Liputan6.com, Nahalin - Setidaknya enam warga Palestina tewas dalam serangan pagi hari oleh tentara Israel di sebuah desa Arab di Tepi Barat, tepat hari ini di tahun 1989.
Sekitar 30 orang juga dilaporkan terluka dalam bentrokan di Nahalin, sebuah desa berpenduduk 4.500 jiwa di selatan Yerusalem, demikian dikutip dari laman BBC, Rabu (12/4/2022).
Penduduk desa mengatakan bahwa mereka telah dilecehkan secara fisik maupun secara verbal oleh anggota polisi perbatasan selama beberapa hari.
Advertisement
Baca Juga
Israel kala itu mulai mengganti pasukan tentara yang ditempatkan di Tepi Barat untuk memadamkan pemberontakan Palestina dengan unit polisi yang terlatih khusus.
Mereka berisi sejumlah besar orang Arab non-Muslim - yang dikenal sebagai Druses - dan orang-orang Palestina mengeluh bahwa mereka lebih brutal daripada orang Israel.
Anggota polisi perbatasan melakukan pencarian mendadak terhadap Nahalin saat itu.
Mereka kembali bersama tentara dini hari sekitar pukul 03.33 dan melakukan penggeledahan di beberapa rumah.
Penduduk desa mengklaim tentara dan polisi melepaskan tembakan tanpa provokasi saat mereka meninggalkan salat subuh di masjid.
Namun komandan pasukan Israel di Tepi Barat mengatakan bahwa pasukannya diserang oleh sekitar 100 pemuda yang melempar batu.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Serangan Gas Air Mata
Jenderal Amram Mitzna mengatakan kepada wartawan: "Mereka diserang dengan penuh kekerasan oleh pemuda dari desa, dan mereka merespons."
"Mereka menembakkan gas air mata dan peluru karet serta ketika nyawa mereka dalam bahaya, peluru tajam jadi pilihan."
Jenderal Mitzna mengatakan, polisi dan tentara telah memasuki desa untuk menangkap orang-orang yang terus-menerus melempari mobil pemukim Yahudi dengan batu.
Tentara telah memerintahkan penyelidikan atas kejadian tersebut.
Insiden di Nahalin adalah salah satu yang paling berdarah dalam 17 bulan pemberontakan melawan pemerintahan Israel di Tepi Barat dan Gaza kala itu.
Kedua wilayah, rumah bagi sekitar 1,7 juta orang Palestina, direbut dari Yordania dan Mesir dalam perang Timur Tengah 1967.
Advertisement
Palestina Saat Ini: PBB Didesak Hentikan Aksi Militer Israel di Yerusalem Timur
Palestina mendesak Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) untuk menghentikan aksi militer Israel terhadap warga Palestina di Yerusalem Timur. Permintaan itu disampaikan utusan Palestina untuk PBB Riyad Mansour melalui memo resmi.
Mansour mengatakan kepada stasiun radio "Voice of Palestine" bahwa memo yang dikirim kepada Dewan Keamanan PBB, Sekjen PBB dan Presiden Majelis Umum PBB "untuk mencegah pelanggaran Israel di kota tersebut," yakni tindakan dan langkah yang baru saja dilakukan Israel terhadap Palestina selama bulan suci Ramadhan di Masjid Al-Aqsa dan Gerbang Damaskus di Yerusalem Timur.
Mansour menambahkan bahwa kejadian baru-baru ini di wilayah Palestina "akan dipaparkan secara detail selama sidang terbuka Dewan Keamanan yang membahas situasi " di Palestina pada 25 April.
Ia mengatakan bahwa misi Palestina akan menuntut dewan untuk mengemban tanggung jawab mereka "sekaligus menghentikan praktek ilegal otoritas Israel di Yerusalem Timur."
Pada Selasa malam pemuda Palestina dan polisi Israel terlibat bentrok di Yerusalem untuk hari keempat berturut-turut. Selain itu, enam warga Palestina juga ditangkap di dekat Gerbang Damaskus, menurut saksi mata, seperti dikutip dari Xinhua, Jumat (8/4/2022).
Dalam perang Timur Tengah Juni 1967, Israel menduduki Tepi Barat, Jalur Gaza dan Yerusalem Timur yang kemudian menguasai wilayah itu. Ketiga wilayah itu diklaim oleh Palestina.
Rakyat Palestina telah berupaya untuk mendirikan sebuah negara Palestina berdasarkan perbatasan 1967, dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.
Serangan di Masjid Al-Aqsa
Pasukan Israel menahan sedikitnya 20 warga Palestina dan menyerang jemaah yang berkumpul untuk merayakan hari raya umat Islam Isra Miraj pada Senin 28 Februari 2022 di Masjid Al-Aqsa, Yerusalem. Demikian aktivis dan media lokal melaporkan.
14 warga Palestina dilaporkan terluka, termasuk seorang anak, empat orang lainnya dibawa ke rumah sakit untuk perawatan, menurut Bulan Sabit Merah Palestina yang mengumumkan pada Senin malam, saat mereka merayakan festival Muslim Isra Miraj.
Mengutip laporan Al Arabiya, Rabu (2/3/2022), video yang dibagikan oleh warga Palestina di media sosial menunjukkan pasukan Israel melemparkan gas air mata dan granat kejut ke kerumunan jemaah -- banyak anak dan bayi di antaranya. Serangan itu memicu kepanikan.
Satu video menunjukkan seorang perwira Israel mendorong seorang wanita muda ke tanah dan meninjunya, sebelum menyeretnya pergi dengan bantuan polisi lainnya.
Jemaah sejatinya berkumpul di dekat Masjid Al-Aqsa - situs tersuci ketiga dalam Islam dan tempat dari mana Nabi Muhammad dikatakan telah naik ke surga - pada hari Senin untuk merayakan hari libur Israa Miraj.
Advertisement