Sukses

Panggang 1 Juta Steak Selama 20 Tahun Bekerja, Wanita di AS Diganjar Rp 72 Juta dan Gelar Legend

Penghargaan tersebut berhasil ia peroleh setelah memanggang satu juta steak selama berkarier di restoran tersebut

Liputan6.com, Jakarta - Seorang wanita Georgia, Amerika Serikat, yang telah bekerja di restoran yang sama selama lebih dari 20 tahun mendapat penghargaan dari perusahaan tersebut. Penghargaan tersebut berhasil ia peroleh setelah memanggang satu juta steak selama berkarier di restoran tersebut.

Dikutip dari laman UPI, Rabu (27/4/2022), Gayle Dudley, yang telah bekerja di LongHorn Steakhouse di Macon Road di Columbus selama lebih dari dua dekade benar-benar tak menyangka.

Ia dikejutkan oleh para eksekutif setelah memanggang 1 juta steak selama masa jabatannya di sana.

Para eksekutif memberi Dudley cek US$ 5.000 atau setara Rp 72 juta, mantel koki emas, dan gelar "Grill Master Legend."

LongHorn Steakhouse, yang mengoperasikan lebih dari 540 restoran di seluruh negeri, mengatakan Dudley adalah salah satu dari segelintir karyawan yang dijuluki sebagai Grill Master Legend setelah memasak 1 juta steak.

Sebutan itu sebelumnya diberikan kepada Simeona "Simi" Tamaseu, seorang juru masak di LongHorn Steakhouse di Jacksonville, Fla., pada tahun 2018.

Daging Buatan Lab Pertama

Bicara soal daging, ada inovasi terbaru yang dilakukan oleh peneliti.

Teknologi semakin canggih sebagai perwujudan dari inovasi yang terus berdatangan. Kini teknologi pangan pun makin unjuk gigi terhadap hasil eksperimennya. Salah satunya, rekayasa laboratorium di Israel. Pabrik bernama "Future Meat Technologies" berhasil membuat daging sintetis yang mulai berproduksi saat ini.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Diklaim yang Pertama

Melansir New Atlas pada Selasa (29/6/2021), perusahaan lokal di Israel ini diklaim sebagai fasilitas produksi industri pertama di dunia untuk daging budidaya atau hasil olahan laboratorium. Lalu memanfaatkan peluang untuk meningkatkan operasionalnya.

Di samping itu, teknologi daging sintetis saat ini sedang berkembang pesat. Di mana pabrik merintis usaha dari memproduksi daging babi basah dan bertahan sekitar satu dekade lalu. Kemudian beralih ke steak iga potongan tebal pada tahun 2021.

Sebagian besar produk mengikuti salah satu dari dua metodologi, baik menggunakan produk nabati/tanaman sebagai bahan produksi. Lalu seperti daging sapi dan babi dari startup Impossible Foods, sampai membuat sel yang diperoleh dari hewan hidup.

Sel-sel ini dipelihara dengan hati-hati dalam bioreaktor dan diberi nutrisi yang sama seperti hewan hidup. Dengan begitu akan memungkinkan sel untuk tumbuh dan berkembang biak sampai mereka berkembang menjadi potongan daging sintetis yang dapat dimakan.

 

3 dari 4 halaman

Solusi untuk Masalah Lingkungan

Banyak perusahaan rintisan (start up) yang berlomba untuk mengkomersialkan teknologi ini. Akan tetapi, semuanya sedikit berbeda dalam hal pendekatan. Dengan begitu, mereka berharap dapat memberikan solusi untuk masalah lingkungan dan etika yang mengaburkan produksi daging modern.

Future Meat Technologies dapat mengubah sel hewan menjadi bagian yang dapat dimakan menggunakan metode miliknya sendiri. Proses tersebut tidak melibatkan modifikasi genetik dan mengurangi limbah secara lebih efisien. Pasalnya, langkah ini dipercaya menghasilkan 10 kali lebih tinggi dari standar industri.

Proses tersebut menghasilkan 80 persen lebih sedikit emisi gas rumah kaca, menggunakan 99 persen lebih sedikit lahan dan 96 persen lebih sedikit air tawar daripada daging biasa yang setiap harinya diproduksi oleh perusahaan.

Perusahaan akan menguji teknik ini di Kota Rehovot, Israel. Pabrik akan memiliki kapasitas untuk memproduksi 500 kg (1.100 lb) daging sintetis ayam, babi dan domba setiap hari, yang setara dengan sekitar 5.000 burger.

 

4 dari 4 halaman

Produksi Daging

Selain itu mereka akan meluncurkan daging sapi yang masih dalam proses. Saat ini sekitar 4,7 lb (2,1 kg) daging dihasilkan dari setiap ayam di AS, jadi produksi harian fasilitas tersebut setara dengan sekitar 250 ayam.

Burger pertama yang diproduksi di laboratorium menelan biaya lebih dari US$300.000 (Rp 4.360.500.000,-) pada produksi tahun 2013. Perlahan-lahan statistik penjualan pabrik mulai ada peningkatan. Sehingga, Future Meat Technologies menjadi pabrik yang memproduksi dada ayam sintetis dengan harga $3,90 per potongan (Rp 56,686,-).

"Daging sintetis dapat mencapai harga paritas lebih cepat daripada harga pasar," ungkap Yaakov Nahmias, pendiri dan Kepala Ilmiah Future Meat Technologies.

"Tujuan kami adalah membuat daging budidaya terjangkau untuk semua orang, sambil memastikan produk buatan kami menghasilkan makanan lezat yang sehat dan berkelanjutan. Terlbih lagi membantu mengamankan masa depan generasi mendatang," pungkasnya.

Video Terkini