Sukses

Peneliti Jepang Kembangkan Sumpit Elektrik Penambah Rasa Asin untuk Cegah Stroke

Untuk mencegah tekanan darah tinggi, stroke, dan penyakit lainnya akibat asupan natrium berlebih, peneliti Jepang mengembangkan sumpit komputerisasi yang mampu meningkatkan rasa asin.

Liputan6.com, Jakarta - Rata-rata orang dewasa Jepang mengonsumsi sekitar 10 gram garam per hari, dua kali lipat dari jumlah yang direkomendasikan Organisasi Kesehatan Dunia. Untuk mencegah peningkatan insiden tekanan darah tinggi, stroke, dan penyakit lainnya akibat asupan natrium berlebih, peneliti Jepang telah mengembangkan sumpit komputerisasi yang mampu meningkatkan rasa asin.

Sumpit ini berpotensi membantu mereka yang perlu mengurangi natrium dalam asupan makanan. Dikembangkan bersama oleh profesor dari Universitas Meiji, Homei Miyashita dan pembuat minuman Kirin Holdings Co. 2503.T, sumpit elektrik ini dapat meningkatkan rasa menggunakan stimulasi listrik dan komputer mini yang dikenakan di gelang.

Perangkat menggunakan arus listrik yang lemah untuk mengirimkan ion natrium dari makanan, melalui sumpit, masuk ke mulut di mana mereka menciptakan rasa asin. "Akibatnya, rasa asinnya meningkat 1,5 kali lipat," kata Miyashita.

Miyashita dan laboratoriumnya telah mengeksplorasi berbagai cara agar teknologi dapat berinteraksi dan merangsang pengalaman sensorik manusia. Dia juga mengembangkan layar TV yang dapat dijilat yang dapat meniru berbagai rasa makanan.

Sumpit penambah rasa ini memiliki relevansi khususnya di Jepang, di mana makanan tradisional rata-rata memiliki rasa asin.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 5 halaman

Dijual Awal 2023

Asupan natrium berlebih terkait dengan peningkatan insiden tekanan darah tinggi, stroke, dan penyakit lainnya.

"Untuk mencegah penyakit ini, kita perlu mengurangi jumlah garam yang kita konsumsi," kata peneliti Kirin Ai Sato.

"Jika kita mencoba untuk menghindari mengambil lebih sedikit garam dengan cara konvensional, kita perlu menanggung rasa sakit karena memotong makanan favorit kita dari diet kita, atau bertahan makan makanan hambar."

Miyashita dan Kirin sedang menyempurnakan prototipe sumpit mereka dan berharap untuk mengomersialkannya pada awal 2023.

3 dari 5 halaman

Beda Sumpit China, Jepang dan Korea

Dilansir laman Pogogi, sumpit jadi alat makan yang wajib ada di tiap rumah, kedai sampai restoran berkelas di tiga negara tersebut. Meski pernah atau sering menggunakan sumpit, mungkin banyak yang belum tahu kalau detail sumpit dari China, Jepang dan Korea berbeda. Apa bedanya?

China

Masyarakat China adalah orang pertama yang menemukan sumpit lebih dari 5000 tahun yang lalu. Sumpit dianggap sebagai perpanjangan jari, yang tidak bisa memegang hidangan sangat dingin atau panas.

Sumpit sebagian besar terbuat dari kayu yang belum selesai dan berbentuk persegi panjang dengan ujung tumpul. Sumpit China lebih panjang dan lebih tebal dari model Korea dan Jepang.

Sumpit ini sudah lama digunakan sejak makanan China kerap disajikan di restoran berkelas. Karena bentuk mejanya lebih besar, jadi memerlukan sumpit yang lebih panjang untuk meraih hidangan yang agak jauh. Sumpit China juga tidak meruncing di ujungnya sebanyak sumpit Jepang dan Korea.

4 dari 5 halaman

Sumpit Jepang

Masyarakat Jepang mengembangkan jenis sumpit yang khas. Mereka memiliki banyak model sumpit yang digunakan untuk tujuan berbeda, termasuk untuk memasak, makan makanan tertentu, mengambil permen, dan selama pemakaman.

Orang Jepang menggunakan beberapa bahan dalam pembuatan sumpit mereka. Kayu dan plastik termasuk bahan utama yang digunakan saat ini. Sumpit Jepang juga terbuat dari tulang, logam, dan terkadang gading yang biasanya disediakan untuk acara khusus.

Sumpit Jepang umumnya bulat di ujungnya dan lebih pendek dari model China. Sumpitnya juga lebih berwarna dan dirancang dengan banyak detail.

 

5 dari 5 halaman

Korea

Kalau sumpit di Jepang dan China terbuat dari bahan alami, sumpit Korea lebih banyak menmakai stainless steel. Karena bahan logam termasuk licin, sumpit ini dibuat kasar di ujungnya untuk mengurangi kelicinannya.

Alasan lainnya adalah karena latar sejarah. Dulu, sumpit perak murni banyak digunakan oleh raja Korea. Bahan perak akan berubah warna kalau ada yang berusaha meracuni makanan raja. Perbedaan mencolok lainnya, sumpit di Korea tidak sepanjang yang digunakan di Jepang dan China.