Liputan6.com, Jakarta - Kasus COVID-19 mingguan terpantau sedang melandai secara global. Total kasus baru turun dibandingkan pertengahan Januari 2022 ketika kasus COVID-19 meroket tinggi hingga tembus 20 juta kasus per minggu. Kini, kasus mingguan sudah di bawah 10 juta berdasarkan data Johns Hopkins University, Jumat (8/4/2022).
Pada 28 hari terakhir, total kasus baru di seluruh dunia mencapai 43,6 juta kasus. Berikut daftar 10 negara dengan kasus baru tertinggi menurut data Johns Hopkins:
Advertisement
Baca Juga
1. Korea Selatan: 9,2 juta kasus baru
2. Jerman: 5,7 juta
3. Vietnam 4,9 juta
4. Prancis: 3,1 juta
5. Inggris: 2,1 juta
6. Italia: 1,8 juta
7. Australia: 1,4 juta
8. Jepang: 1,2 juta
9. Belanda: 1 juta
10. Austria: 961 ribu
Kasus baru di Indonesia tergolong rendah, yakni 199 ribu kasus. Angka itu ada di bawah Singapura, Malaysia, dan Thailand.
Total kematian di seluruh dunia selama 28 hari terakhir ini sejumlah 152 ribu pasien. Sementara, total vaksinasi baru mencapai 454,1 juta dosis. Indonesia juga sedang menggenjot vaksinasi booster setelah dijadikan syarat untuk melakukan mudik Lebaran 2022.
Sementara, Sekretaris Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, Siti Nadia Tarmizi, mengatakan mudik Lebaran 2022 menjadi salah satu ujian bagi Indonesia ketika mengarahkan situasi pandemi menjadi endemi COVID-19.
Ia berkata angka penularan serta kasus harus serendah mungkin agar bisa menjadi endemi.
"Jadi kenapa tadi kami sampaikan mudik ini adalah salah satu ujian kita? Karena kalau kita mau menuju posisi yang kita sebut sebagai endemi, kita harus konsisten. Penularannya tetap rendah, angka positif tetap rendah, kasus juga lebih sedikit, kasus kematian juga rendah," kata Nadia dikutip Antara.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
PeduliLindungi Digunakan di Seluruh Moda Transportasi Saat Mudik
Chief of Digital Transformation Office (DTO) Kementerian Kesehatan RI Setiaji menyampaikan, ada rencana pemberlakukan pengisian electronic Health Alert Card (e-HAC) di dalam aplikasi PeduliLindungi sebagai syarat mudik Lebaran 2022 akan berlaku pada seluruh moda transportasi.
Selama ini, e-Hac PeduliLindungi hanya digunakan untuk perjalanan udara, baik domestik maupun internasional. Bagi pemudik yang menggunakan pesawat harus mengisi e-Hac.
“Selain perjalanan udara, aturan pengisian e-HAC juga direncanakan jadi syarat bepergian dengan transportasi darat dan laut pada masa mudik hingga libur Lebaran 2022," ujar Setiaji melalui pernyataan resmi yang diterima Health Liputan6.com pada Rabu, 7 April 2022 malam.
"Hal ini yang akan diberlakukan setelah dirjen di kementerian terkait mengeluarkan surat edaran yang mengatur hal tersebut."
Untuk perjalanan udara selama mudik Lebaran 2022, Kementerian Kesehatan melalui Digital Transformation Office (DTO) merilis informasi seputar e-HAC PeduliLindungi sebagai syarat perjalanan selama masa mudik Lebaran tahun 2022. Ini menindaklanjuti diterbitkannya Surat Edaran (SE) Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan No. 36 Tahun 2022.
“Mulai tanggal 5 April, mengisi e-HAC menjadi syarat yang harus dilakukan oleh para pemudik yang menggunakan transportasi udara,” dikutip dari Instagram @pedulilindungi.id, Rabu (6/4).
Advertisement
Stok Vaksin Booster Aman
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mengatakan berupaya memastikan stok vaksin booster atau ketiga COVID-19 tetap aman. Hal tersebut seiring dengan kebijakan pemerintah melonggarkan aturan mudik, namun dengan syarat melakukan vaksinasi penguat.
"Yang ingin kami pastikan bahwa dari Kementerian Kesehatan satu kita memastikan ketersediaan vaksin. Jadi kalaupun ada daerah yang mungkin sudah mulai menipis, tapi kami yakinkan bahwa kami akan segera me-refill (isi ulang) dan mendistribusikan," kata Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi.
Dalam Diskusi Dialektika Demokrasi bertema "Balada Booster dan Mudik Lebaran" pada Kamis, 7 April 2022 itu, Nadia juga mengatakan bahwa agar penyuntikan vaksin booster dilakukan jauh-jauh hari sebelum mudik.
"Jangan sampai di tengah jalan merasakan efek samping demam, mual, ya kan enggak enak banget. Padahal kita mau enjoy (menikmati) kalau mudik berkumpul dengan keluarga," ujar Nadia mengutip Antara.
Wanita berkacamata ini juga mengingatkan bahwa bukan hanya pemudik yang sudah mendapatkan vaksin booster tapi juga mereka yang ada di kampung halaman. Nadia meminta agar orang-orang di rumah tujuan pemudik biasanya orangtua maupun kakek dan nenek juga sudah divaksin dosis ketiga COVID-19.
"Kalau kita kumpul pasti ada orang tua kan, pasti ada orang yang punya darah tinggi, ada orang punya sakit jantung, ada orang punya sakit ginjal. Nah, ini yang harus kita lindungi karena kita kumpul sama-sama," kata dia.
Lewat vaksinasi booster bisa menurunkan risiko keparahan bila terinfeksi virus SARS-CoV-2. Maka dari itu, walaupun seseorang sudah mendapatkan vaksin booster, katanya, hal itu tidak melindungi 100 persen dari penularan virus sehingga tetap harus menjalankan protokol kesehatan. Pastikan selalu memakai masker dengan benar, menjauhi kerumunan dan mencuci tangan dengan sabun.
9 Juta Orang Bakal Mudik Gunakan Pesawat
Turut dilaporkan, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi dan Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Muhadjir Effenddy, mengecek kesiapan Bandara Internasional Soekarno Hatta (Soetta) jelang mudik Lebaran 2022, Kamis (7/4/2022).
Disela kunjungan tersebut, Menteri PMK Muhadjir Effendy memprediksi, akan ada 80 juta orang yang mudik saat menjelang Hari Raya Idul Fitri 2022 mendatang. Jumlah tersebut merupakan total dari jumlah keseluruhan pemudik yang menggunakan berbagai moda transportasi, baik udara, laut, maupun darat.
"Seperti yang sudah disampaikan Pak Menhub, hasil survei Kemenhub, itu nanti untuk yang mudik jumlahnya bisa mencapai 80 juta orang," kata Menteri Muhadjir.
Tak hanya itu, Menteri Muhadjir juga mengungkapkan, berdasarkan laporan dari Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, diperkirakan pemudik yang menggunakan moda transportasi udara mencapai 9 juta orang.
"Dan tentu saja Bandara Soekarno-Hatta akan menjadi titik sentral dari Bandara yang lain," jelasnya.
Pihaknya pun, bersiap dari jauh hari untuk memastikan moda transportasi siap mengangkut para pemudik nantinya. Pasalnya, sudah dua tahun pemerintah tidak memperbolehkan masyarakat untuk mudik.
"Kita ingin nanti supervisi pemeriksaan kondisi pesawat dilaksanakan dengan sungguh-sungguh sehingga tidak terjadi kejadian yang tidak diinginkan selama mudik baik pemberangkatan maupun sebaliknya," tuturnya.
Advertisement