Liputan6.com, Moskow - Rusia telah memberlakukan sanksi pribadi terhadap 29 warga Amerika Serikat.
Dikutip dari laman Xinhua, Jumat (22/4/2022) daftar tersebut termasuk Wakil Presiden AS Kamala Harris dan CEO Meta Mark Zuckerberg.
Selain itu ada 61 warga negara Kanada, kata Kementerian Luar Negeri Rusia pada Kamis (21/4).
Advertisement
Baca Juga
Sebanyak 29 warga AS termasuk dalam "daftar hitam" Rusia sebagai tanggapan atas sanksi anti-Rusia yang dijatuhkan oleh pemerintahan Joe Biden, kata kementerian itu.
"Para pemimpin tinggi AS, pengusaha, pakar dan jurnalis, yang menyoroti agenda Russophobia, serta pasangan dari sejumlah pejabat tinggi, termasuk di antara mereka yang ditambahkan ke daftar, dan mereka akan ditolak masuk ke Rusia untuk jangka waktu yang lama."
Rusia juga memasukkan sekelompok perwakilan pemerintah, pertahanan, dan media Kanada dalam daftar sebagai tanggapan atas Russofobia.
61Â warga negara Kanada akan dilarang memasuki Rusia.
Kementerian luar negeri Rusia mengatakan, daftar akan diperluas dalam waktu dekat, sebagai tanggapan atas tindakan bermusuhan yang dilakukan oleh Amerika Serikat dan Kanada.
Â
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Daftar Lengkap
Berikut daftar nama-namanya:
1. Kamala Devi Harris - Wakil Presiden Amerika Serikat
2. Kathleen Holland Hicks - Wakil Menteri Pertahanan AS
3. Christopher Watson Grady - Wakil Ketua Kepala Staf Gabungan AS
4. John Francis Kirby - Wakil Menteri Pertahanan AS
5. Ronald Klain - Kepala Staf Gedung Putih
6. Evan Maureen Ryan - Sekretaris Kabinet Presiden AS, Istri Menteri Luar Negeri Antony Blinken
7. Margaret Goodlander - Penasihat Sekretaris Kehakiman, istri Asisten Presiden Amerika Serikat untuk Keamanan Nasional J. Sullivan
8. Douglas Craig Emhoff - suami Wakil Presiden AS
9. Robert Kagan - ilmuwan politik, suami Wakil Sekretaris Senior Negara W. Nuland;
10. Edward Price, Juru Bicara Departemen Luar Negeri
11. Richard Levine - Wakil Menteri Kesehatan
12. Brian Thomas Moynihan - Ketua dan CEO Bank of America
Advertisement
Selanjutnya
13. Mark Zuckerberg (Mark Elliot Zuckerberg) - salah satu pendiri dan kepala dewan direksi Meta (mantan Facebook).
14. Kathy Warden, Presiden dan CEO, Northrop Grumann Corporation
15. Phebe Novakovic - Presiden General Dynamics
16. Michael Petters - Presiden Huntington Ingalls Industries
17. William Brown, Presiden L-3 Harris Technologies
18. Wahid Nawabi, Presiden Aerovironment
19. Roger Krone, Presiden Leidos
20. Horacio Rozanski, Presiden Booz Allen Hamilton
21. Eilee Drake, Presiden, Aerojet Rocketdyne
22. David Deptula - Kepala Lembaga Penelitian "Mitchell Institute of Airspace Studies"
23. Ryan Roslansky - Chief Executive Officer jejaring sosial "LinkedIn"
24. George Stephanopoulos - pembawa acara saluran televisi ABC
25. Matthew Kroenig - Wakil Direktur LSM Keamanan Strategis Pusat B. Scowcroft
26. David Ignatius (David Reynolds Ignatius) - jurnalis, ahli di Wilson Center
27. Edward Acevedo - Mantan anggota Legislatif Illinois, ahli di Wilson Center
28. Kevin Rothrock – pakar di Wilson Center, pemimpin redaksi portal media Meduza versi bahasa Inggris
29. Bianna Vitalievna Golodryga - Analis Internasional Senior di CNN.
Rusia Klaim Telah Rebut Mariupol
Rusia mengklaim telah berhasil merebut kota Mariupol di Ukraina. Presiden Rusia, Vladimir Putin pun menyebut para tentaranya sebagai pahlawan.
"Saya ingin mereka semua tahu bahwa kami semua melihat mereka sebagai pahlawan. Inilah bagaimana seluruh rakyat Rusia melihat mereka," ujar Presiden Vladimir Putin, dikutip media pemerintah Rusia, TASS.
Mariupol menjadi salah satu target utama Rusia sejak menginvasi Ukraina akhir Februari lalu. Pasalnya, kota tersebut terhitung penting lantaran bisa menjadi jalur bagi Rusia menuju wilayah Krimea yang mereka rebut sejak 2014.
Putin mengatakan, operasi penyerangan Mariupol sebagai 'pembebasan'. Ia juga bakal memberi penghargaan untuk para tentara yang merebut wilayah negara lain tersebut.
Kota Mariupol disebut telah dikuasai pasukan Rusia dan pasukan separatis Republik Rakyat Donetsk. Ada satu tempat yang belum dikuasai, yakni pabrik besi Azovstal yang menjadi benteng terakhir para nasionalis Ukraina.
Lebih lanjut, Menteri Pertahanan Rusia Sergey Shoigu menyatakan ada 4.000 prajurit Ukraina yang terbunuh dalam pertempuran di Mariupol dan 1.500 lainnya menyerah. Namun, Shoigu tidak mengungkap ada berapa korban jiwa dari pihak Rusia.
Rusia mengklaim telah mengevakuasi 142 ribu warga Mariupol. Menhan Rusia berkata siap untuk memastikan daerah itu tetap damai.Â
Advertisement