Sukses

Laos Kembali Terima Turis dan Pengunjung Asing Usai 2 Tahun Ditutup Akibat COVID-19

Pemerintah Laos kembali menerima turis dan pengunjung asing.

Liputan6.com, Jakarta - Laos dibuka kembali untuk turis dan pengunjung lainnya pada Senin (9 Mei), lebih dari dua tahun setelah memberlakukan pembatasan ketat untuk memerangi COVID-19.

Thipphakone Chanthavongsa, kepala badan pemerintah untuk mengendalikan COVID-19, pada hari Sabtu mengumumkan tanggal pembukaan kembali, yang terakhir dalam rencana tiga fase, kantor berita negara KPL melaporkan. Dia mengatakan sertifikat vaksinasi atau tes virus masih akan diperlukan untuk warga negara Laos dan orang asing yang memasuki negara itu. Demikian seperti dikutip dari laman Channel News Asia, Senin (9/5/2022). 

Pelancong berusia 12 tahun atau lebih tanpa sertifikat vaksinasi harus dapat menunjukkan tes antigen cepat negatif yang diambil dalam waktu 48 jam sebelum keberangkatan ke Laos.

Sebagai bagian dari pelonggaran pembatasan, tempat hiburan termasuk tempat karaoke akan dapat dibuka kembali, tetapi harus mematuhi peraturan pengendalian COVID-19. Semua perlintasan perbatasan dibuka kembali.

Negara ini menjadi tuan rumah dengan rekor 4,79 juta pengunjung asing pada 2019 sebelum pandemi dimulai. Jumlahnya turun menjadi 886.400 pada tahun 2020, tahun terakhir di mana statistik tersedia.

Situs web surat kabar Vientiane Times yang dikendalikan negara mengutip Wakil Menteri Kesehatan Snong Thongsna yang mengatakan keputusan untuk membuka kembali negara itu didasarkan pada penurunan jumlah kasus COVID-19 di Laos dan di seluruh dunia.

Ia menambahkan bahwa jumlah rata-rata infeksi baru yang dilaporkan setiap hari telah menurun dari hampir 2.000 pada Februari dan Maret menjadi kurang dari 200 sekarang.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Kasus COVID-19 di Laos

Laos, dengan perkiraan 7,7 juta orang, adalah salah satu negara termiskin di Asia. Ada 208.535 kasus virus corona yang dikonfirmasi, termasuk 749 kematian, sejak pandemi dimulai, menurut kementerian kesehatan.

Peneliti Temukan Kerabat Dekat Virus Corona COVID-19 di Laos, Berasal dari Kelelawar

Sebuah tim ilmuwan dari Prancis dan Laos telah menemukan apa yang mereka yakini sebagai kerabat terdekat SARS-CoV-2, virus corona yang menyebabkan COVID-19.

Virus itu memiliki lebih banyak kesamaan dengan COVID-19 daripada virus lain yang diketahui, setidaknya sejauh ini menurut para ilmuwan dalam jurnal ilmiah mereka yang rilis baru-baru ini, seperti dikutip dari Mashable, Sabtu (25/9/2021).

Tiga virus baru - yang oleh para ilmuwan diberi nama BANAL-52, BANAL-103, dan BANAL-236 - ditemukan pada kelelawar tapal kuda yang hidup di gua-gua di Laos utara.

Dan masing-masing dari mereka memiliki kesamaan identik hingga lebih dari 95 persen dengan SARS-CoV-2 penyebab COVID-19.

Susunan genetik virus ini menunjukkan asal-usul alami, yang bertentangan dengan teori yang berpendapat COVID-19 diproduksi di laboratorium.

Hasil penelitian, yang masih menjalani peer review, menunjukkan bahwa ikatan reseptor virus hampir identik dengan SARS-CoV-2. Ini berarti bahwa ia juga dapat menginfeksi manusia.

Pada permukaan setiap sel manusia adalah reseptor yang disebut ACE2. Temuan menunjukkan bahwa BANAL-52, BANAL-103, dan BANAL-236 masing-masing memiliki kemampuan untuk menempel pada reseptor ini, memasuki sel dan menginfeksi inang.

3 dari 4 halaman

Berasal dari Kelelawar

Ahli virologi Marc Eloit dan rekan-rekannya dari Institut Pasteur di Paris melihat sampel air liur, kotoran, dan urin yang diambil dari 645 kelelawar.

Mereka menjangkau 45 spesies yang berbeda, ditangkap di empat lokasi berbeda: distrik Fueng dan Meth, provinsi Vientiane, serta distrik Namor dan Xay, provinsi Oudomxay.

"Virus-virus ini mungkin telah berkontribusi pada asal SARS-CoV-2 dan secara intrinsik dapat menimbulkan risiko penularan langsung di masa depan ke manusia," kata Eloit.

Penemuan baru ini mengalahkan coronavirus lain (RaTG13) yang ditemukan pada kelelawar di provinsi Yunnan China, yang kemudian dianggap sebagai kerabat terdekat yang diketahui dengan SARS-CoV-2.

Ketika pertama kali diambil sampelnya, virus RaTG13 memiliki kemiripan 96,1 persen dengan COVID-19. BANAL-52, di sisi lain, adalah 96,8 persen identik, membuatnya lebih dekat dengan COVID-19.

4 dari 4 halaman

Kasus Melonjak dari Penjara

Sebelumnya, provinsi Savannakhet di Laos Selatan mengalami lonjakan kasus COVID-19 dengan lebih dari 100 kasus yang ditularkan secara lokal. Dilaporkan dalam beberapa hari terakhir, sebagian besar kasus terjadi di antara para tahanan penjara.

Para tahanan diyakini telah tertular virus COVID-19 dari seorang pejabat yang bekerja di penjara, kata Lingthong Sengtavan, wakil gubernur provinsi dan kepala satuan tugas provinsi untuk pencegahan dan pengendalian COVID-19.

Otoritas provinsi telah mendirikan pusat karantina untuk para tahanan, sementara mereka yang tidak terpapar COVID-19 telah dipindahkan ke lokasi lain, dikutip dari laman Xinhua, Selasa (24/8/2021).

Staf penjara harus mematuhi langkah-langkah yang diberlakukan oleh gugus tugas COVID-19 untuk mencegah penyebaran virus lebih lanjut, kata Lingthong.