Sukses

Puluhan Ribu Orang Tanda Tangani Petisi Tolak Vladimir Putin Hadiri G20 Indonesia

Petisi yang diprakarsai Milk Tea Alliance Indonesia di Change.org itu bertajuk "Pak Jokowi, Jangan Datangkan Presiden Putin di Konferensi G20!".

Liputan6.com, Jakarta - Agresi militer Rusia ke Ukraina menuai kecamanan berbagai negara. Bahkan, Presiden Rusia Vladimir Putin dicap Amerika Serikat sebagai penjahat perang.

Belakangan, sejumlah foto dan video serta kesaksian warga Ukraina mengungkap kekejian yang diduga dilakukan tentara Rusia di Kota Bucha, dekat Ibu Kota Kiev. Pihak Ukraina menyatakan Rusia telah melakukan genosida, namun Moskow telah membantahnya.

Petisi menolak kehadiran Putin ke Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 Indonesia pun beredar. Petisi yang diprakarsai Milk Tea Alliance Indonesia di Change.org itu bertajuk "Pak Jokowi, Jangan Datangkan Presiden Putin di Konferensi G20!".

Hingga pukul 15.45 WIB, Jumat (8/4/2022), petisi tersebut telah ditandatangani 20.406 orang, dari 25.000 tanda tangan yang ditargetkan.

"Vladimir Putin, Presiden Rusia, adalah yang paling bertanggung jawab dalam menyebabkan perang ini. Ia mengirimkan pasukan militer secara ilegal, sampai menyerang kawasan padat penduduk di rumah sakit bersalin di Ukraina!," tulis pembuat petisi tersebut.

"Untuk itu, lewat petisi ini, yuk kita sama-sama suarakan kepada Pak Jokowi dan Ibu Menlu Retno Marsudi, untuk tolak kedatangan Putin pada Konferensi G20 November nanti, kecuali dia benar-benar mau menyelesaikan konfliknya dengan Ukraina secara damai," ajak mereka.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Menkeu AS Tak Hadiri G20 Bila Ada Rusia

Pihak Amerika Serikat memberikan klarifikasi atas potensi boikot G20 di Indonesia. Hingga kini bisa dipastikan belum ada rencana pasti untuk melakukan boikot. Wacana itu awalnya beredar karena ucapan Menteri Keuangan Amerika Serikat Janet Yellen.

"Ia (Presiden Joe Biden) meminta agar Rusia dicopot dari G20 dan saya telah memperjelas kepada kolega-kolega saya di Indonesia bahkan kami tidak akan berpartisipasi di sejumlah pertemuan jika orang-orang Rusia ada di sana," ujar Janet Yellen.

Menurut laporan The Week, Jumat (8/4/2022), Janet Yellen ternyata tidak membahas seluruh rangkaian G20, melainkan hanya acara terkait kementerian keuangan. Klarifikasi pun telah diberikan oleh pihak Kementerian Keuangan AS. 

Seorang juru bicara kemudian mengklarifikasi bahwa Yellen mengacu pada pertemuan para menteri keuangan dan gubernur bank sentral yang ditetapkan pada 20 April di Washington.

Menteri keuangan G20 dan gubernur bank sentral bertemu beberapa kali dalam setahun, biasanya di negara tuan rumah yang bergiliran setiap tahun. Sesi April direncanakan berlangsung di sela-sela pertemuan musim semi IMF-Bank Dunia di Washington.

Yellen diperkirakan akan menghadiri pertemuan menteri keuangan G-20 pada April di Bali.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia, Teuku Faizasyah, mengaku telah mendengar klarifikasi tersebut. 

Pertemuan puncak G20 Indonesia akan digelar pada pertengahan November 2022. Saat ini, ada sejumlah diskusi dan forum yang digelar dalam Engagement Groups dan Working Groups.

Isu-isu yang dibahas ada yang fokus di ekonomi, seperti infrastruktur, perdagangan, dan energi, namun ada juga isu seperti forum kepemudaan, sains, parlemen, kelompok sipil, dan perkotaan.

Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Lyudmila Vorobieva, menyatakan Presiden Rusia Vladimir Putin berminat untuk datang ke Indonesia demi menghadiri G20 di Bali. Namun, Dubes Rusia belum bisa memberikan komitmen penuh karena masih banyak faktor-faktor yang harus dipertimbangkan. 

Invasi Rusia di Ukraina juga masih berlanjut saat ini. Pasukan Rusia belakangan ini mulai mundur dari ibu kota Ukraina. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky masih terus meminta agar pemerintah-pemerintah dunia mengerahkan sanksi kepada Rusia.

3 dari 4 halaman

Tentara Ukraina Eksekusi Prajurit Rusia

Sebuah video beredar di Telegram yang menampilkan eksekusi beberapa tentara Rusia yang ditangkap. Lokasi berada di desa dekat ibu kota Kyiv. Tentara Rusia sedang mundur dari Kyiv yang hingga kini berhasil dikendalikan pemerintahan Volodymyr Zelensky. 

Pada video viral itu, tampak juga dua tentara Rusia yang terbaring di pinggir jalanan, di atas genangan darah segar. Tentara Ukraina yang menangkap mereka menembak mereka beberapa kali, lalu ternyata prajurit Rusia itu masih bergerak, kemudian ditembak lagi.  

Ada pula setidaknya tiga tentara Rusia lain yang terlihat tewas. Salah satunya dengan posisi kedua tangan terikat di punggung.

Keaslian video itu telah diverifikasi oleh The New York Times. Video itu difilmkan di Dmytrivka yang berjarak sekitar 11 kilometer dari Bucha yang menjadi lokasi pembantaian warga sipil Ukraina oleh pihak Rusia. Para tentara Rusia itu dapat teridentifikasi dari arm band mereka. Kendaraan mereka yang hancur juga terlihat di kamera. 

Menurut The New York Times, Jumat (8/4/2022), tentara Rusia itu kemungkinan disergap pada sekitar akhir Maret lalu. Kota-kota kecil di sekitar barat Kyiv dilaporkan menjadi lokasi pertempuran ganas dalam beberapa pekan terakhir.

Duta Besar Ukraina di Indonesia, Vasyl Hamianin, sempat menuduh tentara Rusia mencuri dari kota-kota kecil di Ukraina, seperti makanan dan perhiasan. Sebuah tweet viral bahkan menyebut tentara Rusia mencuri PlayStation.

Kementerian Pertahanan Ukraina turut menyorot banyaknya kendaraan-kendaraan militer Rusia yang hancur. Legion internasional juga turut membantu mengusir tentara Rusia dari Ukraina, di antaranya yakni legion dari Georgia. Pada 2008, Rusia juga pernah menyerang Georgia. 

4 dari 4 halaman

Tentara Rusia Mencuri

Aksi pencurian terjadi di tengah invasi Rusia ke Ukraina. Para tentara Rusia dituding mencuri barang-barang milik warga Ukraina untuk dibawa pulang. 

Duta Besar Ukraina di Indonesia, Dr. Vasyl Haimanin, menjelaskan bahwa tentara Rusia masuk ke rumah warga-warga sipil yang berlokasi di kota-kota kecil. 

"Rusia sampai sekarang masih gagal menguasai kota-kota besar, lalu apa yang mereka lakukan di kota-kota kecil dan desa-desa? Mereka masuk ke toko, ke dalam rumah-rumah warga sipil, dan mencuri apapun yang ada: perhiasan, telepon genggam, peralatan, mobil, makanan. Itulah yang mereka lakukan," ujar Dubes Ukraina Vasyl Hamianin di konferensi pers virtual pada Maret lalu.

Dubes Ukraina menilai tindakan seperti itu tidak mencerminkan tentara, melainkan pencuri.

Korban jiwa dari invasi Rusia masih terus bertambah. Lebih dari 100 anak-anak sudah menjadi korban. Dubes Ukraina berkata sekitar tiga juta orang sudah mengungsi. 

Dua anak Dubes Ukraina yang masih remaja juga beberapa hari lalu tiba di Indonesia, namun banyak anggota keluarganya yang lain lebih memilih menetap di Ukraina. 

"Mereka ingin menetap bersama negara, bersama rakyat," ujar Dubes Ukraina.

"Kami minta maaf tentang itu," kata Peskov dalam sebuah wawancara dengan Sky News Inggris. "Dan kami akan terus membela kepentingan kami menggunakan segala cara hukum yang mungkin," kata Peskov.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.