelah pertempuran Israel-Palestina meningkat di Timur Tengah dan meningkat lebih jauh sejak serangan teror 11 September 2001 di Amerika Serikat.
Advertisement