Sukses

Jose Ramos-Horta Deklarasi Menang Pilpres Timor Leste, Siap Jadi Presiden

Jose Ramos-Horta mengantongi 62 persen dari pemungutan suara pemilihan presiden (pilpres) Timor Leste putaran kedua yang berlangsung pada Selasa 19 April.

, Timor Leste - Penghitungan suara dari pemungutan suara pemilihan presiden Timor Leste putaran kedua telah dilakukan. Menurut data dari badan administrasi pemilihan negara (STAE), Jose Ramos-Horta unggul.

Mengutip DW Indonesia, Kamis (21/4/2022), Jose Ramos-Horta mengantongi 62 persen dari pemungutan suara pemilihan presiden Timor Leste yang berlangsung pada Selasa 19 April. Perolehan ini jauh melampaui hasil yang didapat lawannya, Presiden petahana Francisco "Lu Olo" Guterres dengan 37 persen.

"Saya telah menerima mandat ini dari rakyat kami, dari negara dalam demonstrasi besar-besaran atas komitmen rakyat kami terhadap demokrasi," kata Ramos-Horta kepada wartawan di Dili.

Negarawan berusia 72 tahun itu adalah salah satu tokoh politik paling terkenal di Timor Leste yang sebelumnya pernah menjabat sebagai presiden periode 2007-2012.

Mengatasi kekhawatiran atas ketidakstabilan politik di negara itu, Ramos-Horta mengatakan dia akan bekerja untuk mengatasi perpecahan di Timor Leste.

"Saya akan melakukan apa yang selalu saya lakukan sepanjang hidup saya ... yakni selalu mengedepankan dialog, dengan sabar, tanpa henti, untuk menemukan titik temu solusi atas tantangan yang dihadapi negara ini," katanya.

Ramos-Horta mengatakan dia belum berbicara dengan saingannya, Guterres, tetapi telah menerima undangan dari kantor presiden untuk membahas peralihan kekuasaan.

Kronologi Pilpres Putaran Kedua Timor Leste

Selasa 19 April 2022 Pilpres Timor Leste putaran kedua berlangsung. Saat itu, rakyat harus memilih salah satu dari dua tokoh mantan pejuang kemerdekaan yang telah berseteru selama bertahun-tahun sehingga mengakibatkan kelumpuhan politik.

Laman VOA Indonesia, yang dikutip Rabu 19 April 2022 menyebut bahwa peraih Nobel Perdamaian Jose Ramos-Horta memimpin dalam putaran pertama pemilihan. Kendati demikian ia gagal meraih lebih dari 50% suara yang dibutuhkan untuk menghindari putaran kedua Pilpres Timor Leste.

Pada pemilihan 19 Maret lalu, Ramos-Horta mendapatkan 46,6%, sementara Presiden petahana Francisco “Lu Olo'' Guterres meraih 22,1% dan 14 kandidat lainnya berbagi suara yang tersisa.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Berharap Timor Leste Masuk Keanggotaan ASEAN

Timor Leste, rumah bagi 1,3 juta orang selama bertahun-tahun telah bergulat dengan ketidakstabilan politik dan tantangan diversifikasi ekonominya, yang sebagian besar bergantung pada minyak dan gas.

Ramos-Horta mengatakan dia mengharapkan Timor Leste menjadi anggota ke-11 dari blok regional Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) "dalam tahun ini atau paling lambat tahun depan." Saat ini, Timor Leste memegang status pengamat di ASEAN.

Momen pelantikan presiden terpilih pada 20 Mei mendatang bertepatan dengan ulang tahun ke-20 pemulihan kemerdekaan negara itu.

Ramos-Horta mengatakan akan bekerja dengan pemerintah untuk menanggapi tekanan ekonomi global, termasuk dampak perang di Ukraina dan lockdown di Cina akibat COVID-19.

"Tentu saja, kami mulai merasakannya di sini di Timor Leste. Harga minyak naik, beras naik, itulah kenyataan yang terjadi di dunia. Ini membutuhkan kepemimpinan yang bijaksana."

3 dari 4 halaman

Seteru Ramos Horta Vs Francisco Guterres

4 dari 4 halaman

Negara Termuda di Asia

Pemungutan suara dibuka di Timor Leste pada Sabtu (19 Maret), ketika negara termuda di Asia itu mengadakan pemilihan presiden kelimanya sejak kemerdekaan, dengan keprihatinan atas stabilitas politik dan keamanan ekonomi di garis depan.

Ke-16 calon presiden termasuk mantan pejuang perlawanan dan Presiden petahana Francisco "Lu Olo" Guterres serta tokoh kemerdekaan dan peraih Nobel Jose Ramos-Horta dan seorang mantan imam Katolik. Demikian seperti dilansir dari laman Channel News Asia.

Di tempat pemungutan suara di ibu kota Dili, orang Timor mengenakan masker dan mengantri dengan sabar saat mereka menunggu untuk memilih.

"Kita harus memilih generasi baru agar kita bisa membangun negara ini," kata salah satu pemilih, Jorge Mendonca Soares (42) tentang keinginannya untuk berubah.

Sementara tokoh-tokoh kemerdekaan bangsa masih mendominasi lapangan, untuk pertama kalinya juga ada empat calon perempuan, termasuk wakil perdana menteri Armanda Berta Dos Santos.