Liputan6.com, Tel Aviv - Satu keluarga asal Amerika menyebabkan kehebohan di bandara internasional utama Israel minggu lalu, setelah memberikan selongsong bom yang belum meledak sebagai suvenir di pemeriksaan keamanan.
Penumpang di Bandara Ben Gurion di Tel Aviv mengalami ketakutan pada Kamis 28 April 2022 lalu, ketika satu keluarga asal AS dengan santai menunjukkan sebuah ordonansi yang tidak meledak di pemeriksaan keamanan.
Baca Juga
Seorang anggota keluarga, yang namanya belum diungkapkan, dilaporkan telah mengambil bahan peledak sebagai suvenir dalam kunjungan ke Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel, dan memutuskan bahwa akan lebih baik untuk membawanya pulang ke Amerika Serikat sebagai sebuah suvenir.
Advertisement
Menurut saksi mata, seperti dikutip dari Oddity Central, Rabu (4/5/2022), pria itu hanya mengeluarkannya dari ranselnya dan menunjukkannya kepada staf keamanan, menanyakan apakah itu bisa dimasukkan ke dalam koper.
Terkejut dengan "suvenir" yang tidak terduga, seorang petugas keamanan memerintahkan agar lokasi sekitar cangkang bom jadul itu untuk dikosongkan, tetapi penumpang lain salah mendengar perintah itu dan mulai meneriakkan "penembakan teroris".
Alhasil kepanikan terjadi hampir seketika, dan rekaman video dari bandara menunjukkan orang-orang berteriak dan melarikan diri dari area check-in atau berbaring di lantai menunggu bahaya berlalu.
"Saya berada di bandara menunggu satu jam dalam antrean sampai saya tiba di konter check-in, dan tiba-tiba pada radius lima meter (16 kaki) orang mulai melarikan diri dan meninggalkan barang bawaan," kata seorang pemuda kepada YNet.
"Ketakutannya adalah seseorang menembakkan peluru, saya mengerti bahwa saya juga harus melarikan diri, jadi saya berlari menuju check-in, saya tersandung pada ban berjalan … dan terlempar sejauh enam meter.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Sempat Ditahan dan Akhirnya Dibebaskan
Cangkang bom yang tidak meledak diyakini berasal dari perang Israel-Suriah tahun 1967.
Dataran Tinggi Golan dihantam oleh bom berat dan artileri selama Six-Day War (Perang Enam Hari), dan persenjataan yang belum meledak selama beberapa dekade masih ditemukan secara berkala.
Adapun keluarga AS itu akhirnya ditahan untuk interogasi cepat, dan begitu pejabat memutuskan bahwa mereka bukan ancaman, mereka diizinkan naik pesawat kembali pulang ke kampung halaman.
Advertisement
Bapak Segala Bom Ini Jadi Senjata Rusia Serang Ukraina, Bisa Hancurkan Gedung
Rusia dituduh menggunakan bom termobarik dalam perang melawan Ukraina. Bom tersebut dijuluki Bapak Segala Bom atau bom vakum.
Bagaimana cara kerjanya? Menurut laporan BBC, Rabu (2/3/2022), bom vakum itu memiliki peledak udara yang berisi fuel container dengan dua peledak terpisah.
Ini bisa diluncurkan sebagai roket atau bom. Ledakan pertama bisa memicu asap yang besar dalam skala luas.
Setelahnya, muncul ledakan kedua yang bisa meledakan asap-asal tersebut. Alhasil, kerusakan lebih dahsyat terjadi akibat munculnya bola api besar. Itulah mengapa bom itu sangat berbahaya bila Rusia memakainya.
Penggunaan bom ini diungkap beberapa pihak termasuk Amnesty International dan Human Rights Watch. Amnesty International menuding senjata tersebut digunakan Rusia untuk menyerang preschool di Ukraina Timur Laut, tempat masyarakat sipil.
Sederet Bom Pesawat Tempur Karya Anak Bangsa
Sementara itu, salah satu holding BUMN industri Pertahanan PT DAHANA (Persero) sedang fokus pada pengembangan produk energetic material (bahan peledak/bom/propelan) untuk seluruh matra pertahanan, yakni bom unggulannya adalah Bom P Series untuk pesawat tempur Indonesia.
Bom P Series besutan PT DAHANA (Persero) ini diproduksi untuk dapat digunakan pesawat standar Rusia. Dengan bahan peledak TNT, Bom P Series yang terdiri dari Bom P-100L, P-250L, dan P-500L memiliki kemampuan ledak dengan efek pecahan yang dapat menghancurkan bangunan, pondasi bunker, serta benda bergerak di area yang luas.
Direktur Teknologi & Pengembangan PT DAHANA (Persero) Wildan Widarman, menjelaskan, Bom P Series masuk ke dalam kategori bom High Drags General Purpose (HDGP), yang terbagi menjadi empat bagian utama seperti, Noze Fuse Bom Assembly, Suspension Lugs Bom, Body Bom Assembly, dan Tail Bom Assembly.
Sementara itu, kapasitas produksi masing-masing bom berkisar di 3000 pcs/tahun Bom P-100L, 2000 pcs/tahun Bom P-250L, serta 1000 pcs/tahun Bom P-500L.
“Ketiga Bom P Series ini memiliki tipe fuze bom yang sama, yaitu AVU-ETM/AVU-ETMA,” kata Wildan Widarman, Selasa (8/6/2021).
Menurutnya dengan pembentukan Holding BUMN Industri Pertahanan, memudahkan para pemangku kebijakan untuk mensinergikan permintaan seluruh matra, termasuk permintaan akan berbagai jenis bahan peledak dan bom.
Di mana letak produksi yang dekat dengan lokasi pengguna akhir juga memudahkan dalam pengiriman dan perawatan produk-produk Alpalhankam Industri Pertahanan.
Advertisement