Liputan6.com, New York - Amerika Serikat (AS) berencana meminta penangguhan Rusia dari kursinya di Dewan Hak Asasi Manusia PBB. Alasannya, menurut Duta Besar Amerika untuk PBB Linda Thomas-Greenfield, pada Senin (4/4), semakin banyak tanda yang menunjukkan pasukan Rusia mungkin telah melakukan kejahatan perang di Ukraina.
Thomas-Greenfield menyerukan agar Rusia dicopot dari kursinya di Dewan HAM setelah laporan akhir pekan lalu menunjukkan kekerasan terhadap warga sipil di kota Bucha, dekat ibu kota Ukraina, Kiev, setelah pasukan Rusia ditarik keluar. Laporan itu memicu gelombang kemarahan dan kecaman terhadap Rusia.
Advertisement
Baca Juga
"Kita tidak bisa membiarkan negara anggota yang melanggar setiap prinsip yang kita pegang teguh untuk terus duduk dalam Dewan Hak Asasi Manusia PBB," kata Thomas-Greenfield dalam konferensi pers di ibu kota Rumania, Bucharest.
Thomas-Greenfield mengatakan pesannya sederhana kepada 140 anggota majelis yang memilih bulan lalu untuk mengutuk invasi Rusia ke Ukraina, demikian dikutip dari laman VOA Indonesia, Rabu (6/4/2022).
"Gambar-gambar dari Bucha dan kehancuran di seluruh Ukraina mengharuskan kita sekarang menyelaraskan kata-kata kita dengan tindakan."
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Pengungsi Ukraina
Dewan dengan 47 negara anggota itu adalah badan HAM utama PBB, dan Majelis Umum memilih negara-negara anggotanya. Rusia dan empat anggota tetap Dewan Keamanan PBB lainnya – Inggris, China, Prancis, dan Amerika – saat ini memiliki kursi di dewan HAM. Amerika bergabung kembali dengan dewan itu pada tahun ini.
Thomas-Greenfield juga mengunjungi stasiun kereta api utama ibu kota Rumania di mana ia bertemu dengan pekerja kemanusiaan yang membantu menerima pengungsi dari Ukraina.
Kunjungan Thomas-Greenfield ke Rumania terjadi sehari setelah ia bertemu para pemimpin di Chisinau, ibu kota Moldova. Di sana ia mengumumkan bahwa Amerika akan memberi negara itu bantuan sebesar US$ 50 juta "untuk membantu Pemerintah dan rakyat Moldova mengatasi dampak perang Rusia yang brutal dan tak beralasan."
Moldova, bekas republik Soviet dengan populasi sekitar 2,6 juta – sejauh ini telah menerima sekitar 400.000 pengungsi dari Ukraina. Bantuan senilai US$ 50 juta itu merupakan tambahan dari lebih dari US$ 30 juta yang telah diberikan Amerika kepada Moldova untuk upaya kemanusiaannya selama krisis berlangsung.
Advertisement