Liputan6.com, Lviv - Jerman mengatakan, negara-negara Barat akan setuju untuk menjatuhkan lebih banyak sanksi terhadap Rusia dalam beberapa hari mendatang, setelah Ukraina menuduh pasukan Rusia melakukan kejahatan perang di Kota Bucha dekat Kiev. Sanksi itu akan meningkatkan tekanan ekonomi yang sudah besar pada Rusia atas invasinya.Â
Dilansir Channel News Asia, Senin (4/4/2022), ekonomi Rusia menghadapi krisis paling parah sejak runtuhnya Uni Soviet pada 1991 setelah Amerika Serikat dan sekutunya memberlakukan sanksi yang melumpuhkan karena invasi Putin pada 24 Februari di Ukraina.
Baca Juga
Rusia pada Minggu membantah pasukannya bertanggung jawab atas kematian warga sipil di kota Bucha dan mengatakan Ukraina telah menggelar pertunjukan untuk media Barat.
Advertisement
Reuters melihat jasad-jasad berserakan di seluruh kota. Salah satunya tampak tangannya terikat dengan kain putih, dan telah ditembak di mulut. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menuduh Rusia melakukan genosida.
Barat pun memperingatkan lebih banyak sanksi.
"Putin dan para pendukungnya akan merasakan konsekuensi" dari tindakan mereka, kata Kanselir Jerman Olaf Scholz dalam sebuah pernyataan kepada wartawan.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Akhiri Impor
Menteri Pertahanan Jerman Christine Lambrecht mengatakan Uni Eropa harus berbicara tentang mengakhiri impor gas Rusia.
Jerman, ekonomi terbesar Eropa, sejauh ini menolak seruan untuk memberlakukan embargo impor energi dari Rusia, dengan mengatakan ekonominya dan negara-negara Eropa lainnya terlalu bergantung pada mereka. Rusia memasok 40 persen kebutuhan gas Eropa.
Menteri Luar Negeri Italia Luigi Di Maio mengatakan peristiwa di Bucha "melepaskan gelombang kemarahan yang akan mengarah pada sanksi baru" dan tidak mengesampingkan "bahwa dalam beberapa jam ke depan mungkin ada perdebatan tentang masalah impor hidrokarbon dari Rusia", katanya kepada sebuah program di saluran Rai 3 Italia, menambahkan bahwa Italia tidak akan memveto paket sanksi kelima.
Amerika Serikat mengatakan bahwa mereka yang bertanggung jawab atas setiap kejahatan perang harus bertanggung jawab, Inggris mengatakan pihaknya meningkatkan sanksi dan Prancis mengutuk "pelanggaran besar-besaran" oleh pasukan Rusia di Ukraina.
Advertisement