Sukses

AS Akan Kerahkan Tentara Wanita di Garis Depan Pertempuran

Menhan AS mengeluarkan kebijakan terobosan. Membolehkan perempuan bertempur di garis depan.

Tak hanya laki-laki yang ada di garis depan pertempuran. Tapi juga tentara perempuan. Amerika Serikat mengubah kebijakannya dengan membuka unit-unit tempurnya untuk kaum hawa.

Ini menyusul keputusan penting yang dikeluarkan Menteri Pertahanan AS, Leon Panetta. Langkah terobosan ini akan membuka ratusan ribu lapangan kerja bagi perempuan di garis depan. Bahkan bisa bergabung dalam satuan elit.

"Kami akan menghilangkan kebijakan, 'yang melarang perempuan ditugaskan dalam unit di sebuah pertempuran langsung'," kata salah satu pejabat senior pertahanan AS, seperti dimuat CNN, Kamis (24/1/2013).

Namun, itu bukan berarti semua posisi otomatis dibuka untuk para tentara perempuan. "Saat kebijakan resmi diubah, Kemenhan akan memasuki apa yang disebut "fase penilaian", " kata pejabat itu.

Angkatan Darat dan Angkatan Laut, khususnya, akan mensyaratkan standar fisik ketat, netral untuk semua gender, di unit tempurnya. Setiap 90 hari, para pemimpin kesatuan harus melaporkan kemajuan anggotanya.

Sementara, seperti dimuat Guardian, pemimpin militer akan melapor ke Pentagon pada 15 Mei soal bagaimana mengintegrasikan perempuan ke pertempuran.

Keputusan Panetta dielu-elukan sebagai "langkah bersejarah" oleh salah satu senator. Pasalnya, membuka 230.000 pekerjaan untuk personel militer wanita.

Pentagon sebelumnya membuka sekitar 14.500 posisi untuk perempuan pada Februari 2012, namun kaum hawa masih dilarang bertugas di bagian infanteri, di unit tanki, dan dalam satuan komando.

Perempuan, meski dilarang bertempur, telah banyak terlibat dalam perang di Irak dan Afghanistan selama 12 tahun terakhir. Sebagai pilot, polisi militer, petugas intelijen, dan peran lain yang bukan di garis depan.

Kendati demikian, kebijakan ini bukan tanpa risiko. Sekitar 130 wanita tewas dan 800 lainnya terluka dalam peperangan di Irak dan Afghanistan dalam kurun waktu itu. (Ein)