Sukses

Ketakutan Warga Amerika Terhadap Kejahatan dan Kekerasan Mencapai Level Tertinggi

Kejahatan yang paling baru terjadi di Amerika adalah kasus penembakan brutal di stasiun kereta bawah tanah Brooklyn, New York, yang melukai 13 orang.

Liputan6.com, Brooklyn - Tindak kejahatan dan kekerasan kerap terjadi di Amerika Serikat. Kejahatan yang paling baru terjadi adalah kasus penembakan brutal di stasiun kereta bawah tanah Brooklyn, New York, yang melukai 13 orang.

Semakin maraknya kasus tersebut, membuat tingkat ketakutan atau kekhawatiran tentang tindak kejahatan dan kekerasan di Amerika Serikat berada di level tertinggi sejak 2016. Hal itu terungkap dalam jajak pendapat Gallup baru-baru ini.

Menurut data terbaru, 80 persen warga Amerika menyatakan kekhawatirannya atas tindak kejahatan. Sebanyak 53 persen di antaranya mengaku "sangat" khawatir, sementara 27 persen lainnya mengatakan "cukup" khawatir.

Selain itu, warga yang tinggal di perkotaan mencatat tingkat kekhawatiran yang lebih tinggi sebanyak 58 persen, dibandingkan orang dewasa AS yang tinggal di pinggiran kota sebesar 46 persen, dan daerah pedesaan setinggi 51 persen.

"Data kriminal nasional pemerintah juga mencatat adanya kenaikan dalam tingkat pembunuhan di AS baru-baru ini, yang mencapai titik tertingginya dalam 25 tahun," menurut Gallup.

Lebih dari 21.000 orang tewas atau terluka akibat kekerasan senjata di negara itu sejauh tahun ini, dan setidaknya 130 penembakan massal telah terjadi, menurut basis data yang dikelola oleh kelompok riset nirlaba Gun Violence Archive.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Penembakan di Kereta Bawah Tanah New York

Seorang pria bersenjata dengan masker gas dan rompi oranye meledakkan granat asap dan menembakkan rentetan peluru di pengguna kereta bawah tanah pada jam sibuk di Brooklyn pada Selasa 12 April. Insiden penembakan New York melukai puluhan orang kata pihak berwenang.

Seperti dikutip dari laman Channel News Asia, Rabu (13/4/2022). Polisi kini berusaha melacak penyewa van yang mungkin terkait dengan kekerasan tersebut dan mengeluarkan a person of interest.

Kepala Detektif James Essig mengatakan, penyelidik tidak yakin apakah pria itu, yang diidentifikasi sebagai Frank R James (62) memiliki hubungan dengan serangan kereta bawah tanah.

Pihak berwenang melihat postingan media sosialnya, beberapa di antaranya membuat pejabat memperketat detail keamanan. Komisaris Polisi Keechant Sewell menyebut postingan itu sangat "mengkhawatirkan".

Serangan itu mengubah perjalanan pagi hari menjadi adegan horor: Kereta bawah tanah yang dipenuhi asap, serangan dilaporkan setidaknya 33 kali tembakan. Teriakan pengendara yang berlari melalui stasiun, orang-orang berlumuran darah tergeletak di peron sementara orang lain membantu mereka yang kesulitan.

 

3 dari 4 halaman

Kondisi Korban

Di kereta, Jordan Javier mengira suara letupan pertama yang dia dengar adalah buku teks yang jatuh. Lalu ada letusan lagi, orang-orang mulai bergerak ke arah depan kereta dan dia menyadari ada asap.

Ketika kereta bawah tanah berhenti di stasiun, orang-orang berlarian keluar dan diarahkan ke kereta lain di seberang peron. Penumpang menangis dan berdoa saat kereta tetap berjalan, kata Javier.

Lima korban tembakan berada dalam kondisi kritis tetapi diperkirakan akan selamat. Setidaknya selusin orang yang lolos dari luka tembak dirawat karena menghirup asap dan cedera lainnya.

Sewell mengatakan, serangan itu tidak diselidiki sebagai terorisme, tetapi dia "tidak mengesampingkan apa pun". Motif penembak juga belum diketahui.

Duduk di bagian belakang gerbong kedua kereta, pria bersenjata itu melemparkan dua granat asap ke lantai, mengeluarkan pistol semi-otomatis Glock 9mm dan mulai menembak, kata Essig.

Dia mengatakan, polisi menemukan senjata itu, bersama dengan magasin yang diperpanjang, kapak, granat asap yang diledakkan dan yang tidak diledakkan, tempat sampah hitam, kereta dorong, bensin, dan kunci van U-Haul. Kunci itu mengarahkan penyelidik ke James, yang memiliki alamat di Philadelphia dan Wisconsin, kata kepala detektif.

Van itu kemudian ditemukan, tidak berpenghuni, di dekat stasiun kereta bawah tanah di mana penyelidik menentukan pria bersenjata itu memasuki sistem kereta, kata Essig. Video YouTube yang berisi kata-kata kotor dan tidak senonoh telah diposting oleh James di akun pribadinya, berisi retorika nasionalis kulit hitam, bahasa kekerasan, dan komentar fanatik.

Salah satu video yang diposting 11 April, mengkritik kejahatan terhadap orang kulit hitam dan mengatakan tindakan drastis diperlukan untuk mengubah banyak hal.

4 dari 4 halaman

Tidak Terkait Terorisme

Insiden di Brooklyn tidak diselidiki sebagai tindakan terorisme, kata Komisaris NYPD Keechant Sewell. Sewell mengatakan bahwa tersangka penembakan membuka tabung gas di kereta bawah tanah sebelum melepaskan tembakan dengan senjata api.

Dia membenarkan bahwa dia diyakini mengenakan rompi tipe konstruksi hijau dan kemeja abu-abu. Sewell meminta masyarakat untuk menyampaikan informasi atau bukti video apa pun yang terkait dengan insiden penembakan New York, dikutip dari BBC.

Korban menggambarkan kekacauan usai insiden penembakan di stasiun kereta Brooklyn, New York. Laporan saksi mata mulai mengalir dari orang-orang yang berada di stasiun kereta api tempat kejadian itu terjadi.

Seorang saksi, yang diidentifikasi hanya sebagai Claire, dikutip oleh New York Post mengatakan bahwa dia tak bisa menghitung jumlah tembakan yang dilepaskan saat insiden terjadi. Dia menambahkan bahwa tersangka - yang dilaporkan mengenakan rompi oranye dan masker gas - menjatuhkan "semacam benda berbentuk silinder yang menyala di bagian atas".

Saksi lain, Sam Carcamo, mengatakan kepada kantor berita AP bahwa pintu kereta bawah tanah saat dibuka seperti terjadi bencana. "Ada asap dan darah dan orang-orang berteriak," katanya, seraya menambahkan bahwa dia melihat asap dalam jumlah besar mengepul dari kereta begitu pintu dibuka.