Sukses

Filipina Deteksi Virus Corona Sub-varian Omicron BA.2.12 Pertama

DOH Filipina mengatakan, pasien telah pulih dan kembali ke Finlandia pada 21 April 2022.

Liputan6.com, Manila - Filipina telah mendeteksi sub-varian Omicron BA.2.12 pertama pada wanita Finlandia berusia 52 tahun yang tiba di negara itu pada 2 April, kata Departemen Kesehatan (DOH) Filipina pada Rabu.

DOH mengatakan, pasien telah pulih dan kembali ke Finlandia pada 21 April, demikian dikutip dari laman berita Xinhua, pada Rabu (27/4/2022).

Ditambahkan bahwa pasien tidak diharuskan menjalani isolasi rutin di fasilitas karantina karena dia sepenuhnya divaksinasi dan tidak menunjukkan gejala ketika dia tiba di negara itu.

"Perempuan itu kemudian pergi ke sebuah universitas di Metro Manila dan kemudian ke Baguio City (di Filipina utara) untuk mengadakan seminar," kata Departemen Kesehatan atau DOH Filipina.

Sembilan hari setelah kedatangannya di negara itu, DOH mengatakan bahwa pasien mengalami gejala ringan seperti sakit kepala dan sakit tenggorokan.

Setelah mendeteksi kasus yang dikonfirmasi, DOH mengatakan bahwa unit epidemiologi dan pengawasan lokal melakukan pelacakan kontak untuk mengidentifikasi sembilan kontak dekat tanpa gejala.

Dua di antaranya telah diperiksa dan dinyatakan negatif.

Para ilmuwan masih mempelajari apakah sub-varian Omicron lebih menular dan dapat menyebabkan penyakit yang lebih parah.

Filipina sekarang memiliki lebih dari 3,68 juta kasus COVID-19 yang dikonfirmasi, termasuk 60.215 kematian.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Filipina Konfirmasi 2 Kasus Pertama COVID-19 Varian Omicron

sebelumnya, Filipina mencatat dua kasus pertama varian Omicron yang dikonfirmasi pada dua pelancong dari Nigeria dan Jepang, Departemen Kesehatan (DOH) mengatakan pada Rabu (15/12).

DOH mengatakan bahwa warga negara Nigeria yahg terinfeksi Omicron tiba di Manila pada 30 November 2021 melalui penerbangan Oman Air, sedangkan satu lagi seorang warga yang kembali dari luar negeri 1 Desember melalui Philippine Airlines dari Jepang.

Dua orang positif COVID-19 varian Omicron ini diisolasi di fasilitas yang dikelola oleh Biro Karantina.

Warga Filipina yang baru tiba dari Jepang ini mengalami gejala pilek dan batuk pada saat kedatangan, kata DOH, demikian dikutip dari laman Xinhua.

Wakil Menteri Kesehatan Maria Rosario Vergeire mengatakan kepada wartawan bahwa satu pelancong telah vaksinasi COVID-19 dosis penuh sementara yang satunya tidak.

DOH sedang menentukan kemungkinan kontak antara dua pasien itu bersama selama penerbangan dengan para penumpang lain.

"DOH sedang memverifikasi hasil tes dan status kesehatan semua penumpang penerbangan yang melakukan kontak dengan dua orang tersebut, untuk menentukan apakah ada kasus lain yang dikonfirmasi," tambah DOH.

3 dari 4 halaman

Ingatkan Pentingnya Vaksinasi

Dengan terdeteksinya varian Omicron, DOH mengimbau masyarakat untuk mematuhi standar minimum publik dan memakai masker dengan benar.

Lalu, masyarakat diminta sering mencuci tangan, menjaga jarak fisik, memastikan ventilasi ruangan dan menghindari area ramai.

Selain itu, pada musim liburan ini, masyarakat harus menghindari pertemuan massal untuk menekan penularan COVID-19.

DOH juga mendesak masyarakat agar bisa sesegera mungkin melakukan vaksinasi COVID-19.

Filipina sekarang memiliki lebih dari 2,8 juta kasus COVID-19 yang dikonfirmasi, 50.351 kematian di antaranya meninggal dunia.

Filipina Perketat Aturan Pembatasan COVID-19

Filipina pada Minggu (28/11) semakin memperketat kontrol perbatasan untuk mencegah varian baru Omicron dari virus corona, menambahkan tujuh negara Eropa ke larangan perjalanan yang awalnya mencakup tujuh negara Afrika.

Varian Omicron terus menyebar di seluruh dunia pada hari Minggu, dengan 13 kasus ditemukan di Belanda dan masing-masing dua di Denmark dan Australia. Demikian seperti dilansir dari laman Channel News Asia, Senin (29/11/2021). 

 

4 dari 4 halaman

Izinkan Turis Asing Masuk

Gugus tugas virus corona Filipina menempatkan Austria, Republik Ceko, Hongaria, Belanda, Swiss, Belgia, dan Italia di bawah apa yang disebut "daftar merah" hingga 15 Desember, melarang masuknya pelancong dari negara-negara ini.

Larangan itu awalnya mencakup Afrika Selatan, Botswana, Namibia, Zimbabwe, Lesotho, Swaziland, dan Mozambik.

Pemerintah juga membatalkan rencana untuk mengizinkan masuknya beberapa turis asing yang divaksinasi mulai 1 Desember.

"Perjalanan internasional masuk semua orang, terlepas dari status vaksinasi, berasal dari atau yang pernah ke daftar merah negara/yurisdiksi/wilayah dalam 14 hari terakhir sebelum kedatangan ke pelabuhan mana pun di Filipina, tidak akan diizinkan," ujar penjabat presiden, juru bicara Karlo Nograles dalam sebuah pernyataan.

Filipina Terdampak Pandemi Paling Parah

Filipina, yang merupakan salah satu negara yang paling parah terkena dampak infeksi, kematian, dan kerugian ekonomi, secara bertahap membuka kembali perbatasan dan ekonominya.

Jumlah kasus harian barunya turun menjadi 838 pada hari Minggu, terendah sejak Desember 2020 - dibandingkan dengan rekor puncak lebih dari 26.000 pada bulan September--setelah sepenuhnya menginokulasi lebih dari 35 juta orang Filipina, atau 46 persen dari populasi yang ditargetkan.

Tujuannya adalah untuk meningkatkan jumlah individu yang divaksinasi menjadi 54 juta pada akhir tahun, atau 70 persen dari populasi yang ditargetkan, 77 juta pada akhir Maret 2022, dan 90 juta pada akhir Juni, menurut Carlito Galvez Jr, yang memimpin strategi vaksinasi pemerintah.

Galvez pada hari Minggu mengungkapkan kesepakatan untuk membeli 20 juta dosis tambahan vaksin COVID-19 yang dikembangkan oleh Pfizer dan BioNTech, yang dimaksudkan untuk suntikan booster dan vaksinasi anak tahun depan.