Liputan6.com, Seoul - Pemerintah Korea Selatan (Korsel) mengeluarkan wacana untuk mencabut kebijakan wajib masker di luar ruangan. Kebijakan itu diperkirakan diambil pada awal Mei 2022.
Dilansir Yonhap, Jumat (29/4/2022), Perdana Menteri Kim Boo-kyum diperkirakan segera mengumumkan kebijakan tersebut karena melihat tren penurunan kasus-kasus COVID-19.
Advertisement
Baca Juga
"Bahkan setelah pembatasan-pembatasan di perkumpulan privat dan jam bisnis telah dicabut sepenuhnya, tren menurun terus berlanjut di kasus-kasus COVID-19, sementara tingkat kasus kritis dan fatal masih stabil," ujar seorang pejabat pemerintah.
Para pakar di Korsel pun disebut meyakini bahwa mencabut aturan luar ruangan adalah hal memungkinkan. Risiko transmisi di luar ruangan juga lebih rendah dari dalam ruangan.
Sebelumnya, kepala tim transisi Presiden terpilih Yoon Suk-yeol menyebut pemerintah akan mempertimbangkan untuk mencabut mandat masker luar ruangan pada akhir Mei.
Pakar kesehatan Korea Selatan menilai bahwa penundaan pencabutan mandat masker tidaklah diperlukan karena melihat tren kasus menurun. Korea Selatan baru-baru ini juga telah mencabut pembatasan-pembatasan social distancing, kecuali aturan wajib masker.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, kasus harian pada 28 April 2022 mencapai 57 ribu. Rata-rata kasus pada pekan ini adalah 67 ribu kasus per hari.
Pada 25 April lalu, kasus sempat turun drastis ke 34 ribu kasus per hari, kemudian tembus jadi 80 ribu kasus pada sehari selanjutnya.
Mayoritas kasus kematian adalah lansia berusia 70 tahun ke atas, yakni 81 persen dari total kematian.
Seoul sudah tak lagi menjadi episentrum kasus. 40 persen kasus berasal dari luar Seoul, Incheon, dan Provinsi Gyeonggi.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Mudik Lebaran 2022, Epidemiolog: Situasi Masih Pandemi, Waspada COVID-19
Beralih ke dalam negeri, epidemiolog Griffith University Australia, Dicky Budiman meminta pemudik untuk untuk memperhatikan status imunitas anggota keluarga pada saat mengikuti kegiatan mudik Lebaran 2022. Ia juga mengingatkan bahwa situasi saat ini masih pandemi itu artinya masih ada risiko penularan COVID-19.
“Tips untuk perjalanan yang aman dan sehat selama pandemi pertama sekali sebetulnya prinsipnya adalah memahami bahwa situasi masih pandemi statusnya,” kata Dicky mengutip Antara.
Dicky menuturkan pada kegiatan mudik, setiap orang di dalam keluarga dituntut untuk selalu waspada terhadap penularan COVID-19. Ketika keluarga akan mudik, keamanan perjalanan menjadi hal utama yang paling penting untuk diperhatikan guna meminimalisisai risiko terinfeksi atau malah menularkan virus.
Maka dari itu, setiap pemudik diharapkan sudah mendapatkan dua dosis vaksin atau bahkan booster. Pastikan orang-orang yang ikut dalam satu kendaraan atau perjalanan bersama memiliki status imunitas yang sama.
Lalu, bila salah satu anggota keluarga yang akan mudik memperlihatkan gejala kurang enak badan. Diantaranya seperti gejala seperti batuk, pilek, demam, Dicky menyarankan pemudik untuk tidak memaksakan diri berpergian dan menunda perjalanan.
“Pastikan juga bahwa kita tidak ada kontak dengan orang yang positif. Pastikan status dari tiga hal itu bisa tercermin di status PeduliLindungi kita kalau tidak perlu ada surat untuk mempermudah perjalanan, sehingga masalah administrasi bisa terpenuhi,” kata Dicky.
Bagi pemudik yang pergi membawa lansia dengan komorbid, pastikan bahwa baik diabetes atau hipertensi yang diderita dalam kondisi yang baik.
Begitu pula dengan ibu hamil, harus melakukan pemeriksaan dan telah mengunjungi bidan sebelumnya guna memastikan tidak akan menimbulkan hal-hal buruk di jalan.
Advertisement
Kewaspadaan Diimbangi Patuh Prokes
Dicky mengingatkan kewaspadaan di atas harus diimbangi dengan kepatuhan protokol kesehatan. Memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak di setiap tempat yang dikunjungi seperti toilet.
“Ini juga harus disertai perilaku dalam masa perjalanan yang lama dalam ruang tertutup kita harus pastikan bila lama di toilet, kalau terpaksa saat transit cari toilet yang bagus. Cari tempat tempat yg tidak banyak kerumunan. 5M itu penting,” ujar dia.
Dicky menyarankan pemerintah untuk benar-benar teliti memastikan setiap transportasi pemudik memiliki sirkulasi udara yang baik dan tidak hanya memeriksa imunitas pemudik saja, tetapi semua petugas yang ada di lapangan.
Dicky juga menyarankan agar setiap petugas tidak menyebabkan terjadinya penumpukan atau antrean panjang saat memeriksa kendaraan. Termasuk mengatur penggunaan toilet yang setidaknya dapat digunakan masing-masing pemudik paling lama 30 menit.
“Di daerah, ini penting untuk pengadaan pemantauan kesehatan pemudik. Bukan hanya masalah status vaksinasinya, harus dibantu kalau baru dua dosis sediakan posko vaksin atau pelayanan kesehatan harus ada kesiapannya di banyak tempat,” kata dia.
85 Juta Pemudik
Tak mudik selama dua tahun membuat tahun ini diprediksi tumpah ruah orang yang mudik. Presiden Joko Widodo atau Jokowi memprediksi sebanyak 85 juta masyarakat akan mudik pada Lebaran 2022. Adapun 14 juta pemudik diantaranya diperkirakan dari Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek).
"Perlu juga saya sampaikan bahwa jumlah pemudik tahun ini diperkirakan sebanyak 85 juta orang. Pemudik dari Jabodetabek diperkirakan sekitar 14 juta orang," ujar Jokowi dalam konferensi pers, Rabu, 6 April 2022.
Sekitar 47 persen masyarakat yang mudik akan pulang ke kampung halaman dengan menggunakan kendaraan pribadi. Jokowi pun mengingatkan masyarakat untuk segera vaksin booster.
"Perlu tetap saya tegaskan bahwa pandemi belum sepenuhnya selesai, kita semua harus selalu waspada bersegeralah melengkapi dengan vaksin booster," kata Jokowi.
Ia juga menyampaikan bahwa pemerintah akan bekerja keras untuk memberikan pelayanan yang maksimal agar para pemudik bisa menjalankan perjalanan dengan aman dan nyaman. Sehingga selamat sampai tujuan.
Advertisement