Sukses

Viral Hoaks Vladimir Putin Ingin Serang Israel

Muncul twit viral bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin ingin serang.

Liputan6.com, Jakarta - Sebuah kabar viral beredar di media sosial Twitter yang menyebut Presiden Rusia Vladimir Putin akan menyerang Israel apabila tidak menyudahi serangan ke Palestina. Kabar itu beredar setelah terjadi sejumlah kerusuhan di area Masjid Al Aqsa antara kepolisian Israel, warga Yahudi ekstrimis, serta warga Palestina. Akibatnya, ratusan orang luka-luka. 

Pada twit dari akun @oposisicerdas, ada artikel berjudul "Rusia Ancam Serang Israel jika Pendudukan terhadap Palestina tak Segera Dihentikan" dan tweet itu viral hingga mendapatkan ribuan likes dan retweet.

Akan tetapi, setelah ditelusuri tidak ada kutipan resmi dari pihak pemerintah Rusia di artikel yang ternyata bersumber dari TikTok itu. Alias pernyataan itu hoaks karena tidak bersumber valid.

Bila melihat sumber dari media pemerintah Rusia, yakni TASS.com, kemudian situs resmi pemerintah pusat, dan media sosial Kementerian Luar Negeri Rusia, maupun dari Kedutaan Besar Rusia di Jakarta, tak ada satu pun yang merilis kecaman resmi terkait bentrokan di area Masjid Al Aqsa. Tak ada pula ultimatum dari Presiden Putin untuk menyerang Israel. 

Akun Twitter Kedubes Rusia di Israel justru turut menyambut hari Passover bagi warga Yahudi.

Kedekatan Rusia-Israel

Untuk diketahui, hubungan Rusia memiliki hubungan yang baik dengan Israel. Rusia juga telah mengakui bahwa Yerusalem Barat adalah ibu kota Israel. 

Salah satu alasan Rusia menyerang Ukraina adalah karena menuduh ada Neo-Nazi di Ukraina. Neo-Nazi adalah ideologi ekstrim yang anti-Yahudi, sehingga posisi Rusia justru pro-Yahudi. 

Perdana Menteri Israel Naftali Bennett juga sudah berkomunikasi dengan Presiden Vladimir Putin. PM Bennett disebut berusaha melakukan mediasi. Hal serupa dilakukan oleh Turki yang ingin menengahi konflik Rusia dan Ukraina.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

MUI Kutuk Serangan Israel

Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengutuk keras tindakan kekerasan dan penyerangan yang dilakukan oleh aparat Israel terhadap jemaah muslim yang melaksanakan ibadah di Masjid Al Aqsa pada Jumat, 15 April 2022 kemarin.

Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional, Prof Sudarnoto Abdul Hakim menyatakan, penyerangan terhadap umat muslim Palestina di Masjid Al Aqsa saat sedang beribadah itu menunjukkan bahwa Israel memang dikuasai para penjahat kemanusiaan.

“Tindakan ini semakin meyakinkan kita semua bahwa negara ini memang dipimpin oleh para penjahat kemanusiaan dan tidak beradab. Hanya penjahat lah yang melakukan tindakan-tindakan seperti itu karena mereka memang tidak memiliki akal sehat dan nurani,” ujar Sudarnoto melalui pernyataan tertulis di Jakarta, Sabtu (16/4).

Seperti yang dilakukan pada penghujung Ramadhan tahun lalu, Sudarnoto mengatakan, aparat Zionis Israel telah menista dan menghina Masjid Al Aqsa yang seharusnya dilindungi.

“Aparat Zionis Israel merusak suasana keagamaan, melakukan tindakan kekerasan kepada umat Islam yang sedang melaksanakan ibadah dan sekaligus merusak, menginjak-injak dan menghancurkan kemanusiaan,” kata Sudarnoto.

Guru besar sejarah kebudayaan Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini mengatakan, semua tindakan kejahatan yang dilakukan Israel tidak bisa diterima oleh akal sehat dan nurani. Tindakan tersebut bertentangan dengan ajaran agama apa pun dan melanggar hukum, termasuk hukum internasional.

“Umat Islam Indonesia khususnya mengutuk tindakan brutal aparat Israel ini,” kata Sudarnoto, seperti dikutip dari Antara.

3 dari 4 halaman

Raja Yordania Minta Israel Jangan Provokatif

Raja Abdullah II dari Yordania meminta Israel untk menghentikan tindakan provokatif yang bisa menambah ketegangan yang terjadi. Usai bentrokan pada Jumat pekan lalu, kerusuhan antara pihak Palestina dan Israel kembali bentrok pada hari Minggu kemarin.

Dilaporkan Arab News, Senin (18/4), ada hampir 20 orang yang terluka pada insiden Minggu di sejumlah area di dekat Masjid Al-Aqsa. Bulan Sabit Merah Palestina berkata setidaknya ada lima orang yang harus dibawa ke rumah sakit.  

Total terluka pada insiden di Masjid Al-Aqsa pada Jumat lalu juga naik menjadi lebih dari 170 orang. Insiden itu terjadi ketika warga Muslim sedang puasa Ramadhan dan warga Yahudi melakukan festival Passover.

Pejabat-pejabat Palestina menuduh Israel mencoba membagi-bagi lokasi suci yang sensitif.

Diprediksi situasi masih tegang pekan ini karena grup Yahudi ekstrimis terus meneriakan slogan "Passover ini di Masjid Al-Aqsa". Pihak Palestina menyebut bentrokan pada Minggu pagi kemarin terjadi karena sekitar 228 Yahudi ekstrimis menerobos halaman Masjid Al-Aqsa. Sejumlah orang terluka dan ditahan.

Pihak Palestina berkata kepolisian Israel sempat menutup akses ke Masjid Al-Aqsa, sementara mencoba mengamankan pengunjung Yahudi ke masjid suci. Aparat Israel juga menganggu speaker eksternal setelah sejumlah pemuda Israel menyuruh teman-temannya untuk ikut datang ke Masjid Al-Aqsa.

4 dari 4 halaman

BKSAP DPR Minta PBB Tak Lepas Tangan

Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI, Fadli Zon, angkat suara atas kekerasan yang terjadi di Masjid Al-Aqsa antara polisi Israel dan warga Palestina. Kepolisian Israel menyerang sejumlah warga sipil, dan berdasarkan video yang beredar ada juga perempuan yang terkena serangan fisik.

Fadli Zon yang menyebut insiden itu sebagai "kekerasan" pihak Israel juga merasa pesimistis terhadap prospek perdamaian. Perdana Menteri Israel yang baru juga dinilai lebih keras ketimbang pendahulunya. 

“Sejak awal saya pesimis masa depan perdamaian antara Palestina dan Israel. Naftali Bennett adalah politisi sayap kanan garis keras yang pernah menolak negara Palestina. Dia lebih keras dari Netanyahu. Rangkaian kekerasan dalam tiga pekan belakangan ini membuktikan tak ada yang berubah dari kebijakan Israel atas warga Palestina. Israel tetap brutal bahkan lebih kejam. Dunia jangan sebatas mengecam kekejaman itu, dunia juga harus mengecam pemerintahan Israel yang dipimpin garis keras,” ujar Fadli Zon dalam keterangan resmi, Sabtu (16/4).

Fadli Zon berkata jumlah korban luka-luka yang ebih dari seratus dan korban tewas 36 warga Palestina sejak Januari tahun ini telah menunjukkan masa depan suram kepemimpinan Naftali Bennett sebagai mitra perdamaian.

 

Baca selengkapnya...