Sukses

Roket Hantam Stasiun Kereta Kramatorsk Ukraina Tewaskan 39 Orang, Rusia Bantah Menyerang

Puluhan orang tewas akibat serangan ke stasiun Ukriana. Kendati demikian Rusia bantah melakukan penyerangan.

Liputan6.com, Kramatorsk - Peristiwa tragis terjadi di stasiun kereta Kramatorsk, Ukraina. Puluhan orang dilaporkan tewas dan lebih banyak lagi yang terluka.

Foto-foto yang beredar menunjukkan jasad-jasad berbaring di stasiun Ukraina dan bercak-bercak darah terlihat jelas. 

Dilaporkan AP News, Jumat (8/4/2022), sejauh ini ada 39 orang yang dilaporkan tewas. Presiden Volodymyr Zelensky berkata ketika roket menyerang ada ribuan orang yang berada di stasiun.

Kementerian Pertahanan Rusia membantah menyerang stasiun yang berlokasi di Kramatorsk tersebut. Lokasi itu berada di wilayah Donetsk. Namun, Presiden Zelensky tetap menyalahkan Rusia akibat serangan ini.

"Orang-orang Rusia yang tidak manusiawi tidak mengubah metode-metode mereka. Tanpa kekuatan atau keberanian untuk melawan kita di medan pertempuran, mereka dengan sinis menghancurkan populasi sipil," ujar Presiden Zelensky.

"Ini adalah kejahatan tanpa batas, dan jika ini tidak dihukum, maka ini tidak akan berhentik," tegasnya.

BBC melaporan bahwa jumlah pasti orang-orang yang terluka belum diketahui pasti. Presiden Zelensky berkata ada 300 yang terluka.

Gubernur regional Donetsk, Pavlo Kyrylenko, melaporkan ada 87 orang yang terluka. Banyak anak-anak dan perempuan yang berada di sekitar lokasi sebelum serangan terjadi.

"Orang-orang sedang menunggu untuk evauasi," ujar Jaksa Agung Iryna Venediktova.

Apabila Rusia memang dalang serangan, maka kemungkinan besar bakal ada gelombang sanksi baru bagi negara tersebut. Pasalnya, menyerang fasilitas sipil masuk kategori kejahatan perang dalam hukum internasional. Sebelumnya, Rusia juga dikecam secara luas setelah ditemukan jenazah-jenazah dan kuburan massal di daerah Bucha, dekat ibu kota Ukraina.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Puluhan Ribu Orang Tanda Tangani Petisi Tolak Vladimir Putin Hadiri G20 Indonesia

Agresi militer Rusia ke Ukraina menuai kecamanan berbagai negara. Bahkan, Presiden Rusia Vladimir Putin dicap Amerika Serikat sebagai penjahat perang.

Belakangan, sejumlah foto dan video serta kesaksian warga Ukraina mengungkap kekejian yang diduga dilakukan tentara Rusia di Kota Bucha, dekat Ibu Kota Kiev. Pihak Ukraina menyatakan Rusia telah melakukan genosida, namun Moskow telah membantahnya.

Petisi menolak kehadiran Putin ke Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 Indonesia pun beredar. Petisi yang diprakarsai Milk Tea Alliance Indonesia di Change.org itu bertajuk "Pak Jokowi, Jangan Datangkan Presiden Putin di Konferensi G20!".

Hingga pukul 15.45 WIB, Jumat (8/4/2022), petisi tersebut telah ditandatangani 20.406 orang, dari 25.000 tanda tangan yang ditargetkan.

"Vladimir Putin, Presiden Rusia, adalah yang paling bertanggung jawab dalam menyebabkan perang ini. Ia mengirimkan pasukan militer secara ilegal, sampai menyerang kawasan padat penduduk di rumah sakit bersalin di Ukraina!," tulis pembuat petisi tersebut.

"Untuk itu, lewat petisi ini, yuk kita sama-sama suarakan kepada Pak Jokowi dan Ibu Menlu Retno Marsudi, untuk tolak kedatangan Putin pada Konferensi G20 November nanti, kecuali dia benar-benar mau menyelesaikan konfliknya dengan Ukraina secara damai," ajak mereka.

3 dari 4 halaman

Menkeu AS Tak Hadiri G20 Bila Ada Rusia

Pihak Amerika Serikat memberikan klarifikasi atas potensi boikot G20 di Indonesia. Hingga kini bisa dipastikan belum ada rencana pasti untuk melakukan boikot. Wacana itu awalnya beredar karena ucapan Menteri Keuangan Amerika Serikat Janet Yellen.

"Ia (Presiden Joe Biden) meminta agar Rusia dicopot dari G20 dan saya telah memperjelas kepada kolega-kolega saya di Indonesia bahkan kami tidak akan berpartisipasi di sejumlah pertemuan jika orang-orang Rusia ada di sana," ujar Janet Yellen.

Menurut laporan The Week, Jumat (8/4/2022), Janet Yellen ternyata tidak membahas seluruh rangkaian G20, melainkan hanya acara terkait kementerian keuangan. Klarifikasi pun telah diberikan oleh pihak Kementerian Keuangan AS. 

Seorang juru bicara kemudian mengklarifikasi bahwa Yellen mengacu pada pertemuan para menteri keuangan dan gubernur bank sentral yang ditetapkan pada 20 April di Washington.

Menteri keuangan G20 dan gubernur bank sentral bertemu beberapa kali dalam setahun, biasanya di negara tuan rumah yang bergiliran setiap tahun. Sesi April direncanakan berlangsung di sela-sela pertemuan musim semi IMF-Bank Dunia di Washington.

Yellen diperkirakan akan menghadiri pertemuan menteri keuangan G-20 pada April di Bali.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia, Teuku Faizasyah, mengaku telah mendengar klarifikasi tersebut. 

Pertemuan puncak G20 Indonesia akan digelar pada pertengahan November 2022. Saat ini, ada sejumlah diskusi dan forum yang digelar dalam Engagement Groups dan Working Groups.

Isu-isu yang dibahas ada yang fokus di ekonomi, seperti infrastruktur, perdagangan, dan energi, namun ada juga isu seperti forum kepemudaan, sains, parlemen, kelompok sipil, dan perkotaan.

Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Lyudmila Vorobieva, menyatakan Presiden Rusia Vladimir Putin berminat untuk datang ke Indonesia demi menghadiri G20 di Bali. Namun, Dubes Rusia belum bisa memberikan komitmen penuh karena masih banyak faktor-faktor yang harus dipertimbangkan. 

Invasi Rusia di Ukraina juga masih berlanjut saat ini. Pasukan Rusia belakangan ini mulai mundur dari ibu kota Ukraina. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky masih terus meminta agar pemerintah-pemerintah dunia mengerahkan sanksi kepada Rusia.

4 dari 4 halaman

WHO Marah Usai Serangan Rusia Targetkan 103 Fasilitas Kesehatan di Ukraina

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Kamis 7 April 2022 mengatakan telah mengkonfirmasi lebih dari 100 serangan terhadap layanan kesehatan di Ukraina, karena menyerukan akses kemanusiaan ke kota Mariupol yang terkepung.

"Sampai sekarang, WHO telah memverifikasi 103 insiden serangan terhadap layanan kesehatan, dengan 73 orang tewas dan 51 terluka, termasuk petugas kesehatan dan pasien," kata kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam konferensi pers, menyebutnya sebagai "tonggak suram".

Dari serangan yang dikonfirmasi, seperti dikutip dari The Straits Times, Jumat (8/4/2022), 89 telah berdampak pada fasilitas kesehatan dan sebagian besar sisanya mengenai layanan transportasi, termasuk ambulans.

"Kami marah karena serangan Rusia terhadap perawatan kesehatan terus berlanjut," kata kepala WHO, seraya menambahkan bahwa itu merupakan "pelanggaran hukum humaniter internasional".

Berbicara pada konferensi pers sebelumnya di Lviv, direktur regional WHO untuk Eropa Hans Kluge menyesalkan bahwa sementara bantuan kesehatan telah mencapai banyak "daerah yang terkena dampak", beberapa lainnya masih di luar jangkauan.

"Memang benar beberapa tetap sangat sulit. Saya pikir prioritas pasti, saya pikir kita semua setuju, adalah Mariupol," kata Dr Kluge kepada wartawan.

Dr Kluge juga menekankan bahwa serangan terhadap layanan kesehatan jelas merupakan "pelanggaran hukum humaniter internasional", tetapi juga menambahkan bahwa bukan mandat WHO untuk mengaitkan serangan tersebut dengan pelaku dan bahwa mereka hanya memverifikasi bahwa serangan itu telah terjadi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.