Liputan6.com, Jakarta - Broadway adalah nama sebuah jalan di New York City. Kawasan itu terkenal sebagai salah satu pusat seni di Amerika Serikat dan menampilkan berbagai penyanyi dan pentas musikal berkualitas.Â
Tak jarang pula musikal yang terkenal di Broadway diangkat ke layar lebar, seperti Les Miserables, Phantom of the Opera, Chicago, Dream Girls, Sweeney Todd: The Demon Barber of Fleet Street, hingga Cats.
Advertisement
Baca Juga
Batavia Madrigal Singer Rilis Film Pendek Musikal di 25 Tahun Berkarya
Lewat Series Musikal Anak ‘Murid Terbaik’, IndiHome Ingin Memberikan Nilai Positif dan Hiburan Bagi Anak
Drama Musikal Spesial: Misteri Gunung Merapi, Bersama Rara LIDA dkk, Selasa 25 Januari 2022 Pukul 20.30 WIB Via Live Streaming Indosiar
Harus diakui, kultur musikal Broadway masih belum terlalu terkenal di Indonesia. Namun, mereka yang berminat bisa mempelajarinya melalui YES Academy yang difasilitasi Kedutaan Besar Amerika Serikat.Â
Salah satu peserta yang mempelajari Broadway di YES Academy adalah Pinkyvi Widajanto. Ia tertarik ikut kelas Broadway karena memiliki passion di bidang seni pertunjukan, terutama menyanyi, menari, dan bermain peran.
"Itu skill yang dibutuhkan untuk musical theater. Dan aku belajar ini sudah lumayan lama, dan sudah ikut YES Academy yang sebelumnya," ujar Pinkyvi dalam acara virtual media gathering, Rabu 27Â April 2022.Â
Motivasi lain yang ia miliki adalah terus mengumpulkan ilmu di bidang ini, sebab ia juga mengajarkannya kepada anak-anak. Instruktur yang mengajar juga langsung berasal dari Broadway, sehingga pengalamannya sangat menarik meski digelar secara virtual.
"Suka banget, pengen cari ilmu lebih aja, karena di Indonesia masih jarang untuk musical theater. Waktu itu sempat banyak sebelum pandemi, cuman sekarang karena pandemi juga mulai berkurang, tapi tetap saja kita karen sudah cinta," ujar Pinkyvi yang menyebut musikal favoritnya adalah Legally Blonde.
Â
Â
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Tren Musikal di Indonesia
Minat teater musikal di Indonesia memang belum sebesar di Broadway, tetapi peserta YES Academy Elisa Mustika menyebut ada kelompok teater seperti Jaksical (Jakarta Musical Crew) yang juga eksis.Â
"Musikal itu di Indonesia kayaknya kurang berkembang, memang gak seberkembang di Amerika, tapi jangan salah sekarang itu banyak juga musical company di Indonesia," ujar Elisa.Â
Elisa yang menggemari musikal Waitress itu yakin animo masyarakat kepada musikal seperti Broadway akan terus meningkat, dan pelatihan dari YES Academy bisa membantu tercapainya hal tersebut.Â
"Saya optimis ke depannya, kalau talent-talent lokal diasah dengan acara seperti ini musical scene di Indonesia bisa berkembang di Indonesia," jelas Elisa.Â
Turut bicara pula, Peter Thoresen, instrukstur di kelas Broadway yang ditawarkan YES Academy. Thoresen adalah guru vokal dari New York. Ia menyebut para murid akan diajarkan tiga kemampuan yang esensial di seni Broadway: bernyanyi, berakting, dan menari.
Tiga skill itu disebut sebagai "triple threats".Â
"Tergantung apa yang ingin kamu fokuskan di Broadway, setiap aspek dari triple threat mungkin memiliki kepentingan berbeda," jelas Thoresen.Â
Ia mencontohkan bahwa musikal seperti Phantom of the Opera memiliki fokus ke vokal, sementara pertunjukan seperti Chicago dan Cabaret maka fokusnya pada kemampuan menari.
Advertisement
Literatur Broadway
Cara mengajar Peter Thoresen adalah memastikan agar peserta bisa meraih keseimbangan dalam kemampuannya, sehingga jika ada yang jago bernyanyi, diupayakan agar kemampuan aktif dan menarinya juga bisa mumpuni.Â
Hal itu pun bisa membantu para peserta pelatihan yang mungkin tidak memiliki salah satu kemampuan "triple threats".
Terkait mengajarkan pelajar dari negara-negara lain, Thoresen menyebut perkembangan teknologi membuat budaya Broadway semakin familiar, sehingga para peserta sudah pernah terekspos. Ia pun memuji talenta peserta Indonesia saat melakukan audisi.Â
"Salah satu keuntungan teknologi seperti Instagram Stories atau TikTok adalah meski jalan Broadway jauh sekali, banyak negara-negara dan kawasan-kawasan di dunia yang terekspos oleh literatur Broadway terkini," ucapnya.
Topik lain yang diajarkan oleh Thoresen adalah mengenai interpretasi lagu dan teks. Hal tersebut ditujukan agar membantu para peserta YES Academy dalam memaknai pentas dan peran yang mereka jalani.Â
"Jadi pada kelas ini, kami fokus pada interpretasi lagu yang sangat berkaitan dengan teks. Jadi bagian besar dari latihan ini terkait dengan fasilitas mereka terhadap bahasa. Bahasa mereka. Bahasa Inggris. Dan interpretasi teks," ucap Thoresen.
Kelas Hip Hop
Bila tak tertarik Broadway, ada pula jenis latihan lain yang disediakan YES Academy seperti hip hop. Pesertanya bahkan ada yang berasal dari komunitas hip hop Aceh.Â
Seorang peserta bernama Dekdi yang berkarier di genre musik hip hop mengaku bergabung karena ingin belajar lebih banyak. Ia pun menjelaskan di Aceh komunitas hip hop semakin diterima.Â
"Sudah ada komunias hiphop. Sudah maju. Konser hip hop yang besar itu setiap setahun sekali sekalian ulang tahun komunitas kami HNS. Hip Hop mulai diterima, masih bisa hidup seperti di tempat-tempat yang lain," ujar Dekdi.Â
Wanita pun juga bisa ikut kelas hip hop di YES Academy.Â
Instruktur di kelas hip hop, Richie Steighner, mengaku tertarik dengan warna musik hip hop di Indonesia. Ia menyebut hip hop di tiap negara, baik itu di K-Pop, maupun di I-Pop, memiliki teknik sendiri, bahkan punya "flow" berbeda dalam menyanyikan lirik.Â
"Indonesia memiliki komunitas yang luar biasa, dengan vibrant vibe, kultur, serta momentumnya," ujarnya.
Advertisement