Sukses

Cinta Mati, Pria di Thailand Simpan Jenazah Istri Selama 21 Tahun

Sejak kematian istrinya pada tahun 2001, pensiunan perwira militer bernama Chan Chanwatcharakarn telah menyimpan jenazahnya di rumah mereka di distrik Ben Khen.

Liputan6.com, Bangkok - Seorang pria berusia 72 tahun dari Bangkok di Thailand akhirnya mengkremasi tubuh istrinya setelah menyimpannya di dalam peti mati di dalam rumahnya selama hampir 21 tahun.

Sejak kematian istrinya pada tahun 2001, pensiunan perwira militer bernama Chan Chanwatcharakarn telah menyimpan jenazahnya di rumah mereka di distrik Ben Khen, demikian dikutip dari laman Wionews, Senin (9/5/2022).

Menurut sebuah laporan di Strait Times, Chanwatcharakarn khawatir dia akan mati jika mengadakan pemakaman untuk istrinya.

Sebagai hasilnya, dia memutuskan untuk mengkremasi barang-barang miliknya dengan bantuan sebuah yayasan.

Yayasan membantunya dalam mengatur kremasi dan pemakaman.

Menurut laporan tersebut, istrinya meninggal karena aneurisma otak setelah mengalami tekanan darah tinggi dan tubuhnya dibawa ke Wat Chonpratarn Rangsarit di Nonthaburi, Thailand untuk menjalani ritual Buddhis.

Namun, dia tidak mengkremasi jenazah istrinya dan menyimpannya di peti mati.

Pria berusia 72 tahun itu biasa berbicara secara teratur dengan peti mati istrinya dan menjaga agar peti mati benar-benar bersih.

Yayasan Petchkasem Krungthep, yang membantu Chen dalam menyelesaikan upacara terakhir istrinya, mengatakan bahwa rumahnya seperti 'fasilitas penyimpanan' dengan air mengalir tetapi tidak ada listrik.

Mereka juga mengatakan bahwa tubuh wanita itu ditemukan dalam 'kondisi kering' di dalam peti mati yang terawat baik di rumah.

Setelah kremasi, abu terakhir disimpan dalam sebuah guci yang menurut Chen akan disimpannya sendiri sampai dia mati.

Yayasan sedang merawat Chen sekarang dengan sukarelawan memberinya makanan dan minuman kepada pria berusia 72 tahun itu, setelah membantunya mengkremasi mendiang istrinya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Pasutri Ini Simpan Jasad Sang Anak Hingga 2 Bulan

Kasus semacam ini sebelumnya juga pernah terjadi di Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah. Kejadian tersebut cukup mengejutkan berbagai pihak.

Seorang siswi SMP di Pemalang berinisial SAR, berusia 14 tahun, tiba-tiba menghilang begitu saja dari lingkungan tempat tinggal rumahnya. Dikutip dari kanal YouTube Liputan 6 SCTV, siswi itu tak pernah masuk sekolah selama lebih dari 2,5 bulan.

Para warga dan pihak sekolah yang selama ini mengenal SAR pun mulai curiga. Mereka menanyakan keberadaan gadis itu kepada kedua orangtuanya. Namun setiap kali ditanya, orangtua SAR selalu menolak untuk memberi jawaban.

Baru-baru ini, misteri menghilangnya siswi tersebut terungkap. Saat seorang petugas Kecamatan Moga, Pemalang mendatangi rumah keluarga tersebut, sang petugas terkejut saat menemukan siswi itu telah terbujur kaku menyerupai mumi di tempat tidur.

3 dari 4 halaman

Berharap Hidup Kembali

Sebelum ditemukan meninggal dunia, jasad SAR telah disimpan kedua orang tuanya di rumah selama 2,5 bulan. Mereka menempatkannya pada kamar sang anak. Selama itu pula mereka melakukan sebuah ritual. Melalui ritual itu mereka percaya bahwa anak semata wayang mereka bisa hidup kembali.

Menurut pemeriksaan polisi, SAR meninggal dunia karena penyakit TBC yang dideritanya.

"Kalau masalah kematian berdasarkan pemeriksaan tim medis dia mengalami sakit TBC," kata AKP Dibyo Suryanto, Kapolsek Moga dikutip dari YouTube Liputan 6 SCTV.

Ternyata, perbuatan menyimpan jenazah bukan hal yang pertama kali dilakukan oleh pasangan suami istri tersebut. Sebelumnya mereka menyimpan jasad anggota keluarga mereka sehingga menimbulkan bau busuk dan menuai protes dari warga sekitar.

"Kedua orang tua korban mengikuti salah satu aliran yang beranggapan bahwa anaknya itu belum meninggal. Beberapa kali menurut informasi orangtuanya menggantikan baju dengan celana. Tapi kemudian ada warga yang melaporkan dan kemudian kita bertindak," kata Umroni, Camat Moga.

4 dari 4 halaman

Orang Masih Hidup Dibawa Pakai Kantong Mayat Viral di China

Sementara itu sebuah kasus meresahkan terjadi di Shanghai, China, ketika petugas kesehatan salah membawa orang ke rumah pemakaman karena dikira pasien COVID-19 yang meninggal. Tubuh pasien itu sudah masuk ke kantong mayat. 

Kasus itu ternyata terekam video dan menjadi viral di media sosial. "Jasad" itu terlihat masih bergerak dan ternyata masih hidup. Otoritas China lantas mencopot sejumlah pejabat distrik yang dianggap berperan atas kelalaian tersebut. 

Berdasarkan laporan Global Times, ada lima pejabat yang terkena hukuman, termasuk di biro urusan sipil China di Distrik Putuo tempat insiden itu terjadi.

Zhang Jiandong, kepala biro urusan sipil di divisi tersebut akan diinvestigasi. Deputinya dicopot dari jabatannya. Kepala seksi perawatan lansia di distrik Putuo juga bernasib sama.

Kepala pengembangan karier sosial di Kota Changzheng yang berlokasi di Putuo juga harus melepas jabatannya.

Satu orang lagi yang terkena hukuman adalah Ge Fang. Ia merupakan pemimpin dari rumah perawat yang menjadi tempat tinggal pasien yang dikira meninggal itu. Ge Fang dipecat dari posisinya.

Seorang dokter juga dicabut izinnya karena hal ini. Dokter itu pun ikut diinvestigasi.

Pasien yang dikira meninggal itu sudah ditransfer ke rumah sakit dan kondisinya stabil.

Shanghai memang sedang diterjang gelombang baru COVID-19. Pemerintah menerapkan aturan lockdown yang ketat di Shanghai sehingga mobilitas rakyat terganggu. Beruntung ada orang yang sempat merekam kasus salah kirim pasien tersebut.