Sukses

2 Mei 1945: Jerman Menyerah pada Sekutu di Italia, Berlin Bertekuk Lutut pada Soviet

Pada tanggal 2 Mei 1945, sekitar 1 juta tentara Jerman meletakkan senjata mereka sebagai syarat penyerahan tanpa syarat Jerman, ditandatangani di Caserta pada tanggal 29 April, mulai berlaku.

Liputan6.com, Berlin - Pada tanggal 2 Mei 1945, sekitar 1 juta tentara Jerman meletakkan senjata mereka sebagai syarat penyerahan tanpa syarat kepada Sekutu. Kesepakatan untuk menyerah yang sebelumnya ditandatangani di Caserta pada tanggal 29 April, mulai berlaku.

Awal hari yang sama, Marsekal Uni Soviet Georgi K. Zhukov menerima penyerahan ibukota Jerman, Berlin. Tentara Merah menahan 134.000 tentara Jerman, demikian seperti dikutip dari History, Senin (2/5/2022).

Bendera Palu Arit Jadi Simbol Kekalahan Jerman di Berlin

Tentara Uni Soviet berhasil menduduki Ibukota Jerman, Berlin. Pendudukan tersebut ditandai dengan pertempuran sengit nan hebat selama 12 hari --antara Tentara Merah (sebutan pasukan Uni Soviet) dengan tentara Wehrmacht Nazi Jerman-- demi memperebutkan Berlin.

Tanggal 2 Mei 1945 juga dipilih oleh Uni Soviet sebagai tanda keberhasilan negara komunis itu merebut ibukota dan mengalahkan Jerman pada Perang Dunia II. Alasan tanggal itu dipilih karena beredar sebuah foto epik yang dijadikan simbol propaganda Tentara Merah sebagai tanda kemenangan Moskow terhadap Berlin.

Raising a flag over the Reichstag merupakan judul foto yang diabadikan oleh Yvegeny Khaldei, seorang fotografer perang untuk Tentara Merah pada The Great Patriotic War --istilah propaganda yang digunakan Uni Soviet untuk menyebut Perang Dunia II.

Foto epik itu menggambarkan dua prajurit Uni Soviet, mengibarkan bendera merah palu arit di pucuk Gedung Reichstag (Gedung Parlemen pada masa Kekaisaran Jerman, kini jadi ikon kota Berlin).

Kekuatan foto itu bagi propaganda perang Uni Soviet setara dengan foto Raising the flag on Iwo Jima oleh Joe Rosenthal versi tentara Amerika Serikat pada teater Pasifik saat Perang Dunia II melawan Kekaisaran Jepang.

Kedua foto itu jadi ikon nasional serta patriotisme kedua negara untuk mengingat aksi keterlibatan pada Perang Dunia II.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 3 halaman

Pendudukan Berlin

Pendudukan Berlin dan pengibaran bendera Uni Soviet di Reichstag berawal pada April 1945. Pada bulan itu, Tentara Merah telah mendekat ke Berlin, sejak merebut Kota Krakow, Warsawa, dan Poznan di Polandia pada awal tahun 1945.

Tentara Merah melakukan manuver pergerakan dengan kecepatan 30 hingga 40 km dengan satu tujuan utama, Kota Berlin.

Pada tanggal 20 April 1945, tentara Uni Soviet telah masuk di dalam wilayah Berlin. Pertempuran berdarah itu terjadi di setiap sudut kota, di dalam gedung, di selokan, dan saluran terowongan bawah tanah Berlin.

Salah satu pertempuran sengit terjadi di Gedung Reichstag. Tentara Merah berhasrat untuk menduduki gedung tersebut yang dianggap sebagai simbol fasis Nazi Jerman.

Uniknya, bagi Nazi Jerman, gedung parlemen itu justru dianggap sebagai simbolisasi demokrasi, berbanding terbalik dengan nilai-nilai yang dianut oleh rezim Adolf Hitler.

Pada tanggal 2 Mei 1945, pasukan Wehrmacht Nazi Jerman benar-benar dalam kondisi kritis.

Akhirnya, setelah 12 hari pertempuran Jenderal Helmuth Weidling dari Korps Panzer 56 yang bertugas mempertahankan Berlin, menyerah kepada Marshal (setara Jenderal) Georgi Zhukov. Sekitar 134.000 tentara Nazi Jerman melucuti senjatanya kepada Tentara Merah.

Termasuk para tentara Nazi Jerman yang berada di Gedung Reichstag pun ikut mengibarkan bendera putih.

 

3 dari 3 halaman

Gedung Reichstag Diduduki

Setelah Gedung Reichstag berhasil diduki, momen itu digunakan Tentara Merah untuk mengibarkan bendera Uni Soviet dipucuk tertinggi gedung.

Pengibaran bendera menuai perdebatan dari segi historis dan politik. Pemerintah Uni Soviet menjelaskan bahwa pengibaran dilakukan oleh dua tentara pilihan, Meliton Kantaria dan Mikhail Yegorov.

Sementara itu, versi Yvegeny Khaldei --sang fotografer-- menjelaskan bahwa ia hanya memilih secara acak prajurit yang kebetulan berada di tempat untuk melakukan skenario pemotretan pengibaran bendera. Prajurit itu antara lain, Alexei Kovalyov, Abdulkhakim Ismailov, dan Leonid Gorychev.

Terlepas dari fakta yang sesungguhnya, foto historis itu dikenal memberikan efek propaganda yang sangat kuat bagi Uni Soviet dan Tentara Merah.

Video Terkini