Liputan6.com, Toronto - Setelah lebih dari dua tahun berstatus darurat COVID-19, kini kota terbesar di Kanada, Toronto secara resmi mengakhirinya pada Senin 9 Mei 2022.
Wali Kota Toronto John Tory membuat pernyataan resmi tentang pencabutan status darurat kota itu, yang pertama kali diumumkan pada 23 Maret 2020 sebagai respons terhadap pandemi COVID-19, menurut rilis berita yang dikeluarkan oleh pemerintah kota.
Baca Juga
"Meski Kota Toronto tidak lagi menerapkan status darurat sebagai respons terhadap COVID-19, pekerjaan kita untuk membantu masyarakat mendapatkan vaksinasi dan memimpin pemulihan ekonomi terus berlanjut," ujar Tory.
Advertisement
Vaksinasi masih menjadi satu-satunya cara terbaik untuk melindungi dari penyakit serius dan rawat inap akibat COVID-19.
Toronto, rumah bagi lebih dari 2,9 juta penduduk, melaporkan 312.996 kasus terkonfirmasi Virus Corona dan 4.234 kematian terkait, serta lebih dari 7 juta dosis vaksin COVID-19 telah didistribusikan di kota itu, menurut data terkini yang diperbarui pada 6 Mei 2022 di laman situs pemerintah kota.Â
Â
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
70 Tahun Hubungan Diplomatik Indonesia-Kanada
Indonesia dan Kanada telah lama menjalin hubungan baik. Kedua negara telah berbagi nilai-nilai demokrasi, pluralisme, dan pentingnya menjunjung hukum internasional.
"Tahun ini, kita merayakan 70 tahun hubungan diplomatik. Untuk merayakan ini kemitraan yang kuat, hari ini kami meluncurkan Prangko Peringatan 70 Tahun Hubungan Diplomatik Indonesia-Kanada," ujar Menlu Retno dalam Press Briefing Pertemuan Bilateral Menlu RI-Menlu Kanada secara virtual, Senin (11/4/2022).
"Saya juga senang kami berdua baru saja menandatangani Indonesia-Canada Plan of Action (Rencana Aksi Indonesia-Kanada) untuk periode 2022 – 2025, panduan tentang bagaimana kita akan menavigasi kerja sama dalam 4 tahun ke depan," ungkap Menlu Retno.
Dalam pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri Kanada Mélanie Joly, Menlu Retno mengatakan terlah mengangkat beberapa isu hubungan bilateral dan masalah internasional yang menjadi perhatian bersama.
"Pada hubungan bilateral, saya memfokuskan pembahasan pada kerjasama ekonomi. Kami menyambut baik peningkatan perdagangan bilateral bahkan di tengah pandemi. Perdagangan Indonesia-Kanada meningkat hampir 30% pada tahun 2021 dan mencapai USD3,12 miliar," papar Menlu Retno.
Untuk lebih memperkuat perdagangan bilateral, Kanada dan Indonesia diketahui telah memulai putaran pertama negosiasi Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) atau Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif bulan lalu.
"Kami sepakat untuk mengintensifkan negosiasi yang akan diselesaikan dalam kerangka waktu yang jelas," ujar Menlu Retno.
Advertisement
Investasi Kanada di Indonesia
Tahun 2021 angka investasi sedikit meningkat hampir 4%, yang diinvestasikan dalam sejumlah proyek infrastruktur, termasuk pengembangan Jalan Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) dan proyek infrastruktur untuk Pelabuhan Gresik --diharapkan bisa beroperasi tahun depan.
Untuk melanjutkan sinergi ini, dilakukan kerja sama dengan Indonesia Investment Authority (INA) dalam energi terbarukan dan infrastruktur hijau. Pada ekstraksi elemen tanah jarang, kedua negara mendukung prospektif diskusi antara PT. Timah dan Canada Rare Earth Corporation untuk membuat usaha patungan.
Pada transisi energi, Kanada dan Indonesia berkomitmen untuk mempercepat energitransisi menuju kemajuan menuju emisi nol bersih.
"Dalam hal ini, kami sepakat untuk mempromosikan kerja sama dalam transisi ke sumber energi yang lebih bersih, termasuk teknologi sel bahan bakar hidrogen dan pengembangan strategi hidrogen hijau, serta kemitraan potensial antara Carbon Engineering Limited dan PT. Pertamina pada carbon capture, utilization, and storage (CCUS) atau penangkapan, pemanfaatan, dan penyimpanan karbon.
Lawan Perang Pandemi COVID-19 hingga Ukraina
Sejak awal pandemi, Indonesia dan Kanada selalu berhubungan dekat.
"Saya bergabung dengan inisiatif Kanada pada Ministerial Coordination Group on COVID-19 (MCGC) atau Kelompok Koordinasi Kementerian pada COVID-19, antara lain membahas masalah rantai pasok. Saya menghargai dukungan Kanada kepada Indonesia dalam mengatasi pandemi," ujar Menlu Retno.
Bersama dengan Menteri Pembangunan Internasional Kanada, Menlu Retno mengetuai COVAX AMC Engagement Group.
"Kami berbagi pandangan yang sama bahwa kolaborasi dan solidaritas dalam akses yang setara ke vaksin adalah satu-satunya pilihan untuk keluar bersama dari pandemi," tegasnya.
Sementara itu, pada isu-isu regional dan internasional, kedua negara disebutkan telah membahas antara lain tentang situasi di Ukraina dan Kepresidenan G20 Indonesia.
"Yang pasti, kami memiliki keprihatinan yang sama tentang situasi di Ukraina. Kami memiliki pandangan yang sama tentang pentingnya menegakkan prinsip menghormati integritas dan kedaulatan wilayah. Saya menggarisbawahi bahwa prinsip-prinsip itu harus dijunjung tinggi secara konsisten oleh semua negara."
"Saya juga menggarisbawahi seruan Indonesia untuk menghentikan perang sekarang. Ketegangan harus dikurangi dan negosiasi harus diintensifkan. Masing-masing dari kita harus menggunakan pengaruh kita untuk menghentikan perang. Perang hanya membawa penderitaan bagi umat manusia dan bagi kita semua.
Advertisement