Liputan6.com, Kiev - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memperingatkan bahwa pasukan Rusia "akan bergerak dengan operasi yang lebih besar" di Ukraina timur, tetapi dia juga mengatakan pasukannya akan siap dan "akan menanggapinya."
Berbicara dalam pidato melalui video pada Minggu (10/4) malam, Volodymyr Zelensky mengatakan hari-hari ke depan akan sama pentingnya dengan perang yang telah berlangsung selama enam minggu.
Dia juga mengatakan dalam wawancara dalam program "60 Minutes" jaringan televisi CBS pada Minggu malam bahwa kelangsungan hidup Ukraina tergantung pada apakah Amerika Serikat meningkatkan pengiriman senjata.
Advertisement
Baca Juga
Dia mengaku telah memberikan daftar apa yang dibutuhkan Ukraina kepada Presiden AS Joe Biden, demikian dikutip dari laman VOA Indonesia, Senin (11/4/2022).
"Dia punya daftarnya," kata Zelensky. "Presiden Biden dapat menorehkan sejarah sebagai orang yang berdiri bahu-membahu dengan rakyat Ukraina yang menang dan memilih hak untuk memiliki negara sendiri. Ini juga tergantung padanya."
Para menteri luar negeri Uni Eropa bertemu pada Senin (11/4) untuk membahas putaran lain sanksi terhadap Rusia.
Hari Senin (11/4) Biden mengadakan pembicaraan secara virtual dengan Perdana Menteri India Narendra Modi.
Ketika AS berusaha menekan Rusia dengan berbagai sanksi, termasuk pada industri energi utama negara itu, India telah mengambil sikap netral dan melanjutkan pembelian minyak dan gas Rusia sementara juga abstain dalam pemungutan suara untuk mengeluarkan Rusia dari Dewan Hak Asasi Manusia PBB.
Juru bicara Gedung Putih Jen Psaki mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Minggu bahwa Biden akan menggunakan pertemuan itu untuk membahas "konsekuensi perang brutal Rusia terhadap Ukraina dan mengurangi dampak destabilisasinya pada pasokan makanan global dan pasar komoditas."
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Otoritas di Ukraina Timur Imbau Warga untuk Menyelamatkan Diri
Penduduk Ukraina timur dikejutkan oleh suara sirene yang memperingatkan akan adanya penyerbuan udara pada Sabtu (9/4). Gubernur wilayah itu memperingatkan warga sipil untuk segera melakukan evakuasi sementara Rusia meningkatkan gempuran ke kawasan itu.
Gubernur Serhiy Gaidai mengatakan kepada sebuah stasiun TV publik bahwa Rusia "meningkatkan ofensif" terhadap sepertiga populasi yang masih bertahan di wilayah Luhansk, Ukraina, demikian dikutip dari VOA Indonesia, Senin (10/4/2022).
Para pengamat militer mengatakan Presiden Rusia Vladimir Putin mengarahkan invasi ke Ukraina timur, setelah pasukan Moskow menghadapi perlawanan kuat dan akhirnya mundur dari wilayah di sekitar Kiev di utara.
Kementerian Pertahanan Inggris memperkirakan gempuran akan meningkat dan berlanjut di sebelah selatan dan timur, sementara Rusia berusaha menciptakan rute antara wilayah Krimea dan Donbas. Rusia menganeksasi Semenanjung Krimea pada 2014.
Volodymyr Zelensky minta Dunia meresponsSedikitnya 52 orang, termasuk lima anak, tewas pada Jumat (8/4), ketika berusaha menyelamatkan diri saat dua rudal mengenai sebuah stasiun kereta di Kota Kramatorsk, di wilayah Donetsk, Ukraina.
Advertisement
Serangan yang Disengaja
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menyebut serangan itu sebagai serangan disengaja terhadap warga sipil dan mengatakan ia mengharapkan "respons global yang keras" terhadap apa yang disebutnya "kejahatan perang."
"Tanpa kekuatan atau keberanian untuk mendukung kami di medan perang, pasukan Rusia dengan sinis menghancurkan populasi sipil," ujar Zelenskyy di media sosial.
Rusia membantah telah melancarkan serangan rudal itu dan malah menyalahkan Ukraina. Moskow mengatakan negaranya tidak menggunakan rudal jarak dekat Tochka-U — yang mengenai stasiun itu.
Namun, situs Defence Blog memperlihatkan foto konvoi kendaraan militer Rusia yang membawa rudal-rudal Tochka-U pada 31 Maret .
Imbas Perang Ukraina, Finlandia Akan Usir 2 Diplomat Rusia
Finlandia akan mengusir dua diplomat Rusia dan tidak meneruskan visa salah satu di antaranya karena invasi Rusia terhadap Ukraina, demikian diumumkan Pemerintah Finlandia, Jumat (8/4).
Pada Jumat pagi, Presiden Finlandia Sauli Niinisto meminta dukungan maksimal negara-negara Barat untuk Ukraina dalam pertempuran Kiev melawan yang Rusia sebut sebagai operasi khusus.
Sebelumnya, sejumlah negara juga melakukan langkah serupa, di antaranya Italia yang mengusir 30 diplomat Rusia lantaran masalah keamanan, Reuters mewartakan sebagaimana dikutip dari Antara, Minggu (10/4/2022).
Kemudian, Denmark mengusir 15 diplomat Rusia, Austria (4) dan Jepang (8) sebagai buntut dari konflik Rusia-Ukraina tersebut.
Aksi itu menyusul Belgia, Belanda, dan Irlandia yang lebih dulu mengusir puluhan diplomat Rusia.
Rusia pun menyatakan kepada Amerika Serikat bahwa pihaknya akan mengusir sejumlah diplomat Amerika sebagai pembalasan atas pengusiran yang dilakukan AS terhadap staf perutusan Rusia untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), menurut laporan Interfax.
Kantor berita itu juga mengutip pernyataan kementerian luar negeri Rusia kepada Amerika Serikat bahwa tindakan-tindakan yang bermusuhan terhadap Moskow akan mendapat balasan.
Advertisement